Skip to main content

Kunjungi Rumah Dijalan Pandean, Puti Menangis Teringat Kakeknya

SURABAYA (Mediabidik) - Calon Wakil Gubernur Jawa Timur Puti Guntur Soekarno mengunjungi sejumlah tempat bersejarah yang berkaitan dengan kehidupan Presiden pertama Ir Soekarno (Bung Karno) di Surabaya, Senin (22/1).

Mengenakan busana merah bermotif hitam dibalut kerudung merah, Puti berkunjung ke rumah kelahiran Bung Karno di Jalan Pandean, Kelurahan Peneleh. Bung Karno lahir di tempat tersebut pada 6 Juni 1901. 

Dalam sambutan, gaya Puti mengingatkan kakeknya. Puti menyebut, "Dari ufuk timur dimulai." Karena Bung Karno lahir menjelang matahari merekah di ufuk timur, sehingga ia kemudian dikenal dengan sebutan "Putera Sang Fajar".

Ia menegaskan, pemilik rumah dan kampung Pandean harus bangga, karena dari rumah seluas 5x14 meter persegi itulah lahir tokoh besar, yang menjadi pemimpin Republik Indonesia di kemudian hari.

"Saya ditugaskan ke Jawa Timur untuk menjadi Calon Wakil Gubernur, mendampingi Gus Ipul (Saifullah Yusuf). Kami berdua diberikan tugas dan misi untuk ambil bagian menyejahterakan rakyat," kata Puti.

Di sela sambutan, kata-kata mendadak Puti terhenti. Keharuan tidak bisa lagi dibendung pada dirinya. Ia terisak menangis. Semua terdiam melihat.

"Saya serasa pulang kampung. Saya bersyukur bisa datang ke ini, tempat kelahiran kakek saya," katanya terbata-bata, di sela isak tangis.

Warga pun berteriak memberi semangat. "Ayo semangat!" teriak warga. Seketika Puti tergugah. Ia hentikan tangisnya. "Ya, kita harus semangat," kata Puti.

Menurut Puti, menjadi pemimpin adalah amanah yang sangat berat. Kisah Bung Karno menyemangatinya untuk bekerja optimal bagi Jatim. "Inspirasi beliau Insya Allah selalu hadir dalam langkah-langkah kita semua," kata dosen tamu Kokushikan University Jepang, itu.

Usai dari rumah kelahiran sang proklamator, Puti bergeser ke tempat Bung Karno melakoni kehidupan masa remaja di rumah indekos, Jl Peneleh VII, milik tokoh Sarekat Islam, Haji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto. 

Memasuki kawasan tersebut, Puti disambut ratusan ibu-ibu yang menyemangati dengan petikan lagu, "Mbak Puti siapa yang punya, Mbak Puti siapa yang punya, yang punya kita semua."

Menurut Puti, di tempat indekos itulah Bung Karno ditempa dengan tiga spirit sekaligus, yaitu keagamaan, kebangsaan, dan kemanusiaan.

"Nasionalisme Indonesia sejak awal memang dilahirkan dari dimensi keagamaan yang mengatur nilai-nilai kemanusiaan, seperti keadilan sosial, menghargai perbedaan orang lain, dan mengedepankan musyawarah atau dialog," ujar Puti.

Puti menambahkan, di Surabaya-lah, Bung Karno mendapat tempaan pemikiran dan strategi merebut kemerdekaan dengan dibimbing tokoh Islam seperti HOS Tjokroaminoto.

"Di rumah Pak Tjokro, tempat indekos Bung Karno, saya membayangkan beliau berlatih pidato, berdiri, sambil tangannya menunjuk-nunjuk ke arah penjajah," ujarnya.(rofik)

Comments

Popular posts from this blog

Komisi B Minta Pemprov serius sosialisasi dana pinjaman untuk pelaku UMKM

SURABAYA ( Media Bidik) - Jatim sangat apresiasi terhadap Pemprov yang mempunyai program membantu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jatim dengan menggelontorkan dana sebesar 400 Miliar di Bank UMKM guna memberikan bantuan kredit lunak kepada para pelaku UMKM di Jatim. Namun Chusainuddin,S.Sos Anggota Komisi B yang menangani tentang Perekonomian menilai Pemerintah provinsi masih kurang serius memberikan sosialisasi kepada masyarakat terutrama pelaku UMKM yang sebenarnya ada dana pinjaman lunak untuk mereka. " Ketika saya menjalankan Reses di Blitar,Kediri dan Tulungagung , banyak masyarakat sana tak mengetahui ada dana pinjaman lunak di Bank UMKM untuk para pelaku UMKM, karena sebenarnya jika Pemprov serius memberikan sosialisasi sampai ke tingkat desa,maka saya yakin masyarakat sangat senang sekali," ucap pria yang akrab dipanggil Gus Udin tersebut. Apalagi menyambut MEA, seharusnya pelaku UMKM sudah mengerti kalau ada dana pinjaman unt

Tahun Depan, RS BDH Dilengkapi Fasiltas Medician Nuklir

SURABAYA (Mediabidik) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus mematangkan desain dan konsep fasilitas kedokteran nuklir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bhakti Dharma Husada (BDH). Bahkan, pemkot sudah menargetkan tahun 2020 nanti, rumah sakit itu sudah dilengkapi fasilitas tersebut. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan menurut data selama ini, pasien-pasien yang membutuhkan penanganan selalu keluar kota, terutama pasien penyakit kanker. Sebab, di Surabaya hanya ada di RSU Dr Soetomo. Makanya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta Dinkes untuk menyediakan fasilitas kedokteran nuklir ini demi warga Kota Surabaya. "Itu lah mengapa kita buat kedokteran nuklir ini, supaya warga Surabaya tidak perlu keluar kota untuk mendapatkan pelayanan ini," kata kata Feni-sapaan Febria Rachmanita saat jumpa pers di kantor Humas Pemkot Surabaya, Rabu (23/10/2019). Menurut Feni, jumlah pederita penyakit kanker payu darah tahun 2018 mencapai 5.63

40 Saksi Masuk Dalam Daftar Jaksa, Salah Satunya Anak Risma

SURABAYA (Mediabidik) - Sebanyak hampir 40 orang masuk dalam daftar saksi perkara amblesnya jalan Raya Gubeng, Kota Surabaya, Jawa Timur. Salah satu di antaranya ialah putra dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini alias Risma, Fuad Benardi. Jaksa Penuntut Umum tak menyebut dalam kapasitas sebagai apa Fuad insiden Gubeng ambles itu.  Para saksi itu tercantum dalam dua berkas terpisah. Berkas pertama terdiri dari tiga terdakwa dari PT Nusa Konstruksi Enjiniring (NKE) dan berkas kedua juga terdiri dari tiga terdakwa dari pihak pemilik proyek, PT Saputra Karya. "Yang (berkas terdakwa) NKE hampir 40 (saksi)," kata jaksa Rahmat Hari Basuki.  Para saksi itu kebanyakan dari pihak swasta yang digandeng PT Saputra Karya dalam pengerjaan proyek Gubeng Mixed Used Development, gedung pengembangan dari Rumah Sakit Siloam. Ada juga saksi dari pihak Pemerintah Kota Surabaya berkaitan dengan penerbitan Ijin Mendirikan Bangunan atau IMB.  Sayang, Rahmat ogah menyebutkan nama