Skip to main content

Lesbumi Jadi Garda Terdepan Dalam Melestarikan Budaya NU

SURABAYA (Mediabidik) - Puncak acara Hari Lahir (Harlah) Lesbumi ke-55 digelar di Kantor PCNU Surabaya, Senin (27/3) malam. Beragam tampilan kesenian mulai dari hadrah, pencak silat dan kesenian lainya ditampilkan dalam acara yang dihadiri sejumlah kiai dan tokoh muda NU tersebut.

Ustad H Husni Hidayat Lc dari Jepara, Jawa Tengah yang menjadi pembicara dalam kegiatan tersebut menyampaikan, saat ini generasi muda harus benar-benar mengetahui jati dirinya. Itulah kenapa, kata dia, puncak Harlah Lesbumi NU tersebut mengambil tema 'Ngajeni Awak'.

Pengenalan jati diri, kata dia, diperlukan guna menjaga keberadaan tradisi yang selama ini ada. terutama, kata dia, generasi-generasi muda NU harus tahu betul siapa dirinya.

''Kenapa ada NU ku, NU anda, dan NU kita, itu harus benar-benar dipahami. Agar tidak salah arah, makanya tradisi harus benar-benar dijaga,'' kata dia.

Sementara Ketua Lesbumi Surabaya, M Hasyim Asyari mengatakan, saat ini generai muda dihadapkan pada tantanga zaman yang teramat berat. Untuk itu, kata dia, tradisi harus tetap dijaga dan dilestarikan agar tidak tergerus perkembangan zaman.

''Perang kali ini berhadapan dengan tantangan zaman, perkembangan teknologi dan gaya hidup yang sangat berat untuk dihadapi, beda dengan perang zaman dulu yang berhadapan langsung dengan pucuk senjata,'' katanya.

Cak Hasyim, demikian dia biasa disapa menegaskan, Lesbumi menjadi garda terdepan dalam pemeliharaan dan melestarikan budaya-budaya yang berkembang di masyarakat akan selalu
tampil ketika tradisi itu digerus.

''Budaya-budaya NU, budaya-budaya leluhur yang baik dan perlu dilestarikan akan terus menjadi perhatian serius kita ke depan,'' katanya.(pan)



Comments

Popular posts from this blog

Dalih Partisipasi Masyarakat, SMAN 8 Surabaya Wajibkan Siswa Bayar Uang Iuran Rp 1,5 Juta

Mediabidik.com - Berdalih iuran partisipasi masyarakat (PM), SMAN 8 Surabaya wajibkan siswa bayar uang iuran pembangunan sekolah sebesar Rp 1,5 juta. Jika tidak membayar siswa tidak dapat ikut ujian. Hal itu diungkapkan Mujib paman dari Farida Diah Anggraeni siswa kelas X IPS 3 SMAN 8 Jalan Iskandar Muda Surabaya mengatakan, ada ponakan sekolah di SMAN 8 Surabaya diminta bayar uang perbaikan sekolah Rp.1,5 juta. "Kalau gak bayar, tidak dapat ikut ulangan," ujar Mujib, kepada BIDIK. Jumat (3/1/2020). Mujib menambahkan, akhirnya terpaksa ortu nya pinjam uang tetangga 500 ribu, agar anaknya bisa ikut ujian. "Kasihan dia sudah tidak punya ayah, ibunya saudara saya, kerja sebagai pembantu rumah tangga. Tolong dibantu mas, agar uang bisa kembali,"ungkapnya. Perihal adanya penarikan uang iuran untuk pembangunan gedung sekolah, dibenarkan oleh Atika Fadhilah siswa kelas XI saat diwawancarai. "Benar, bilangnya wajib Rp 1,5 juta dan waktu terakh...

Komisi B Minta Pemprov serius sosialisasi dana pinjaman untuk pelaku UMKM

SURABAYA ( Media Bidik) - Jatim sangat apresiasi terhadap Pemprov yang mempunyai program membantu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jatim dengan menggelontorkan dana sebesar 400 Miliar di Bank UMKM guna memberikan bantuan kredit lunak kepada para pelaku UMKM di Jatim. Namun Chusainuddin,S.Sos Anggota Komisi B yang menangani tentang Perekonomian menilai Pemerintah provinsi masih kurang serius memberikan sosialisasi kepada masyarakat terutrama pelaku UMKM yang sebenarnya ada dana pinjaman lunak untuk mereka. " Ketika saya menjalankan Reses di Blitar,Kediri dan Tulungagung , banyak masyarakat sana tak mengetahui ada dana pinjaman lunak di Bank UMKM untuk para pelaku UMKM, karena sebenarnya jika Pemprov serius memberikan sosialisasi sampai ke tingkat desa,maka saya yakin masyarakat sangat senang sekali," ucap pria yang akrab dipanggil Gus Udin tersebut. Apalagi menyambut MEA, seharusnya pelaku UMKM sudah mengerti kalau ada dana pinjaman unt...

Oknum Staf Kecamatan Dukuh Pakis Pungli KTP, KK dan Akte Kelahiran Rp 8.2 Juta

SURABAYA (Mediabidik) – Mahalnya biaya untuk pengurusan KTP, KK dan Akte Kelahiran, itulah yang terjadi di kecamatan Dukuh Pakis Surabaya yang dialami oleh Sri Wulansari warga asal Kediri. Hanya ingin pindah tempat menjadi warga Surabaya dia harus mengeluarkan biaya Rp 8.2 juta kepada oknum staf kecamatan Dukuh Pakis yang bernama Sugeng, hanya menulis nama, alamat, tempat tanggal lahir dan nama orang tua di kertas kosong dia sudah mendapatkan KTP dan KSK Surabaya tanpa harus membawa surat pindah tempat dari Dispenduk Capil Kediri. Hal itu disampaikan Andi kerabat dari Sri Wulandari saat ditemui di kantor Humas pemkot Surabaya, Selasa (5/12) mengatakan, hanya dengan menyerahkan nama, tempat tanggal lahir dan orang tua sudah dapat KTP dan KSK Surabaya. "Untuk data cabut bendel dari Dispenduk capil dari Kediri tidak perlu, cukup hanya mengisi data nama, tempat tanggal lahir dan nama orang tua, janjinya seminggu jadi, ternyata sebulan lebih baru jadi. Untuk pembua...