Skip to main content

Awey : Janganlah Menunjukan Sifat Kekanak-Kanakan Seperti Ini

SURABAYA (Mediabidik) - Penarikan tiga unit mobil operasional pengadilan negeri (PN) Surabaya mendapat kritikan dari beberapa kalangan salah satunya Vicensius Awey anggota Komisi C DPRD Surabaya mengatakan, seharusnya Risma lebih bijak lagi dalam menghadapi persoalan seperti ini.

"Janganlah menunjukan sifat kekanak kanakan seperti ini, sungguh tidak elok menampilkan tontonan seperti ini. Jangan memberikan tontonan edukasi seperti ini kepada masyarakat Surabaya. "kata Awey, Kamis (23/3).

Awey menambahkan," Masyarakat akan menertawakannya kedua lembaga negara ini (eksekutif dan yudikatif) hubungan yang "kekanak kanakan" seperti ini antara eksekutif dengan yudikatif,"imbuhnya.

Awey juga menjelaskan, memang pemkot berhak menarik kembali mobil pinjaman tersebut. Namun, setelah keputusan pengadilan yang sepertinya tidak berpihak kepada pemkot, lantas dapat kabar, keesokan harinya pemkot menarik mobil pinjaman tersebut.

" Meminjamkan mobil kepada lembaga peradilan itu bukan berarti lembaga tersebut harus memenangkan pemkot dalam gugatan pengadilan kepada PT GBP. Kalau itu yang di inginkan maka sama halnya peminjaman selama ini memiliki maksud tertentu, semoga pemkot tidak bermaksud seperti itu,"ujarnya. 

Oleh karena itu, dia menyarankan, akan lebih baik kalau pemkot mempersiapkan segala kelengkapan dokumen yang ada, 

" Mempersiapkan konsultan hukum maupun lawyer yang mumpuni dengan jam terbang tinggi (memiliki track record pemenangan banyak perkara perdata ataupun sengketa tanah) untuk kembali melakukan gugatan baru. Jauh lebih elegan."pungkasnya. (pan) 

Comments

Popular posts from this blog

Dalih Partisipasi Masyarakat, SMAN 8 Surabaya Wajibkan Siswa Bayar Uang Iuran Rp 1,5 Juta

Mediabidik.com - Berdalih iuran partisipasi masyarakat (PM), SMAN 8 Surabaya wajibkan siswa bayar uang iuran pembangunan sekolah sebesar Rp 1,5 juta. Jika tidak membayar siswa tidak dapat ikut ujian. Hal itu diungkapkan Mujib paman dari Farida Diah Anggraeni siswa kelas X IPS 3 SMAN 8 Jalan Iskandar Muda Surabaya mengatakan, ada ponakan sekolah di SMAN 8 Surabaya diminta bayar uang perbaikan sekolah Rp.1,5 juta. "Kalau gak bayar, tidak dapat ikut ulangan," ujar Mujib, kepada BIDIK. Jumat (3/1/2020). Mujib menambahkan, akhirnya terpaksa ortu nya pinjam uang tetangga 500 ribu, agar anaknya bisa ikut ujian. "Kasihan dia sudah tidak punya ayah, ibunya saudara saya, kerja sebagai pembantu rumah tangga. Tolong dibantu mas, agar uang bisa kembali,"ungkapnya. Perihal adanya penarikan uang iuran untuk pembangunan gedung sekolah, dibenarkan oleh Atika Fadhilah siswa kelas XI saat diwawancarai. "Benar, bilangnya wajib Rp 1,5 juta dan waktu terakh...

Komisi B Minta Pemprov serius sosialisasi dana pinjaman untuk pelaku UMKM

SURABAYA ( Media Bidik) - Jatim sangat apresiasi terhadap Pemprov yang mempunyai program membantu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jatim dengan menggelontorkan dana sebesar 400 Miliar di Bank UMKM guna memberikan bantuan kredit lunak kepada para pelaku UMKM di Jatim. Namun Chusainuddin,S.Sos Anggota Komisi B yang menangani tentang Perekonomian menilai Pemerintah provinsi masih kurang serius memberikan sosialisasi kepada masyarakat terutrama pelaku UMKM yang sebenarnya ada dana pinjaman lunak untuk mereka. " Ketika saya menjalankan Reses di Blitar,Kediri dan Tulungagung , banyak masyarakat sana tak mengetahui ada dana pinjaman lunak di Bank UMKM untuk para pelaku UMKM, karena sebenarnya jika Pemprov serius memberikan sosialisasi sampai ke tingkat desa,maka saya yakin masyarakat sangat senang sekali," ucap pria yang akrab dipanggil Gus Udin tersebut. Apalagi menyambut MEA, seharusnya pelaku UMKM sudah mengerti kalau ada dana pinjaman unt...

Oknum Staf Kecamatan Dukuh Pakis Pungli KTP, KK dan Akte Kelahiran Rp 8.2 Juta

SURABAYA (Mediabidik) – Mahalnya biaya untuk pengurusan KTP, KK dan Akte Kelahiran, itulah yang terjadi di kecamatan Dukuh Pakis Surabaya yang dialami oleh Sri Wulansari warga asal Kediri. Hanya ingin pindah tempat menjadi warga Surabaya dia harus mengeluarkan biaya Rp 8.2 juta kepada oknum staf kecamatan Dukuh Pakis yang bernama Sugeng, hanya menulis nama, alamat, tempat tanggal lahir dan nama orang tua di kertas kosong dia sudah mendapatkan KTP dan KSK Surabaya tanpa harus membawa surat pindah tempat dari Dispenduk Capil Kediri. Hal itu disampaikan Andi kerabat dari Sri Wulandari saat ditemui di kantor Humas pemkot Surabaya, Selasa (5/12) mengatakan, hanya dengan menyerahkan nama, tempat tanggal lahir dan orang tua sudah dapat KTP dan KSK Surabaya. "Untuk data cabut bendel dari Dispenduk capil dari Kediri tidak perlu, cukup hanya mengisi data nama, tempat tanggal lahir dan nama orang tua, janjinya seminggu jadi, ternyata sebulan lebih baru jadi. Untuk pembua...