Skip to main content

Dewan Jatim Desak Dinkes Update Data Penderita Difteri di Jatim

SURABAYA (Mediabidik) - Maraknya penyakit difteri perlu segera diantisipasi, apalagi saat ini musim hujan yang bisa mempermudah penyebaran penyakit ini. Untuk itu, semua Dinas Kesehatan di semua daerah diminta turun ke lapangan agar tidak ada masyarakat yang meninggal dunia karena penyakit ini.

Permintaan itu misalnya disampaikan Ketua Kesehatan Indonesia Raya (Kesira) Jatim, dr Benyamin Kristianto. Ia menyebut Dinkes harus melakukan preventif maupun pengobatan terhadap kasus yang ada. Preventif bisa dilakukan dengan sosialisasi apa saja gejala difteri, sehingga ibu-ibu tahu dan sadar apa ada gejala difteri atau bukan.

"Jumlah penderita difteri cukup tinggi. Kalau tidak salah yang cukup tinggi ada di Pasuruan. Kita himbau Dinkes turun ke lapangan karena ditakutkan datanya tidak update," ujar dr Benyamin, dikonfirmasi, Selasa (12/12).

Menurut anggota DPRD Jatim itu, kasus mewabahnya penyakit difteri ini seperti halnya gunung es. Dimana dipermukaan hanya kelihatan sedikit jumlahnya, namun di lapangan cukup banyak penderitanya. Jika tidak segera ditangani, penyakit menular tersebut dapat membawa kematian. Maka masyarakat harus segara tanggap jika menemukan anggota keluarga, atau tetangga yang terkena penyakit difteri. Mengingat difteri berbahaya, pasien yang dirujuk ke rumah sakit langsung diisolasi.

Politisi asal Partai Gerindra tersebut menyebut difteri disebabkan kuman menyerang radang tenggorokan dan mulut. Gejala yang pertama muncul adalah timbulnya flek atau selaput putih di dalam taring tenggorokan. 

"Flek-flek putih ini akan menghambat atau menyumbat saluran pernafasan sehingga oksikgen terhambat.  Akibatnya orang tersebut mengalami batuk, pilek, nyeri tenggorokan, nyeri nelan, hingga sesak nafas," terangnya.

Jika penderita difteri tidak segera ditangani untuk pengobatan, maka bisa mengakibatkan kematian. Difteri dapat menghasilkan toksin atau racun yang selanjutnya menyerang otot-otot sehingga dapat menyebabkan kelumpuhan otot. Jika racun menyerang otot pernafasan dan jantung, maka bisa fatal sekali, yakni bisa menyebabkan orang tersebut meninggal dunia.

"Kalau hanya menyerang otot kaki tidak masalah. Tetapi kalau menyerang otot pernafasan dan jantung, ya kita tahu sendiri lah," pungkasnya.(rofik)

Comments

Popular posts from this blog

Komisi B Minta Pemprov serius sosialisasi dana pinjaman untuk pelaku UMKM

SURABAYA ( Media Bidik) - Jatim sangat apresiasi terhadap Pemprov yang mempunyai program membantu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jatim dengan menggelontorkan dana sebesar 400 Miliar di Bank UMKM guna memberikan bantuan kredit lunak kepada para pelaku UMKM di Jatim. Namun Chusainuddin,S.Sos Anggota Komisi B yang menangani tentang Perekonomian menilai Pemerintah provinsi masih kurang serius memberikan sosialisasi kepada masyarakat terutrama pelaku UMKM yang sebenarnya ada dana pinjaman lunak untuk mereka. " Ketika saya menjalankan Reses di Blitar,Kediri dan Tulungagung , banyak masyarakat sana tak mengetahui ada dana pinjaman lunak di Bank UMKM untuk para pelaku UMKM, karena sebenarnya jika Pemprov serius memberikan sosialisasi sampai ke tingkat desa,maka saya yakin masyarakat sangat senang sekali," ucap pria yang akrab dipanggil Gus Udin tersebut. Apalagi menyambut MEA, seharusnya pelaku UMKM sudah mengerti kalau ada dana pinjaman unt

Tahun Depan, RS BDH Dilengkapi Fasiltas Medician Nuklir

SURABAYA (Mediabidik) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus mematangkan desain dan konsep fasilitas kedokteran nuklir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bhakti Dharma Husada (BDH). Bahkan, pemkot sudah menargetkan tahun 2020 nanti, rumah sakit itu sudah dilengkapi fasilitas tersebut. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan menurut data selama ini, pasien-pasien yang membutuhkan penanganan selalu keluar kota, terutama pasien penyakit kanker. Sebab, di Surabaya hanya ada di RSU Dr Soetomo. Makanya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta Dinkes untuk menyediakan fasilitas kedokteran nuklir ini demi warga Kota Surabaya. "Itu lah mengapa kita buat kedokteran nuklir ini, supaya warga Surabaya tidak perlu keluar kota untuk mendapatkan pelayanan ini," kata kata Feni-sapaan Febria Rachmanita saat jumpa pers di kantor Humas Pemkot Surabaya, Rabu (23/10/2019). Menurut Feni, jumlah pederita penyakit kanker payu darah tahun 2018 mencapai 5.63

40 Saksi Masuk Dalam Daftar Jaksa, Salah Satunya Anak Risma

SURABAYA (Mediabidik) - Sebanyak hampir 40 orang masuk dalam daftar saksi perkara amblesnya jalan Raya Gubeng, Kota Surabaya, Jawa Timur. Salah satu di antaranya ialah putra dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini alias Risma, Fuad Benardi. Jaksa Penuntut Umum tak menyebut dalam kapasitas sebagai apa Fuad insiden Gubeng ambles itu.  Para saksi itu tercantum dalam dua berkas terpisah. Berkas pertama terdiri dari tiga terdakwa dari PT Nusa Konstruksi Enjiniring (NKE) dan berkas kedua juga terdiri dari tiga terdakwa dari pihak pemilik proyek, PT Saputra Karya. "Yang (berkas terdakwa) NKE hampir 40 (saksi)," kata jaksa Rahmat Hari Basuki.  Para saksi itu kebanyakan dari pihak swasta yang digandeng PT Saputra Karya dalam pengerjaan proyek Gubeng Mixed Used Development, gedung pengembangan dari Rumah Sakit Siloam. Ada juga saksi dari pihak Pemerintah Kota Surabaya berkaitan dengan penerbitan Ijin Mendirikan Bangunan atau IMB.  Sayang, Rahmat ogah menyebutkan nama