Skip to main content

Menjelang PTM, Dewan Ingatkan agar PTM Dilakukan Terbatas dan Bertahap


Mediabidik.com
- Menjelang pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sekolah yang akan dilaksanakan Senin depan (06/09/21), Komisi D DPRD Kota Surabaya mengingatkan agar PTM dilakukan terbatas dan bertahap.

Ketua Komisi D, Khusnul Khotimah mengatakan, ada beberapa hal yang menjadi catatan serius untuk pelaksanaan PTM yaitu, Satu, terkait asesmen ulang ini sangat penting karena beberapa sekolah sebelumnya sudah disulap jadi rumah sehat guna menampung warga untuk isoman.

Tapi rumah sehat di sekolah kan sudah diambil alih oleh gugus tugas Covid-19, dengan menyemprotkan disinfektan ke sekolah memakai mobil PMK. Jadi soal asesmen sudah dilakukan gugus tugas.

"Kedua, terlebih dahulu ada uji coba tatap muka, sebelum berlangsungnya PTM Senin pekan depan. Dan Ketiga ini terkait mekanisme dimana PTM harus terbatas dan bertahap. Artinya dilakukan secara bertahap dan pelan-pelan." ujarnya di Surabaya, Kamis (02/09/21).

Ia menambahkan, terpenting PTM ini jangan sampai muncul klaster baru dari Covid-19. Oleh karena nya memang Diknas Surabaya harus hati-hati dan bertahap, dalam pelaksanaan PTM di Surabaya pekan depan.

Ning Khusnul, sapaan akrab Khusnul Khotimah kembali mengatakan, meski tenaga pengajar, siswa-siswi sudah divaksin dan siap PTM memang belum tentu mereka yang sudah divaksin tidak terpapar virus. 

"Namun sebaik-baik perlindungan adalah pencegahan dini, nah vaksin merupakan pencegahan dini. Kan lebih baik kita mencegah dari pada mengobati, ini yang kita maknakan bahwa sekalipun sudah divaksin Covid-19 kita harus patuh Prokes. Karena potensi terpapar virus memang masih ada." terang Ning Khusnul.

Ia kembali menjelaskan, jika berdasarkan SKB Empat Menteri bahwa, PTM dilakukan dengan kapasitas 50% dari jumlah siswa, tapi kemudian Walikota Surabaya menyampaikan bahwa, siswa yang ikut PTM hanya 25% sisanya daring. 

Disatu sisi, kata Ning Khusnul, Dinkes Surabaya usul hanya 8% saja, jadi misalkan jumlah siswa dalam satu kelas 30 orang lantas dikurangi 25% seperti usulan Walikota Surabaya, ya jadi hanya 8 siswa. 

Perlu diketahui, jelas Ning Khusnul, pembelajaran tatap muka hanya empat hari yaitu Senin-Kamis dalam sepekan dan hanya dua jam saja.

"Nanti dikelas juga sudah ada kamera, laptop, LCD Projektor, jadi saat gurunya mengajar, siswa yang daring di rumah juga bisa mengikuti secara live. Jadi sama-sama belajar, Cuma hanya beda tempat saja yang satu di sekolah, satunya di rumah."tutur Ning Khusnul.

Dirinya kembali menambahkan, PTM ini berdasarkan kesepakatan antara pihak sekolah dengan orang tua wali murid, dengan mengisi formulir setuju atau tidak anak didiknya ikut PTM. 

"Jadi PTM ini perlu ada kerjasama semua pihak, tidak hanya pihak sekolah saja." ungkapnya.(pan)

Comments

Popular posts from this blog

Tahun Depan, RS BDH Dilengkapi Fasiltas Medician Nuklir

SURABAYA (Mediabidik) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus mematangkan desain dan konsep fasilitas kedokteran nuklir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bhakti Dharma Husada (BDH). Bahkan, pemkot sudah menargetkan tahun 2020 nanti, rumah sakit itu sudah dilengkapi fasilitas tersebut. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan menurut data selama ini, pasien-pasien yang membutuhkan penanganan selalu keluar kota, terutama pasien penyakit kanker. Sebab, di Surabaya hanya ada di RSU Dr Soetomo. Makanya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta Dinkes untuk menyediakan fasilitas kedokteran nuklir ini demi warga Kota Surabaya. "Itu lah mengapa kita buat kedokteran nuklir ini, supaya warga Surabaya tidak perlu keluar kota untuk mendapatkan pelayanan ini," kata kata Feni-sapaan Febria Rachmanita saat jumpa pers di kantor Humas Pemkot Surabaya, Rabu (23/10/2019). Menurut Feni, jumlah pederita penyakit kanker payu darah tahun 2018 mencapai 5.63

Dalih Partisipasi Masyarakat, SMAN 8 Surabaya Wajibkan Siswa Bayar Uang Iuran Rp 1,5 Juta

Mediabidik.com - Berdalih iuran partisipasi masyarakat (PM), SMAN 8 Surabaya wajibkan siswa bayar uang iuran pembangunan sekolah sebesar Rp 1,5 juta. Jika tidak membayar siswa tidak dapat ikut ujian. Hal itu diungkapkan Mujib paman dari Farida Diah Anggraeni siswa kelas X IPS 3 SMAN 8 Jalan Iskandar Muda Surabaya mengatakan, ada ponakan sekolah di SMAN 8 Surabaya diminta bayar uang perbaikan sekolah Rp.1,5 juta. "Kalau gak bayar, tidak dapat ikut ulangan," ujar Mujib, kepada BIDIK. Jumat (3/1/2020). Mujib menambahkan, akhirnya terpaksa ortu nya pinjam uang tetangga 500 ribu, agar anaknya bisa ikut ujian. "Kasihan dia sudah tidak punya ayah, ibunya saudara saya, kerja sebagai pembantu rumah tangga. Tolong dibantu mas, agar uang bisa kembali,"ungkapnya. Perihal adanya penarikan uang iuran untuk pembangunan gedung sekolah, dibenarkan oleh Atika Fadhilah siswa kelas XI saat diwawancarai. "Benar, bilangnya wajib Rp 1,5 juta dan waktu terakh

Dampak Cuaca Ekstrem, Dewan Desak Pemkot Monitoring Seluruh Papan Reklame

Mediabidik.com - Anggota Komisi A DPRD Surabaya Arif Fathoni meminta kepada tim reklame pemkot Surabaya, supaya melakukan monitoring dan evaluasi terhadap keberadaan seluruh papan reklame di Surabaya. Monitoring dan evaluasi itu penting dilakukan untuk mengantisipasi papan reklame yang roboh akibat cuaca ekstrem. "Monitoring itu untuk mengetahui papan reklame yang tidak berijin atau masa berlaku ijinnya sudah habis" jelasnya disela acara pertemuan Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Surabaya di gedung baru DPRD Surabaya, Selasa (07/01/2020). Thoni menegaskan Satpol PP harus tegas melakukan penertiban terhadap papan reklame yang ilegal itu. "Kami mendesak Satpol PP potong reklame ilegal. Kami banyak menerima informasi masyarakat akan keberadaan papan reklame yang tidak berijin" tegasnya. Pria yang juga menjabat Ketua Fraksi Partai Golkar ini menekankan, kalau penertiban itu perlu dilakukan, pasca peristiwa pohon tumbang yang mengakibatkan 2 korban meni