SURABAYA (Mediabidik) – Selama menjabat dua periode masa  kepemimpinan Wali Kota  Surabaya Tri Rismaharini, pemerintah  kota (Pemkot) Surabaya mempunyai 56  alat berat. Semua alat berat itu digunakan setiap hari tanpa berhenti, hingga akhirnya  salah satu alat berat ada yang patah karena sering digunakan untuk  mengeruk.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga  dan Pematusan  (PU DBMP), Erna Purnawati, mengatakan diawal-awal  kepemimpinan Wali Kota Risma, Pemkot Surabaya hanya memiliki dua alat berat  yang digunakan untuk berbagai proyek di Surabaya. Karena  Wali Kota Risma fokusnya membangun infrastruktur, ia pun terus menambah alat  berat. 
"Dan  sekarang sudah mempunyai 56 alat berat yang terdiri dari berbagai merk, ada  Long Arm, Standart, Roda Karet, dan Sikomo," kata Erna, Senin  (10/4/2018). 
Erna  pun merinci pengadaan alat berat yang dilakukan mulai tahun 2003-2017. Pada  tahun 2003, pemkot melakukan pengadaan alat berat satu unit bermerk standart. Tahun  2007, melakukan pengadaan dua unit alat berat bermerk Long Arm dan Standart.  Tahun 2010, melakukan pengadaan satu unit alat berat bermerk Roda Karet .
Selanjutnya,  pada tahun 2011, pemkot melakukan pengadaan alat berat tiga unit yang terdiri  dari 2 unit merk Long Arm dan satu unit merk Standart. Tahun 2012, melakukan  pengadaan dua unit alat berat yang terdiri dari satu unit merk Long Arm, dan  satu unit merk Standart. Tahun 2013, pengadaan alat berat tujuh unit yang  terdiri dari 2 unit merk Roda Karpet dan lima unit merk Sikomo. Tahun 2014,  pengadaan alat berat satu unit merk Long Arm.
Terbanyak  pada tahun 2015, yaitu melakukan pengadaan 24 unit alat berat yang terdiri dari  10 unit merk Long Arm, tujuh unit merk Standart, satu unit merk Roda Karpet,  dan enam unit merk Sikomo. Tahun 2016, melakukan pengadaan tujuh unit yang  terdiri dari dua unit merk Long Arm dan lima unit merk Sikomo. Tahun 2017,  melakukan pengadaan delapan unit yang terdiri dari enam unit Long Arm, dan dua  unit Standart.
"Jadi,  dari 56 unit alat berat itu, Long Arm memiliki 23 unit, Standart memiliki 13  unit, Roda Karpet memiliki empat unit, dan Sikomo memiliki 16 unit," terangnya.
Menurut  Erna, semua alat berat itu digunakan setiap harinya. Bahkan, dari saking  seringnya digunakan untuk berbagai proyek, ada salah satu alat berat yang patah  ketika mengeruk saluran Kalidami hilir. "Kami langsung perbaiki alat berat itu,  tidak boleh lama-lama sakitnya dan sekarang sudah sehat lagi. Rencananya, nanti  malam akan kami geser keTompotika," tegasnya.
Semua  alat berat itu, lanjut dia, biasanya digunakan untuk mengeruk saluran, sungai  atau kali. Bahkan, kalau membuat bozem, alat berat itu mengeruk tanah hingga  terbuat seperti waduk untuk menampung air di musim hujan. "Hasil kerukan tanah  itu, biasanya dibuang untuk membangun lapangan, makam dan taman-taman kota,  sehingga hampir setiap hari kami menghasilkan ratusan truk tanah," tegasnya.
Sementara  itu, untuk memudahkan pemindahan alat berat dan pengangkutan tanah hasil  kerukan itu, maka pemkot juga menambah trailer, truk, dan driver. Dengan  tambahan trailer itu, maka pemindahan alat berat itu semakin gampang, tidak  seperti dulu yang harus menyewa untuk memindahkan alat berat dari satu titik  proyek ke titik proyek lainnya. 
"Trailer  ini kita sekarang punya dua, jadi lebih gampang untuk memindahkan alat berat.  Selain itu, kami juga menambah truk yang asalnya hanya 2 menjadi 110 unit  sekarang. Sedangkan total operator dan driver sekaligus penjaga rumah pompa  totalnya 370 orang," imbuhnya.
Erna menambahkan, jumlah-jumlah ini  tidak menutup kemungkinan akan terus bertambah seiring keingingan Wali Kota  Risma yang terus mengebut berbagai pembangunan dan infrastruktur di Kota  Surabaya. Semua alat itu dimaksimalkan dan tidak ada yang nganggur, karena  semuanya selalu diawasi oleh Wali Kota Risma. "Semua penggunaan alat-alat itu  termasuk orang-orangnya selalu diawasi oleh Wali Kota Risma, sehingga semuanya berjalan  maksimal," pungkasnya. (pan)

Comments
Post a Comment