SURABAYA (Mediabidik) - Stan di Terminal Tambak Oso Wilangon (TOW) banyak ditutup pemiliknya. Penutupan itu dilakukan untuk menghindari kerugian yang lebih besar karena terminal di Surabaya Barat itu sepi.
Mulyono, pemilik 4 stan makanan di sana mengatakan dirinya terpaksa menutup 3 stannya karena sepi. Sedangkan yang masih buka hanya tinggal 1 stan.
"Sekarang ini, saya buka dari pagi hingga sore, paling banter dapat Rp 20 ribu. Tentu tidak seimbang dengan biaya operasional, Terpaksa 3 stan saya tutup dan satu stan tetap buka," kata Mulyono, Selasa (29/11).
Stan di TOW itu sendiri ada sekitar 36 unit. Sedangkan yang tutup hampir 50 persen, sedangkan sisanya ditutup oleh pemiliknya. Meski ditutup, pemilik stan masih diberi kewajiban oleh Dinas Perhubungan Kota Surabaya dalam hal ini Kepala Terminal TOW untuk tetap membayar retribusi.
Mulyono mengatakan ia setiap bulan harus membayar retribusi stan, PLN dan PDAM yang diperkirakan Rp 150 ribu per stan. "Jadi buka atau tutup tetap membayar retribusi. Kalau tidak, maka izin sewa stan bisa diambil alih terminal. Dan jika terlambat membayar akan dikenakan denda 2 persen," cetusnya.
Ia menambahkan TOW sangat sepi penumpang sehingga berdampak terrhadap pembeli. Menjelang sore, sudah tidak ada penumpang sehingga stan pun harus tutup sore hari.
"Sekarang ini bis AKDP (angkutan kota dalam propinsi) dan AKAP (angkutan kota antar propinsi) sudah jarang masuk terminal. Bis itu lebih menurunkan penumpang di jalan dan langsung bablas ke Terminal Purabaya," katanya.
Kalau pun ada penumpang yang masuk di terminal itu jumlahnya tak banyak. Mereka itu adalah penumpang bis kota, angkutan kota dan bis jurusan Bojonegoro. "Ini sudah berlangsung sejak 2014 lalu dan sampai sekarang belum ada upaya dari Pemkot Surabaya untuk meramaikan terminal ini," katanya.
Memang dulu ada upaya meramaikan dengan cara memaksa bis AKPD dan AKAP masuk terminal. Namun tak bertahan lama, karena bisa itu lebih memilih ke Terminal Purabaya. "Jika ini dibiarkan, tak lama lagi terminal ini akan ditinggalkan penumpang," ucapnya.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya Irvan Wahyu Drajat mengatakan sekarang ini kondisi angkutan umum memang lagi lesu. Tidak hanya terjadi di angkutan kota, namun juga terjadi pada bis AKAP dan AKDP. Apalagi masyarakat lebih cenderung memilih naik kendaraan pribadi dibandingkan dengan angkutan umum.
Ke depan, pihaknya akan memberdayakan TOW yang tidak sebatas sebagai terminal, namun juga dikembangkan sebagai lahan parkir atau gedung parkir. "Jadi nanti akan kami bangun lahan parkir di TOW," katanya.(pan)
Comments
Post a Comment