Skip to main content

Paguyuban Jukir Surabaya Tolak Penerapan E-parking

SURABAYA (Mediabidik) – Penerapan e-parking parkir zona dan parkir progresif oleh Dishub Surabaya pada awal Desember depan mendapat penolakan keras dari Paguyuban Jukir Surabaya (PJS).

 

Menurut Izul Fikri Sekretaris Paguyuban Jukir Surabaya (PJS), para juru parkir diresahkan oleh pemberitaan di berbagai media soal rencana Dishub Surabaya yang akan memberlakukan sistem parkir yang baru di sejumlah titik.

 

Oleh karenanya, ratusan juru parkir yang tergabung dalam Paguyuban Jukir Surabaya (PJS), menggelar aksi demo di depan gedung DPRD Surabaya dengan tiga tuntutan. Pertama, Menolak penerapan e-parking, zona parkir, parkir progresif, parkir voucher dan lain lain di kota Surabaya, dan kedua, menuntut dewan untuk membentuk tim khusus pencari fakta soal isu kebocoran PAD dari sektor parkir.

 

"Namun yang paling mengagetkan adalah kabar dibukanya rekrutmen jukir baru dengan syarat berijazah SMA dan SMK, sementara area parkir tepi jalan umum itu, kami sendiri yang mencari dan mengadakan, bukan diberi Dishub, lantas sekarang mau asal ambil saja, ya tentu ini tindakan yang sangat menyakitkan bagi para jukir yang hidupnya dari situ," terangnya.

 

Izul menambahkan,  bahwa kondisi seperti saat ini masih kondusif, jika alasannya peningkatan PAD, itu tidak benar, karena kami berani jamin bahwa pendapatannya justru melebihi target. Contoh yang kongkrit adalah pemberlakuan karcis berhadiah, anda bisa gosok semua karcis itu, apa yang tertulis, maaf anda belum beruntung, itu semua dan sudah kami buktikan,"

 

Yang ketiga, lanjut Izul, kami mendesak dewan untuk tidak mengesahkan Perda tentang parkir tepi jalan umum, jika saat ini masih dilakukan pembahasan, kami mohon untuk dilibatkan. Karena upaya kami untuk terlibat tidak pernah berhasil, minimal kami diundang untuk menjadi pendengar, karena kami yang menjadi pelaku dilapangan.

 

"Setoran kami ini pasti dan rutin dalam setiap harinya, memang nilainya tergantung titik, tetapi tidak sedikit lokasi parkir yang setorannya mencapai Rp 600-800 ribu per hari," imbuhnya.

 

Sementara H M Husnin Yasin, Ketua Umum Paguyuban Jukir Surabaya, mengaku jika pihaknya telah beberapa kali berusaha untuk melakukan komunikasi dengan Dishub melalui pejabat setingkat Kasi, namun selalu gagal.

 

"Kami sudah berusaha untuk berkomunikasi dengan Dishub, tetapi kami malah dituding sebagai provokator," tegasnya.

 

Tidak hanya itu, Husnin juga menyindir keras keberadaan anggota dewan yang menurutnya sudah tidak lagi memperhatikan nasib warga Kota Surabaya yang telah memilih dan menjadikannya.

 

"Dewan yang beberapa kali kami hubungi, selalu dikatakan sibuk atau keluar oleh ajudannya, jangan kami hanya diperhatikan pada saat butuh suara, tetapi setelah terpilih malah mengabaikan keberadaan kami saat pemilihan sedang berlangsung, saya sendiri sampek nggak bisa tidur karena banyak dewan yang datang kerumah untuk minta bantuan dukungan," keluhnya.

 

Lanjut Husnin, Katanya jukir dibantu soal pengadaan rompi, jas hujan, senter dan lain lain, faktanya mana, tidak begitu, lantas kemana uang yang selama ini kami setorkan sebagai PAD, hargai keberadaan jukir.

 

Diakhir paparannya di ruang Komisi A DPRD Surabaya yang diterima oleh Siti Maryam dan Naniek Zulfani, Husnin secara lantang menuding Mazlan Mansyur Ketua Komisi B adalah anggota dewan yang tidak mengerti soal perparkiran.

 

"Kami semua juru parkir merasa sakit dengan pernyataan Mazlan Mansyur ketua Komisi B di televisi, yang menurut kami tidak mengerti persoalan, harusnya untuk menepatkan seseorang di sutau jabatan itu menganut azas right man on the right place," pungkasnya. (pan)

Comments

Popular posts from this blog

Dalih Partisipasi Masyarakat, SMAN 8 Surabaya Wajibkan Siswa Bayar Uang Iuran Rp 1,5 Juta

Mediabidik.com - Berdalih iuran partisipasi masyarakat (PM), SMAN 8 Surabaya wajibkan siswa bayar uang iuran pembangunan sekolah sebesar Rp 1,5 juta. Jika tidak membayar siswa tidak dapat ikut ujian. Hal itu diungkapkan Mujib paman dari Farida Diah Anggraeni siswa kelas X IPS 3 SMAN 8 Jalan Iskandar Muda Surabaya mengatakan, ada ponakan sekolah di SMAN 8 Surabaya diminta bayar uang perbaikan sekolah Rp.1,5 juta. "Kalau gak bayar, tidak dapat ikut ulangan," ujar Mujib, kepada BIDIK. Jumat (3/1/2020). Mujib menambahkan, akhirnya terpaksa ortu nya pinjam uang tetangga 500 ribu, agar anaknya bisa ikut ujian. "Kasihan dia sudah tidak punya ayah, ibunya saudara saya, kerja sebagai pembantu rumah tangga. Tolong dibantu mas, agar uang bisa kembali,"ungkapnya. Perihal adanya penarikan uang iuran untuk pembangunan gedung sekolah, dibenarkan oleh Atika Fadhilah siswa kelas XI saat diwawancarai. "Benar, bilangnya wajib Rp 1,5 juta dan waktu terakh...

Tiga Alasan Kejaksaan Ajukan Kasasi Atas Vonis Bebas Eks Dirut PT DOK

SURABAYA (Mediabidik) – Kepala Seksi Pidana Khusus (Kasipidsus) Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya, Heru Kamarullah, secara tegas menyatakan pihaknya sudah menyatakan secara resmi, untuk mengajukan perlawanan terhadap vonis bebas yang dijatuhkan hakim Pengadilan Tipikor Surabaya terhadap Mantan Direktur Utama (Dirut) PT Dok dan Perkapalan Surabaya (DPS), Riry Syeried Jetta. "Perlawanan dalam bentuk upaya hukum kasasi tersebut sudah resmi kita dinyatakan ke Pengadilan pada Rabu (23/10/2019) lalu," terang Heru, Jumat (25/10/2019) Heru menambahkan, Kasasi atas putusan bebas tersebut dilakukan berdasarkan tiga pertimbangan sebagaimana diatur dalam pasal 253 Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Pertama, terkait peraturan hukum yang tidak diterapkan sebagaimana mestinya. Kedua, untuk menguji kinerja hakim dalam mengadili perkara telah sesuai dengan Undang-Undang apa tidak atau dalam istilah hukum disebut judex facti. Dan yang ketiga, untuk menguji batas kewenangan pe...

Komisi B Minta Pemprov serius sosialisasi dana pinjaman untuk pelaku UMKM

SURABAYA ( Media Bidik) - Jatim sangat apresiasi terhadap Pemprov yang mempunyai program membantu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jatim dengan menggelontorkan dana sebesar 400 Miliar di Bank UMKM guna memberikan bantuan kredit lunak kepada para pelaku UMKM di Jatim. Namun Chusainuddin,S.Sos Anggota Komisi B yang menangani tentang Perekonomian menilai Pemerintah provinsi masih kurang serius memberikan sosialisasi kepada masyarakat terutrama pelaku UMKM yang sebenarnya ada dana pinjaman lunak untuk mereka. " Ketika saya menjalankan Reses di Blitar,Kediri dan Tulungagung , banyak masyarakat sana tak mengetahui ada dana pinjaman lunak di Bank UMKM untuk para pelaku UMKM, karena sebenarnya jika Pemprov serius memberikan sosialisasi sampai ke tingkat desa,maka saya yakin masyarakat sangat senang sekali," ucap pria yang akrab dipanggil Gus Udin tersebut. Apalagi menyambut MEA, seharusnya pelaku UMKM sudah mengerti kalau ada dana pinjaman unt...