SURABAYA (Mediabidik) - Kapolri Jendral Pol Tito Karnavian mengaku sudah memerintahkan tim cyber crime untuk menangkap pelaku penyebar rush money (penarikan uang besar-besaran) yang membuat resah masyarakat.
"Sudah saya bentuk tim khusus untuk melacaknya dan menangkapnya. Ini sudah merusak sendi perekonomian di Indonesia," ungkap mantan Kadensus 88 ini saat ditemui di Gedung DPRD Jawa Timur, Sabtu (19/11).
Tito mengatakan pihaknya berharap masyarakat tidak perlu risau atas rush money."Itu hoax. Saya jamin keamanan Indonesia sangat baik. Saya sudah rapat dengan panglima dan demo-demo itu sangat wajar," terang Tito yang mengaku anak mantan seorang wartawan tersebut
Sekedar diketahui, selain aksi bela Islam jilid II yang akan digelar tanggal 25 November 2016, muncul pula gerakan rush money yakni menarik uang sebanyak-banyaknya di bank. Seruan rush money beredar di setiap medsos sejak hari senin (14/11) dan Gerakan Rush Money juga diserukan di aplikasi Whatsapp . (rofik)
Mediabidik.com - Berdalih iuran partisipasi masyarakat (PM), SMAN 8 Surabaya wajibkan siswa bayar uang iuran pembangunan sekolah sebesar Rp 1,5 juta. Jika tidak membayar siswa tidak dapat ikut ujian. Hal itu diungkapkan Mujib paman dari Farida Diah Anggraeni siswa kelas X IPS 3 SMAN 8 Jalan Iskandar Muda Surabaya mengatakan, ada ponakan sekolah di SMAN 8 Surabaya diminta bayar uang perbaikan sekolah Rp.1,5 juta. "Kalau gak bayar, tidak dapat ikut ulangan," ujar Mujib, kepada BIDIK. Jumat (3/1/2020). Mujib menambahkan, akhirnya terpaksa ortu nya pinjam uang tetangga 500 ribu, agar anaknya bisa ikut ujian. "Kasihan dia sudah tidak punya ayah, ibunya saudara saya, kerja sebagai pembantu rumah tangga. Tolong dibantu mas, agar uang bisa kembali,"ungkapnya. Perihal adanya penarikan uang iuran untuk pembangunan gedung sekolah, dibenarkan oleh Atika Fadhilah siswa kelas XI saat diwawancarai. "Benar, bilangnya wajib Rp 1,5 juta dan waktu terakh...
Comments
Post a Comment