Skip to main content

Komisi B Surabaya Tuding Disperindag Lamban Dalam Bertindak

SURABAYA(Mediabidik) - Banyaknya pelanggaran persaingan usaha antara pasar tradisonal dengan toko modern atau swalayan semacam minimarket sepertinya masih terjadi dan mulai sulit untuk dikendalikan, karena proses perijinannya masih saja banyak yang kecolongan.  

Kota Surabaya sudah memiliki aturan yang jelas terkait keberadaan minimarket dan pasar tradisional, dengan tujuan mengatur posisi dan lokasinya untuk menjaga keseimbangan dan pemerataan ekonomi sekaligus tetap bisa mendorong terjadinya kebangkitan pasar rakyat.

Sayangnya menurut Erwin Tjahyuadi anggota Komisi B DPRD Surabaya, sampai saat ini Pemkot Surabaya masih dinilai lamban bertindak terkait sejumlah pelanggaran minimarket, terutama yang posisinya berdekatan dengan pasar tradisional.

"Sikap kami jelas dan tegas, jika melanggar Perda maka harus ditutup, aturan soal jarak antara minimarket dengan keberadaan pasar tradisional itu minimal 500 meter, faktanya masih saja ada, dan ternyata sampai saat ini pelaksanaan penertibannya belum ada," ucap DRS. Ec. Erwin Tjahyuadi, M.Si, Selasa (20/12/2016)

Demikian juga soal perijinan pasar, anggota legeslatif asal FPDIP ini mengatakan jika dari 67 lokasi milik PD Pasar Surya, ternyata hanya 5 yang sedang diproses ijinnya.

"Padahal masih ada sekitar 110 pasar lagi, dan itu 80% lahannya milik pemkot, maka solusinya ya harus nyewa ke pemkot, lantas ijinnya di urus, karena Satpol-PP sampai saat ini menunggu," tandasnya.

Menanggapi kritikan legeslatif, Sultoni Kasi Perdagangan Disperindag mengakui jika pihaknya memang sedang melaksanakannya. Namun masih dibutuhkan waktu untuk bisa menyelesaikan secara keseluruhan.

"Kami memang sedang dalam rangka memproses, makanya tadi kami laporkan progres reportnya ke Komisi B," jawabnya. (pan)

Comments

Popular posts from this blog

Tahun Depan, RS BDH Dilengkapi Fasiltas Medician Nuklir

SURABAYA (Mediabidik) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus mematangkan desain dan konsep fasilitas kedokteran nuklir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bhakti Dharma Husada (BDH). Bahkan, pemkot sudah menargetkan tahun 2020 nanti, rumah sakit itu sudah dilengkapi fasilitas tersebut. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan menurut data selama ini, pasien-pasien yang membutuhkan penanganan selalu keluar kota, terutama pasien penyakit kanker. Sebab, di Surabaya hanya ada di RSU Dr Soetomo. Makanya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta Dinkes untuk menyediakan fasilitas kedokteran nuklir ini demi warga Kota Surabaya. "Itu lah mengapa kita buat kedokteran nuklir ini, supaya warga Surabaya tidak perlu keluar kota untuk mendapatkan pelayanan ini," kata kata Feni-sapaan Febria Rachmanita saat jumpa pers di kantor Humas Pemkot Surabaya, Rabu (23/10/2019). Menurut Feni, jumlah pederita penyakit kanker payu darah tahun 2018 mencapai 5.63

Dalih Partisipasi Masyarakat, SMAN 8 Surabaya Wajibkan Siswa Bayar Uang Iuran Rp 1,5 Juta

Mediabidik.com - Berdalih iuran partisipasi masyarakat (PM), SMAN 8 Surabaya wajibkan siswa bayar uang iuran pembangunan sekolah sebesar Rp 1,5 juta. Jika tidak membayar siswa tidak dapat ikut ujian. Hal itu diungkapkan Mujib paman dari Farida Diah Anggraeni siswa kelas X IPS 3 SMAN 8 Jalan Iskandar Muda Surabaya mengatakan, ada ponakan sekolah di SMAN 8 Surabaya diminta bayar uang perbaikan sekolah Rp.1,5 juta. "Kalau gak bayar, tidak dapat ikut ulangan," ujar Mujib, kepada BIDIK. Jumat (3/1/2020). Mujib menambahkan, akhirnya terpaksa ortu nya pinjam uang tetangga 500 ribu, agar anaknya bisa ikut ujian. "Kasihan dia sudah tidak punya ayah, ibunya saudara saya, kerja sebagai pembantu rumah tangga. Tolong dibantu mas, agar uang bisa kembali,"ungkapnya. Perihal adanya penarikan uang iuran untuk pembangunan gedung sekolah, dibenarkan oleh Atika Fadhilah siswa kelas XI saat diwawancarai. "Benar, bilangnya wajib Rp 1,5 juta dan waktu terakh

Dampak Cuaca Ekstrem, Dewan Desak Pemkot Monitoring Seluruh Papan Reklame

Mediabidik.com - Anggota Komisi A DPRD Surabaya Arif Fathoni meminta kepada tim reklame pemkot Surabaya, supaya melakukan monitoring dan evaluasi terhadap keberadaan seluruh papan reklame di Surabaya. Monitoring dan evaluasi itu penting dilakukan untuk mengantisipasi papan reklame yang roboh akibat cuaca ekstrem. "Monitoring itu untuk mengetahui papan reklame yang tidak berijin atau masa berlaku ijinnya sudah habis" jelasnya disela acara pertemuan Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Surabaya di gedung baru DPRD Surabaya, Selasa (07/01/2020). Thoni menegaskan Satpol PP harus tegas melakukan penertiban terhadap papan reklame yang ilegal itu. "Kami mendesak Satpol PP potong reklame ilegal. Kami banyak menerima informasi masyarakat akan keberadaan papan reklame yang tidak berijin" tegasnya. Pria yang juga menjabat Ketua Fraksi Partai Golkar ini menekankan, kalau penertiban itu perlu dilakukan, pasca peristiwa pohon tumbang yang mengakibatkan 2 korban meni