SURABAYA (Mediabidik) - Pendidikan agama merupakan pondasi utama dalam membentuk generasi bangsa, namun hingga saat ini belum ada perhatian besar pada guru madrasah diniyah (madin). Padahal ini sangat penting untuk mendukung revolusi mental yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Gunawan Anggota Komisi E DPRD Jatim mengakui, Presiden Jokowi menginginkan revolusi mental yang pondasinya adalah pendidikan agama tapi sayangnya tidak ada perhatian dari pemerintah kota/kabupaten untuk guru Madin. Imbasnya, kondisi ekonomi para guru madin jauh dari sejahtera.
"Miris melihat ekonomi para guru Madin jauh dari sejahtera, bahkan gaji yang didapat per bulannya sangat jauh dari layak hanya di kisaran Rp250 ribu hingga Rp300 ribu. Tidak ada tunjangan atau sebagainya," terang Gunawan usai jaring aspirasi masyarakat di kota Malang.
Diakui Politisi asal PDIP ini bahwa dirinya sangat prihatin melihat Kondisi guru madin ini sangat jauh dibandingkan guru sekolah umum, terutama yang sudah pegawai negeri.
" Gubernur Soekarwo pernah menyatakan sebetulnya Pemprov Jatim sudah menawarkan pada kota/kabupaten untuk sharing anggaran guru Madin yaitu untuk gaji guru madin ini enam bulan akan ditanggung Pemprov, enam bulan selanjutnya ditanggung pemerintah kabupaten/kota. Namun faktanya ada yang bersedia, ada juga yang tidak," kata Gunawan.
lebih lanjut wakil rakyat yang maju dari Dapil V tersebut menambahkan, kondisi ini sangat tergantung pada pendapat masing-masing daerah seperti Kota Batu sanggup mengalokasikan dana untuk guru Madin karena PAD-nya besar. Sedangkan untuk Kabupaten Malang, karena wilayah terlalu luas dan PAD-nya tidak tinggi, maka tidak bisa mengalokasikan dana tersebut.
Gunawan menegaskan, untuk itu Komisi E akan memperjuangkan pengadaan alokasi anggaran untuk guru madin."Pemerintah harus memberikan perhatian lebih pada guru Madin, dengan meningkatkan pendapatan mereka dan meningkatkan angka tunjangan untuk guru Madin agar ekonomi para guru Madin lebih baik," Pungkasnya. (rofik)
Comments
Post a Comment