Skip to main content

Ini Jawaban DPRKPCKTR Terkait Progres Rusunawa Gunung Anyar

SURABAYA (Mediabidik) - Belum tuntasnya pembangunan rumah susun sederhana dan sewa (Rusunawa) Gunung Anyar Surabaya milik pemkot Surabaya di sebabkan ketidakmampuan PT Penamas Rashataprisma selaku pelaksana proyek tidak mampu menyelesaikan kontrak kerja yang telah disepakati dengan pemkot Surabaya.

Hal itu disampaikan Taufik Siswanto Kabid Permukiman Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKPCKTR) pemkot Surabaya mengatakan, sebenarnya tidak ada kendala, cuma rekanan saja yang tidak mampu karena keadaannya sudah ngak sesuai. Rencana pekerjaan 10 bulan, yang tiga bulan awal tiga bulan ada kendala dengan miss kordinasi dilapangan. 

"Setelah tidak ada masalah dilapangan dilaksanakan dengan kontraktor, tapi kontraktor ya begitu, melaksanakan seperti sekedar dan setengah tengah dan sampai sekarang berhenti. Dan ngak punya kemampuan dan tanggung jawab yang seharusnya ada percepatan malah lambat," ujar Taufik kepada media ini, Senin (14/10/2019).

Taufik menambahkan, kita sudah kasih peringantan tiga kali dan SCM (Show Cause Meeting) sudah berkali kali, sudah berkali kali dirapatkan tapi tetap tidak dilaksanakan. Alasannya tidak seperti itu (tidak ada anggaran-red), katanya sanggup, tapi kenyataannya seperti tidak ada anggaran.

"Karena apa, ditelisik dari pihak pihak subcon pabrikan seperti tiang pancang itupun dihutang dan belum terbayar lunas sampai saat ini dan banyak tanggungan yang belum terselesaikan," katanya.

Lebih lanjut mantan kasi pengendali bangunan PU CKTR menjelaskan, untuk pekerjaan nilainya sekitar Rp 20 milliar, untuk bangunan lima lantai dan hanya satu blok saja. Dan memang dilaksanakan tiang pancang tapi belum selesai seratus persen dan masih 85 persen tiang pancang yang baru diselesaikan.

"Sampai saat ini masih pemasangan tiang pancang, tapi itupun alat pancangnya sudah dikeluarkan. Karena pihak yang punya alat tiang pancang sendiri belum dibayar." ungkapnya.

Saat ditanya terkait adanya pencairan uang muka, Taufik mengatakan, tapi uang muka sudah digantikan dengan jaminan bank dan jaminan pelaksanaan. Jaminan itu sudah saya cek dan memang ada 20 persen dan uang yang terserap juga 20 persen.

"Untuk kerugian anggaran tidak ada, jadi progres sekarang masih 11 persen. Dan tidak ada kerugian, jaminan uang muka ada, jaminan pelaksanaan juga ada, misalkan itu putus kontrak nanti yang dicairkan jaminan uang muka dan jaminan pelaksanaan," terangnya.

Lanjut Taufik mengatakan, pekerjaan terakhir pertengahan Desember tanggal 15, sampai itu tidak terlaksana ada indikasi putus kontrak dan black list. "Kalau dikatakan kerugian progres memang tidak tercapai dan tidak sesuai, jadi kalau rugi tidak, karena ada jaminan uang muka dan jaminan pelaksanaan,"pungkasnya.

Sementara Hery Dirut PT Penamas Rahastaprisma saat dikonfirmasi melalui ponselnya yang bersangkutan tidak bersedia menjawab. (pan)

Foto : Kabid Permukiman DPRKPCKTR Taufik Siswanto

Comments

Popular posts from this blog

Ketua Umum KONI Jatim M Nabil: Laga FIFA U-17 Moment Menentukan Timnas Indonesia ke Depan

SURABAYA|Mediabidik.Com - Ketua Umum KONI Jatim M Nabil mengemukakan, perhelatan laga sepak bola international U-17 di Indonesia, menjadi moment menentukan bagi Timnas Indonesia 50-10 tahun ke depan.  "Momen luar biasa, yang harus dimaksimalkan oleh semua stakeholder sepakbola nasional. Mulai dari klub hingga pemerintah. Kesempatan ini sangat jarang terulang. Hasilnya saya harapkan jadi fondasi kerangka timnas senior nanti," kata Nabil, pada Rabu (8/11/2023). Menurutnya, skuat Timnas U-17 besutan Bima Sakti Tukiman, tiga di antaranya berasal dari Jatim. Termasuk striker andalan Arkhan Kaka Putra Purwanto yang kini memperkuat Persis Solo. Yang paling istimewa, tentu saja keberadaan Figo Dennis Saputrananto. Pemain muda Persija Jakarta itu berasal dari satu daerah dengan M Nabil, yakni Kota Probolinggo. "Banyak pemandu bakat yang tertuju pada perhelatan Piala Dunia U-17 nanti. Pemain-pemain kita harus menunjukkan permainan terbaiknya agar mendapat perhatian dar

Selain Bangun Pasar Karah, Ada 6 Pasar Tradisional yang Jadi Prioritas Tahun Ini

SURABAYAIMediabidik.Com - Tahun ini pemerintah kota Surabaya melalui Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPR KPP) akan membangun Pasar Modern di Jalan Karah dengan nilai anggaran Rp 4,5 miliiar dengan luas lahan 6000 M2.  Iman Krestian Kabid Bangunan Gedung DPR KPP kota Surabaya mengatakan, itukan relokasi dari pasar tradisional di seberang jalan yang kondisinya tidak layak, arahan bapak walikota semua pasar yang pedagangnya tumpah ke jalan harus masuk kedalam. Seperti pasar Keputran, pasar Simo , Tembok, pabean dan Karah jadi prioritas bapak walikota. "Pasar Karah ini kan sudah tidak layak pasarnya, jadi mereka makan jalan/gang dan mereka akan dirapikan dan ditata semua di lokasi baru. Nantinya bekas pasarnya dibuat gedung serbaguna untuk kepentingan warga setempat. "ujar Iman kepada media ini, Kamis (18/1/2024).  Masih menurut Iman, rencana relokasi pasar itu sudah rencana lama dari dulu, namun dikarenakan kena Covid jadi rencana itu ter

PT Nitra Farmasi Edarkan Alkes Import Ilegal Asal Jepang

SURABAYA (Media Bidik) – Peredaran alat kesehatan(Alkes) produk Fuji Phycon asal Negeri Matahari Terbit (Jepang) yang sudah masuk ke Indonesia melalui Distributor tunggal PT Nitra Farmasi yang berkantor di jalan Percetakan Negara V No 10 Jakarta, ironinya alat kesehatan asal Jepang  yang diedarkan oleh PT Nitra Farmasi di Rumah Sakit Pemerintah maupun Swasta di seluruh Indonesia, ternyata belum mempunyai IPAK(Ijin Penyaluran Alat Kesehatan) dari Departemen Kesehatan RI sesuai Permenkes No 1191 Tahun 2010 tentang Penyaluran Alat Kesehatan(Alkes) dan Permenkes No 1190 Tahun 2010 tentang Ijin Edar Alkes. Perusahaan perdagangan farmasi milik Jarmansjah Joesoef  disinyalir melanggar Pasal 196 Undang-Undang  No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan bisa diancam kurungan penjara selama 15 tahun atau denda sebesar Rp 15 milliar. Padahal perusahaan perdagangan farmasi milik pengusaha asal Padang Sumatera Barat ini sudah berdiri sejak tahun 2004 namun hingga kini belum meng