SURABAYA (Mediabidik) – Anjloknya hasil produksi panen garam pada Tahun 2016 lalu menjadi catatan penting bagi Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Timur untuk membuat sejumlah program yang berbasis inovasi. Pentingnya program inovasi tersebut dilakukan Supaya untuk mengantisipasi cuaca yang tidak menentu, menjadi penyebab turunnya produksi garam pada tahun lalu.
Ditemui diruang kerjanya, Heru Tjahjono kepala DKP Jatim menjelaskan anjloknya pendapatan produksi hasil panen garam di Pulau Madura pada tahun lalu, menjadi salah satu pelajaran penting pihaknya untuk menciptakan inovasi baru. Bagaimana tidak, produksi garam di 2016 kemarin anjlok lebih dari sembilan puluh persen dari tahun sebelumnya.
" Satu hal yang perlu dilakukan dalam melaksanakan program inovasi tersebut adalah pendekatan ke masyarakat Madura dengan cara memberikan informasi dan sosialisasi tentang pengelolaan garam yang berstandar industri dan berkualitas sangat bagus," terang Heru di hadapan wartawan, Senin (8/5).
Ditambahkan Heru bahwa pada tahun 2015 lalu, produksi garam di Jatim bisa mencapai 1,1 juta ton khususnya di Pulau Madura. Bukan hanya surplus sekitar 950 ribu ton, dengan produksi sebanyak itu, Jatim dapat menyokong hingga sepertiga dari total konsumsi garam di tingkat nasional. Sekadar diketahui, untuk level nasional, total konsumsi garam sebesar 3,4 juta ton dan 150 ribu di antaranya digunakan di Jatim.
Berbeda halnya dengan produksi garam pada tahun 2016 lalu. Selama setahun, Jatim hanya bisa memproduksi garam sebesar 98 ribu ton. Bahkan, untuk menutup defisit penggunaan garam, Jatim sampai harus melakukan impor.
Sehingga akibat buruknya capaian produksi garam di 2016 tahun lalu, juga sempat menjadi salah satu catatan DPRD Jatim dalam persetujuan Laporan Keterangan Pertangungjawaban (LKPJ) Pemerintah Provinsi Jatim pekan lalu. Beberapa anggota dewan meminta pemrov untuk membuat terobosan agar peningkatan produksi garam bisa dilakukan.
Heru menjelaskan, bahwa salah satu alasan terbesar buruknya produksi garam di Jatim disebabkan cuaca yang didominasi oleh musim penghujan atau kemarau basah. Akibatnya hujan, petani enggan memproduksi garam.
" Saya Jamin pada tahun ini produksi panen garam di jatim khususnya di Pulau Madura kembali terdongkrak karena pihak kami (DKP Jatim-red) sudah melakukan terobasan program yang berinovasi tentang bagaimana caranya mengatasi produksi panen garam di Madura secara baik dan berkualitas," harap Heru (rofik)
Comments
Post a Comment