SURABAYA (Mediabidik) - Penyidik Pidana Khusus (Pidsus) Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jatim melakukan pemberkasan terhadap tersangka baru dugaan kasus korupsi pengadaan kapal floating crane PT DPS (Dok dan Perkapalan Surabaya) senilai Rp 63 miliar.Pemberkasan ini dilakukan terhadap tersangka Adri Siwu selaku sales representative perwakilan PT A&C Trading Network (ACTN) di Indonesia.Sebelumnya, penahanan terhadap tersangka Adri Siwu dilakukan pada Selasa (27/8/2019) lalu.Penetapan tersangka baru ini merupakan hasil pengembangan di persidangan dengan terpidana Dirut A&C Trading Network yang berkedudukan di Singapura, Antonius Aris Saputra. Dan juga pengembangan dari terdakwa mantan Dirut PT DPS, Riry Syeried Jetta."Sekarang sudah tahap pemberkasan terhadap tersangka Adri Siwu. Secepatnya kita rampungkan pemberkasan, sehingga bisa disidangkan," kata Kepala Kejati (Kajati) Jatim, Sunarta, Senin (16/9/2019).Sunarta mengaku, dalam kasus ini peranan tersangka Adri Siwu selaku penghubung antara PT DOK dengan perusahaan A&C Trading Network di Singapura."Dalam putusan terdakwa Antonius, nama Adri Siwu disebut. Ditambah dengan alat bukti beserta keterangan saksi-saksi, sehingga Adri Siwu kami tetapkan sebagai tersangka dan kami lakukan penahanan," beber Sunarta.Alasan itulah yang membuat penyidik Pidsus Kejati Jatim mengembangkan dan menetapkan Adri Siwu sebagai tersangka baru dalam kasus ini.Ditanya perihal pelimpahan berkas ke Pengadilan Tipikor, Sunarta enggan berspekulasi. Sebab saat ini perkembangan dari kasus ini adalah pemberkasan terhadap tersangka Adri Siwu."Intinya nama tersangka ini (Adri Siwu) disebutkan dalam persidangan, jadi mengalir kepada peranan yang bersangkutan. Hanya saja belum selesai (pemberkasan) karena baru," tegas Sunarta.Dalam perkara ini, tersangka Adri Siwu dipersangkakan Pasal 2 ayat (1), Pasal 3 Junto Pasal 18 UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah menjadi UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Tipikor Junto Pasal 55 ayat (1) KUHP.Sebelumnya, penyidik Pidsus Kejati Jatim jemput bola memeriksa saksi-saksi kasus ini di gedung bundar atau Kejaksaan Agung (Kejagung).Pemeriksaan saksi itu dilakukan terhadap Dewan Komisaris PT DPS dan pihak appraisal. Dari pemeriksaan saksi-saksi itulah penyidik mempunyai bukti keterlibatan tersangka Adri Siwu.Sementara itu, Tim Jaksa Penyidik kasus ini, Trimo mengaku pemeriksaan di gedung bundar lantaran para pihak Dewan Komisaris PT DPS banyak yang berdomisili di Jakarta. Sehingga penyidik jemput bola melakukan pemeriksaan para saksi."Sebanyak 12 orang saksi, diantaranya Dewan Komisaris PT DPS dan pihak appraisal kami periksa di gedung bundar," jelas Trimo beberapa waktu lalu.Belasan saksi ini diantaranya mantan Komisaris PT DPS, Gatot Sudariyono; Komisaris Utama PT DPS, Syarif Hidayat; mantan Komisaris Utama PT DPS, Pos Marojahan Hutabarat; Komisaris PT DPS, Mesdin Simarmata.Kemudian saksi dari Dirut PT PPA Finance Sampoerna Strategic Square, Rnny Octavianus Rorong; Dirut PT Karya Amal Reka, Mukti Wibowo dan Wakil Pimpinan Divisi BUMN dan Institusi Pemerintah Tahun PT Bank Negara Indonesia, Amerita. (opan)FotoKepala Kejati (Kajati) Jatim, Sunarta. Henoch Kurniawan
SURABAYA (Mediabidik) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus mematangkan desain dan konsep fasilitas kedokteran nuklir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bhakti Dharma Husada (BDH). Bahkan, pemkot sudah menargetkan tahun 2020 nanti, rumah sakit itu sudah dilengkapi fasilitas tersebut. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan menurut data selama ini, pasien-pasien yang membutuhkan penanganan selalu keluar kota, terutama pasien penyakit kanker. Sebab, di Surabaya hanya ada di RSU Dr Soetomo. Makanya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta Dinkes untuk menyediakan fasilitas kedokteran nuklir ini demi warga Kota Surabaya. "Itu lah mengapa kita buat kedokteran nuklir ini, supaya warga Surabaya tidak perlu keluar kota untuk mendapatkan pelayanan ini," kata kata Feni-sapaan Febria Rachmanita saat jumpa pers di kantor Humas Pemkot Surabaya, Rabu (23/10/2019). Menurut Feni, jumlah pederita penyakit kanker payu darah tahun 2018 mencapai 5.63
Comments
Post a Comment