Skip to main content

WALHI Minta Pemerintah dan Rumah Sakit Lebih Perketat Pengawasan Sampah Medis

SURABAYA(Mediabidik) - Lemahnya kontrol pengawasan dari pemerintah khususnya Badan Lingkungan Hidup (BLH) Jatim dan BLH kota Surabaya terkait Pelanggaran undang-undang 3un 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) oleh penyedia jasa angkutan (Transforter) sampah medis yang ada di Surabaya.

Seperti yang dilakukan PT SSB (Sukses Selamat Barokah) selaku penyedia jasa Transporter sampah medis untuk rumah sakit di Surabaya, ironinya PT SSB tidak mempunyai tempat sendiri sebagai gudang pengumpul sampah medis, tragisnya PT SSB melakukan bongkar muat sampah medis di tempat terbuka yang padat penduduk, dan itu jelas melanggar Undang-undang 32 Tahun 2009 tentang PPLH serta Peraturan Pemerintah (PP) 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah, karena sampah medis merupakan limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) dan bisa menyebarkan penyakit menular.

Bambang Catur Nusantara anggota dewan nasional WALHI menghimbau pemerintah daerah dan pihak Rumah Sakit harus perketat pengawasan dan perijinan sampah medis, karena sampah medis merupakan jenis limbah B3,

" Sampah medis itu diatur sendiri dan harus dikelola dengan benar dan tidak bisa disamakan dengan sampah biasa, dan pihak Rumah sakit harus mempunyai pengelolaan tersendiri," terang Bambang, selesai Hearing dengan Komisi A DPRD Surabaya, Senin(16/1).

Bambang menjelaskan," Terkait Transforter, pihak Rumah Sakit harus melakukan pengawasan dengan ketat, kalau memang transforter diserahkan ke pihak lain, ya harus di cek lebih teliti dan pada prinsipnya pihak Rumah Sakit tidak serta-merta meninggalkan tanggung jawabnya ke pihak ketiga, dan pihak Rumah Sakit harus selalu kontrol, karena itu tanggung jawabnya, " jelasnya.

Dia menambahkan," Tranpoter tidak bisa bongkar muat di sembarang tempat, karena sampah medis adalah sampah berbahaya dan tidak bisa digolongkan sampah umum, sehingga pengawasannya harus lebih ketat beda dengan jenis yang lain, karena dia hampir sama dengan limbah B3 dan tidak bisa dibuang di manapun, dan itu ketat aturannya dan sebisa mungkin rumah sakit harus mempunyai pengelolaan sampah tersendiri, dari dinas lingkungan harus lebih perketat pengawasannya, karena sampah medis itu luar biasa karena mengandung penyakit dan berbahaya,"pungkasnya.

Perlu diketahui, PT SSB didugatidak melakukan kegiatan pengelolaan sampah sesuai norma, standar, prosedur, atau kriteria sehingga mengakibatkan gangguan kesehatan masyarakat, gangguan keamanan, pencemaran lingkungan, dan/atau perusakan lingkungan, maka dianggap melanggar Undang-undang 32 Tahun 2009 dan Pasal 40 ayat 1 UU Pengelolaan sampah dan dapat dipidana penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 10 tahun dan denda antara Rp100 juta hingga Rp5 miliar. (pan)

Comments

Popular posts from this blog

Tahun Depan, RS BDH Dilengkapi Fasiltas Medician Nuklir

SURABAYA (Mediabidik) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus mematangkan desain dan konsep fasilitas kedokteran nuklir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bhakti Dharma Husada (BDH). Bahkan, pemkot sudah menargetkan tahun 2020 nanti, rumah sakit itu sudah dilengkapi fasilitas tersebut. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan menurut data selama ini, pasien-pasien yang membutuhkan penanganan selalu keluar kota, terutama pasien penyakit kanker. Sebab, di Surabaya hanya ada di RSU Dr Soetomo. Makanya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta Dinkes untuk menyediakan fasilitas kedokteran nuklir ini demi warga Kota Surabaya. "Itu lah mengapa kita buat kedokteran nuklir ini, supaya warga Surabaya tidak perlu keluar kota untuk mendapatkan pelayanan ini," kata kata Feni-sapaan Febria Rachmanita saat jumpa pers di kantor Humas Pemkot Surabaya, Rabu (23/10/2019). Menurut Feni, jumlah pederita penyakit kanker payu darah tahun 2018 mencapai 5.63

Dalih Partisipasi Masyarakat, SMAN 8 Surabaya Wajibkan Siswa Bayar Uang Iuran Rp 1,5 Juta

Mediabidik.com - Berdalih iuran partisipasi masyarakat (PM), SMAN 8 Surabaya wajibkan siswa bayar uang iuran pembangunan sekolah sebesar Rp 1,5 juta. Jika tidak membayar siswa tidak dapat ikut ujian. Hal itu diungkapkan Mujib paman dari Farida Diah Anggraeni siswa kelas X IPS 3 SMAN 8 Jalan Iskandar Muda Surabaya mengatakan, ada ponakan sekolah di SMAN 8 Surabaya diminta bayar uang perbaikan sekolah Rp.1,5 juta. "Kalau gak bayar, tidak dapat ikut ulangan," ujar Mujib, kepada BIDIK. Jumat (3/1/2020). Mujib menambahkan, akhirnya terpaksa ortu nya pinjam uang tetangga 500 ribu, agar anaknya bisa ikut ujian. "Kasihan dia sudah tidak punya ayah, ibunya saudara saya, kerja sebagai pembantu rumah tangga. Tolong dibantu mas, agar uang bisa kembali,"ungkapnya. Perihal adanya penarikan uang iuran untuk pembangunan gedung sekolah, dibenarkan oleh Atika Fadhilah siswa kelas XI saat diwawancarai. "Benar, bilangnya wajib Rp 1,5 juta dan waktu terakh

Dampak Cuaca Ekstrem, Dewan Desak Pemkot Monitoring Seluruh Papan Reklame

Mediabidik.com - Anggota Komisi A DPRD Surabaya Arif Fathoni meminta kepada tim reklame pemkot Surabaya, supaya melakukan monitoring dan evaluasi terhadap keberadaan seluruh papan reklame di Surabaya. Monitoring dan evaluasi itu penting dilakukan untuk mengantisipasi papan reklame yang roboh akibat cuaca ekstrem. "Monitoring itu untuk mengetahui papan reklame yang tidak berijin atau masa berlaku ijinnya sudah habis" jelasnya disela acara pertemuan Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Surabaya di gedung baru DPRD Surabaya, Selasa (07/01/2020). Thoni menegaskan Satpol PP harus tegas melakukan penertiban terhadap papan reklame yang ilegal itu. "Kami mendesak Satpol PP potong reklame ilegal. Kami banyak menerima informasi masyarakat akan keberadaan papan reklame yang tidak berijin" tegasnya. Pria yang juga menjabat Ketua Fraksi Partai Golkar ini menekankan, kalau penertiban itu perlu dilakukan, pasca peristiwa pohon tumbang yang mengakibatkan 2 korban meni