Skip to main content

Muscab 2017, Partai Demokrat akan Berlangsung Seru

SURABAYA (Mediabidik) - Musyawarah cabang (Muscab) partai Demokrat 2017 mendatang akan berlangsung seru, bahkan cenderung panas, karena masing-masing kandidat mempunyai keinginan yang sangat kuat.

Nama-nama yang mulai mengemuka adalah Mochammad Mahmud anggota sekaligus mantan Ketua DPRD Surabaya, Ratih Retnowati wakil ketua DPRD Surabaya, Junaedi ketua Fraksi Demokrat, dan Siswandi pengurus DPC Demokrat Surabaya (statusnya bukan anggota legeslatif-red)

Padahal, belakangan muncul kabar soal imbauan dari DPP Partai Demokrat yang berharap agar posisi ketua DPC Demokrat Surabaya diduduki oleh anggota legeslatif aktif. Lantas bagaimana dengan nasib Siswandi?

Menjawab kabar ini, Siswandi dengan tegas mengatakan jika hal itu tidak tercantum dalam aturan yang disyaratkan sebagai peserta pemilihan ketua DPC, artinya dia masih yakin bakal bisa maju sebagai calon di Muscab mendatang.

"Niat saya hanya ingin membesarkan partai, kalau soal itu kan tidak ada aturannya, justru menurut saya, seharusnya ketua DPC itu tidak usah menjadi anggota legeslatif, agar lebih bisa berkonsetrasi mengurus organisasi, sekaligus lebih bisa memberikan kesempatan kepada kader lainnya." jawabnya, Senin (16/1/2017)

Tidak hanya itu, kabar soal DPP Demokrat yang telah memberikan syarat tambahan bahwa seorang Ketua DPC harus mampu mengadakan sekaligus menyiapkan kantor partai dengan status tidak menyewa, Siswandi juga mengaku sangat siap.

"Kalau itu memang menjadi syarat yang melekat, saya juga siap, karena pemilik rumah di Jl Comal no 7 Surabaya telah menawarkan ke saya, dan rencananya memang akan saya beli untuk saya persiapkan sebagai kantor DPC, jika saya mendapatkan amanah menjadi ketua," tandasnya.

Terpisah, Ratih Retnowati mempunyai pandangan yang berbeda dengan Siswandi, bahkan bertolak belakang, karena menurutnya menjadi anggota legeslatif itu justru sangat penting bahkan diperlukan bagi seorang ketua DPC.

"Saya berpendapat jika ketua partai itu sebaiknya ya menjadi anggota legeslatif, karena dengan demikian kaitan emosinya dengan partai bisa lebih erat, terutama jika dikaitkan dengan tanggungjawabnya sebagai kader," paparnya.

Berdasarkan pengalamannya, politisi perempuan partai Demokrat yang berlatar belakang pendidik (Dosen Pasca Sarjana-red) ini meyakini bahwa untuk bisa memiliki kemampuan dan otoritas terjun ke masyarakat dengan tujuan mendengarkan aspirasi rakyat hanya dengan cara menjadi anggota legeslatif.

"Bagaimana seorang ketua partai bisa mengerti kondisi masyarakat, jika tidak terjun langsung, dan itu hanya bisa dilakukan jika menjadi anggota legeslatif," pungkas anggota legeslatif selama dua periode ini. (pan)

Comments

Popular posts from this blog

Tahun Depan, RS BDH Dilengkapi Fasiltas Medician Nuklir

SURABAYA (Mediabidik) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus mematangkan desain dan konsep fasilitas kedokteran nuklir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bhakti Dharma Husada (BDH). Bahkan, pemkot sudah menargetkan tahun 2020 nanti, rumah sakit itu sudah dilengkapi fasilitas tersebut. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan menurut data selama ini, pasien-pasien yang membutuhkan penanganan selalu keluar kota, terutama pasien penyakit kanker. Sebab, di Surabaya hanya ada di RSU Dr Soetomo. Makanya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta Dinkes untuk menyediakan fasilitas kedokteran nuklir ini demi warga Kota Surabaya. "Itu lah mengapa kita buat kedokteran nuklir ini, supaya warga Surabaya tidak perlu keluar kota untuk mendapatkan pelayanan ini," kata kata Feni-sapaan Febria Rachmanita saat jumpa pers di kantor Humas Pemkot Surabaya, Rabu (23/10/2019). Menurut Feni, jumlah pederita penyakit kanker payu darah tahun 2018 mencapai 5.63

Dalih Partisipasi Masyarakat, SMAN 8 Surabaya Wajibkan Siswa Bayar Uang Iuran Rp 1,5 Juta

Mediabidik.com - Berdalih iuran partisipasi masyarakat (PM), SMAN 8 Surabaya wajibkan siswa bayar uang iuran pembangunan sekolah sebesar Rp 1,5 juta. Jika tidak membayar siswa tidak dapat ikut ujian. Hal itu diungkapkan Mujib paman dari Farida Diah Anggraeni siswa kelas X IPS 3 SMAN 8 Jalan Iskandar Muda Surabaya mengatakan, ada ponakan sekolah di SMAN 8 Surabaya diminta bayar uang perbaikan sekolah Rp.1,5 juta. "Kalau gak bayar, tidak dapat ikut ulangan," ujar Mujib, kepada BIDIK. Jumat (3/1/2020). Mujib menambahkan, akhirnya terpaksa ortu nya pinjam uang tetangga 500 ribu, agar anaknya bisa ikut ujian. "Kasihan dia sudah tidak punya ayah, ibunya saudara saya, kerja sebagai pembantu rumah tangga. Tolong dibantu mas, agar uang bisa kembali,"ungkapnya. Perihal adanya penarikan uang iuran untuk pembangunan gedung sekolah, dibenarkan oleh Atika Fadhilah siswa kelas XI saat diwawancarai. "Benar, bilangnya wajib Rp 1,5 juta dan waktu terakh

Dampak Cuaca Ekstrem, Dewan Desak Pemkot Monitoring Seluruh Papan Reklame

Mediabidik.com - Anggota Komisi A DPRD Surabaya Arif Fathoni meminta kepada tim reklame pemkot Surabaya, supaya melakukan monitoring dan evaluasi terhadap keberadaan seluruh papan reklame di Surabaya. Monitoring dan evaluasi itu penting dilakukan untuk mengantisipasi papan reklame yang roboh akibat cuaca ekstrem. "Monitoring itu untuk mengetahui papan reklame yang tidak berijin atau masa berlaku ijinnya sudah habis" jelasnya disela acara pertemuan Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Surabaya di gedung baru DPRD Surabaya, Selasa (07/01/2020). Thoni menegaskan Satpol PP harus tegas melakukan penertiban terhadap papan reklame yang ilegal itu. "Kami mendesak Satpol PP potong reklame ilegal. Kami banyak menerima informasi masyarakat akan keberadaan papan reklame yang tidak berijin" tegasnya. Pria yang juga menjabat Ketua Fraksi Partai Golkar ini menekankan, kalau penertiban itu perlu dilakukan, pasca peristiwa pohon tumbang yang mengakibatkan 2 korban meni