SURABAYA (Mediabidik) - Komisi D DPRD Jatim menyoroti banyaknya perlintasan Kereta Api (KA) di wilayah Jatim yang belum memiliki palang pintu atau berpenjaga. Akibatnya, banyak terjadi kejadian kecelakaan di perlintasan KA yang memakan korban.
Menurut Wakil Ketua Komisi bidang Pembangunan DPRD Jatim, Hamy Wahyunianto jumlah perlintasan KA di seluruh Jatim sebanyak 1465 buah. Namun yang sudah memiliki palang pintu hanya sebanyak 554 buah. Sedangkan perlintasan yang belum memiliki penjaga sebanyak 911 buah.
"Perlintasan KA yang sudah dipasang Early Warning Sistem (EWS) baru 32% atau sekitar 299 buah. Tahun depan akan kita tingkatkan menjadi 326 buah," ujar politisi asal FPKS DPRD Jatim saat ditemui di ruang kerjanya, Senin(9/1).
Ia berharap PT Kereta Api Indonesia (KAI) ikut membantu pembiayaan untuk memasang palang pintu atau EWP di perlintasan KA yang belum memiliki palang pintu. Tujuannya, supaya angka kecelakaan di perlintasan KA bisa diminimalisir. "Kemampuan APBD Jatim sangat terbatas, tentu kami juga berharap PT KAI ikut membantu pengadaan palang pintu atau EWS," terang Hamy.
Selain persoalan perlintasan KA, lanjut Hamy penyebab lain kecelakaan lalin di ruas jalam milik Provinsi Jatim adalah minimnya perlengkapan rambu jalan. "Kelengkapan rambu jalan provinsi baru mencapai 42%. Ke depan tentu kami ingin ditingkatkan minimal sama seperti tingkat kemantapan jalan provinsi yang mencapai 92% dari yang ditargetkan hanya 88%," ungkapnya.
Sayangnya, tingkat kemantapan jalan provinsi tersebut tidak diikuti kemantapan jalan nasional dan jalan kabupaten/kota. Terlebih pada saat puncak musim penghujan yang terjadi pada medio Desember - Maret kerusakan jalan biasanya mencapai puncaknya alias rusak parah.
"Kami berharap Balai Besar Jalan Nasional di Jatim dan Dinas PU Bina Marga Kabupaten/Kota di Jatim meniru PU Bina Marga Jatim, yakni menyediakan stok material perbaikan jalan saat musim penghujan sehingga kerusakan jalan tidak sampai parah," pinta mantan Ketum DPW PKS Jatim ini.
Diakui Hamy, kerusakan jalan saat musim penghujan itu masalah yang sangat klasik yang hampir terjadi tiap jelang akhir tahun hingga awal tahun. Alasannya juga klasik yaitu sudah tidak ada anggaran karena tutup buku dan pada awal tahun belum ditenderkan sehingga tak bisa dikerjakan perbaikan jalan. (rofik)
Comments
Post a Comment