Skip to main content

Bapperda Jatim Menilai Larangan Mihol Tabrak Norma Undang-Undang

Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapperda) DPRD Jatim H.Achmad Heri
SURABAYA (Media Bidik) - Peraturan Daerah (Perda) Pelarangan Minuman Beralkohol atau Mihol yang sudah disahkan oleh DPRD kota Surabaya, belum lama ini. Menuai pro – kontra sejak masih bersifat usulan hingga sampai tahap pembahasan dan pengesahan. Kontroversi Perda Mihol itu terus berlanjut pasca pengesahan karena melarang peredaran mihol yang dinilai tidak tepat.

Hal itu dikatakan Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapperda) DPRD Jatim H.Achmad Heri menilai Perda Mihol itu menabrak norma hukum. Sebab, dalam undang-undang itu norma yang benar adalah pada persoalan Pembatasan, Pengendalian dan Pengawasan. Karena itu, kalau sampai melarang itu jelas salah kaprah.

"Saya tidak mau bicara Surabaya atau wilayah. Tapi menurut norma atau amar perundangan-undangan melarang mihol itu tidak tepat, lebih tepat adalah mengendalikan, membatasi dan mengawasi peredaran mihol," tegas Sekretaris Fraksi Nasdem-Hanura DPRD Jatim ini, Kamis (26/5).

Mantan Wakil Sekretaris PWNU Jatim ini mengungkapkan, sejatinya Pemkot Surabaya bisa menggunakan Perda Pengendalian Minuman Keras (Miras) yang sudah dimiliki Jawa Timur, karena Perda yang disahkan oleh anggota DPRD Jatim periode 2009-2014 itu berlaku di 38 kabupaten/kota termasuk kota Surabaya.

Masih menurut Heri, Perda yang dimiliki Pemprov Jatim itu sudah sangat lengkap dalam mengatur peredaran dan pembatasan minuman keras di Jawa Timur. Bahkan, ada ketentuan untuk merehabilitasi para pecandu minuman keras agar tidak lagi ketergantungan pada minuman yang bisa menghilangan kesadaran pikiran itu.

"Sebenarnya kalau mau mengatur peredaran minuman beralkohol, Jawa Timur sudah punya Perda Pengendalian Miras. Pemkot Surabaya bisa memakai itu sebagai payung hukum, ketimbang membuat perda inisiatif baru yang secara kontekstual sama," sindir Heri.

Politisi muda dari Partai NasDem Jatim inisecara pribadi kurang sepakat kalau minuman beralkohol dilarang total, karena hal itu menciderai semangat Bhineka Tunggal Ika yang menghargai perbedaan dan keberagaman. Terlebih dalam etnis dan agama tertentu ada yang menggunakan minuman beralkohol sebagai ritual ibadah. Karena itu, jangan berpikiran sempit atau salah kaprah kalau mihol itu untuk mabuk-mabukan.

Anggota Dewan Jatim asal daerah pemilihan Jatim VIII ini juga mengingatkan Surabaya adalah kota Metropolitan yang menjadi pusat bisnis dan wisata terbesar di Indonesia Timur. Karenanya, melarang total mihol akan menjadi boomerang, sebab banyak tamu asing yang singgah bahkan menetap dalam jangka waktu tertentu. Sementara mereka punya tradisi atau kebiasaan minum minuman beralkohol.

"Melarang mihol itu bukan bentuk kearifan lokal, justru sebaliknya bisa melanggar hak azasi orang lain. Kita ini harus menghargai keberagaman, jangan mentang-mentang mayoritas terus membuat aturan yang bisa merugikan minoritas," kritik Heri lagi. (rofik)

Virus-free. www.avast.com

Comments

Popular posts from this blog

Dalih Partisipasi Masyarakat, SMAN 8 Surabaya Wajibkan Siswa Bayar Uang Iuran Rp 1,5 Juta

Mediabidik.com - Berdalih iuran partisipasi masyarakat (PM), SMAN 8 Surabaya wajibkan siswa bayar uang iuran pembangunan sekolah sebesar Rp 1,5 juta. Jika tidak membayar siswa tidak dapat ikut ujian. Hal itu diungkapkan Mujib paman dari Farida Diah Anggraeni siswa kelas X IPS 3 SMAN 8 Jalan Iskandar Muda Surabaya mengatakan, ada ponakan sekolah di SMAN 8 Surabaya diminta bayar uang perbaikan sekolah Rp.1,5 juta. "Kalau gak bayar, tidak dapat ikut ulangan," ujar Mujib, kepada BIDIK. Jumat (3/1/2020). Mujib menambahkan, akhirnya terpaksa ortu nya pinjam uang tetangga 500 ribu, agar anaknya bisa ikut ujian. "Kasihan dia sudah tidak punya ayah, ibunya saudara saya, kerja sebagai pembantu rumah tangga. Tolong dibantu mas, agar uang bisa kembali,"ungkapnya. Perihal adanya penarikan uang iuran untuk pembangunan gedung sekolah, dibenarkan oleh Atika Fadhilah siswa kelas XI saat diwawancarai. "Benar, bilangnya wajib Rp 1,5 juta dan waktu terakh...

Ketua Umum KONI Jatim M Nabil: Laga FIFA U-17 Moment Menentukan Timnas Indonesia ke Depan

SURABAYA|Mediabidik.Com - Ketua Umum KONI Jatim M Nabil mengemukakan, perhelatan laga sepak bola international U-17 di Indonesia, menjadi moment menentukan bagi Timnas Indonesia 50-10 tahun ke depan.  "Momen luar biasa, yang harus dimaksimalkan oleh semua stakeholder sepakbola nasional. Mulai dari klub hingga pemerintah. Kesempatan ini sangat jarang terulang. Hasilnya saya harapkan jadi fondasi kerangka timnas senior nanti," kata Nabil, pada Rabu (8/11/2023). Menurutnya, skuat Timnas U-17 besutan Bima Sakti Tukiman, tiga di antaranya berasal dari Jatim. Termasuk striker andalan Arkhan Kaka Putra Purwanto yang kini memperkuat Persis Solo. Yang paling istimewa, tentu saja keberadaan Figo Dennis Saputrananto. Pemain muda Persija Jakarta itu berasal dari satu daerah dengan M Nabil, yakni Kota Probolinggo. "Banyak pemandu bakat yang tertuju pada perhelatan Piala Dunia U-17 nanti. Pemain-pemain kita harus menunjukkan permainan terbaiknya agar mendapat perhatian dar...

Komisi B Minta Pemprov serius sosialisasi dana pinjaman untuk pelaku UMKM

SURABAYA ( Media Bidik) - Jatim sangat apresiasi terhadap Pemprov yang mempunyai program membantu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jatim dengan menggelontorkan dana sebesar 400 Miliar di Bank UMKM guna memberikan bantuan kredit lunak kepada para pelaku UMKM di Jatim. Namun Chusainuddin,S.Sos Anggota Komisi B yang menangani tentang Perekonomian menilai Pemerintah provinsi masih kurang serius memberikan sosialisasi kepada masyarakat terutrama pelaku UMKM yang sebenarnya ada dana pinjaman lunak untuk mereka. " Ketika saya menjalankan Reses di Blitar,Kediri dan Tulungagung , banyak masyarakat sana tak mengetahui ada dana pinjaman lunak di Bank UMKM untuk para pelaku UMKM, karena sebenarnya jika Pemprov serius memberikan sosialisasi sampai ke tingkat desa,maka saya yakin masyarakat sangat senang sekali," ucap pria yang akrab dipanggil Gus Udin tersebut. Apalagi menyambut MEA, seharusnya pelaku UMKM sudah mengerti kalau ada dana pinjaman unt...