Skip to main content

PU Fraksi Gerindra “Kemiskinan di Jatim Semakin Meningkat”

Dr, Benjamin Kristianto Mars selaku juru bicara Fraksi Partai Gerindra
SURABAYA ( Media Bidik ) – Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Gubernur Jatim tahun 2015 banyak ditemui kesenjangan sosial dari berbagai sektor, artinya kinerja Pemprov Jatim patut dipertanyakan, salah satunya  pada kemiskinan di Jatim yang mengalami peningkatan, mengingat hingga Maret 2015 angka kemiskinan di Jatim meningkat menjadi 4,789 atau 12,34 persen dari total jumlah penduduk Jawa Timur.

Hal tersebut dikatan Dr, Benjamin Kristianto Mars selaku juru bicara Fraksi Partai Gerindra terkait LKPj Gubernur Jatim 2015 mengatakan," Jumlah Kemiskinan naik hingga 0,06 dibanding September 2014 yang masih berada di kisaran 12,28 persen atau sekitar 4,748 juta jiwa," terang Ketua Kesira Jatim ,Selasa (12/4).

Masih menurut Anggota Komisi E DPRD Jatim yang membidangi Kesejahteraan Rakyat, bahwa garis kemiskinan lebih diperparah lagi dengan jumlah masyarakat miskin dipedesaan, dimana pada bulan September 2014 hingga Maret 2015 garis kemiskinan di pedesaan naik 6,49 persen. Padahal diperkotaan angka kemiskinan hanya naik 3,93 persen.

"Kalau inflasi diperkotaan berkembang baik, akan tetapi inflasi dipedesaan terasa berat, karena mata pencariaannya hanya sebagai petani, karena daya jual petani pemerintah rendah sehingga petani hanya bisa untuk makan saja ketika panen tiba," tegasnya.

Karena itu, untuk mengurangi dan mengatasi kesenjangan kemiskinan atau Disparitas pedesaan, pihak Fraksi Gerindra DPRD Jatim meminta kepada pemerintah Jatim agar melakukan peningkatan ketrampilan terutama pelatihan para UMKM kepada masyarakat pedesaan bisa bersaing dengan masyarakat perkotaan terutama saat menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) masyarakat pedesaan bisa bersaing.

" Angka kemiskinan terjadi karena kurangnya perhatian dari Pemprov, maka kedepan Pemerintahan Soekarwo harus meningkatkan alokasi anggaran dengan menggenjot pelatihan para UMKM di pedesaan agar angka kemiskinan bisa tertekan turun," jelas dr Beny mantan Direktur RS William Both- Surabaya .(rofik)

Comments

Popular posts from this blog

Dalih Partisipasi Masyarakat, SMAN 8 Surabaya Wajibkan Siswa Bayar Uang Iuran Rp 1,5 Juta

Mediabidik.com - Berdalih iuran partisipasi masyarakat (PM), SMAN 8 Surabaya wajibkan siswa bayar uang iuran pembangunan sekolah sebesar Rp 1,5 juta. Jika tidak membayar siswa tidak dapat ikut ujian. Hal itu diungkapkan Mujib paman dari Farida Diah Anggraeni siswa kelas X IPS 3 SMAN 8 Jalan Iskandar Muda Surabaya mengatakan, ada ponakan sekolah di SMAN 8 Surabaya diminta bayar uang perbaikan sekolah Rp.1,5 juta. "Kalau gak bayar, tidak dapat ikut ulangan," ujar Mujib, kepada BIDIK. Jumat (3/1/2020). Mujib menambahkan, akhirnya terpaksa ortu nya pinjam uang tetangga 500 ribu, agar anaknya bisa ikut ujian. "Kasihan dia sudah tidak punya ayah, ibunya saudara saya, kerja sebagai pembantu rumah tangga. Tolong dibantu mas, agar uang bisa kembali,"ungkapnya. Perihal adanya penarikan uang iuran untuk pembangunan gedung sekolah, dibenarkan oleh Atika Fadhilah siswa kelas XI saat diwawancarai. "Benar, bilangnya wajib Rp 1,5 juta dan waktu terakh...

Komisi B Minta Pemprov serius sosialisasi dana pinjaman untuk pelaku UMKM

SURABAYA ( Media Bidik) - Jatim sangat apresiasi terhadap Pemprov yang mempunyai program membantu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jatim dengan menggelontorkan dana sebesar 400 Miliar di Bank UMKM guna memberikan bantuan kredit lunak kepada para pelaku UMKM di Jatim. Namun Chusainuddin,S.Sos Anggota Komisi B yang menangani tentang Perekonomian menilai Pemerintah provinsi masih kurang serius memberikan sosialisasi kepada masyarakat terutrama pelaku UMKM yang sebenarnya ada dana pinjaman lunak untuk mereka. " Ketika saya menjalankan Reses di Blitar,Kediri dan Tulungagung , banyak masyarakat sana tak mengetahui ada dana pinjaman lunak di Bank UMKM untuk para pelaku UMKM, karena sebenarnya jika Pemprov serius memberikan sosialisasi sampai ke tingkat desa,maka saya yakin masyarakat sangat senang sekali," ucap pria yang akrab dipanggil Gus Udin tersebut. Apalagi menyambut MEA, seharusnya pelaku UMKM sudah mengerti kalau ada dana pinjaman unt...

Oknum Staf Kecamatan Dukuh Pakis Pungli KTP, KK dan Akte Kelahiran Rp 8.2 Juta

SURABAYA (Mediabidik) – Mahalnya biaya untuk pengurusan KTP, KK dan Akte Kelahiran, itulah yang terjadi di kecamatan Dukuh Pakis Surabaya yang dialami oleh Sri Wulansari warga asal Kediri. Hanya ingin pindah tempat menjadi warga Surabaya dia harus mengeluarkan biaya Rp 8.2 juta kepada oknum staf kecamatan Dukuh Pakis yang bernama Sugeng, hanya menulis nama, alamat, tempat tanggal lahir dan nama orang tua di kertas kosong dia sudah mendapatkan KTP dan KSK Surabaya tanpa harus membawa surat pindah tempat dari Dispenduk Capil Kediri. Hal itu disampaikan Andi kerabat dari Sri Wulandari saat ditemui di kantor Humas pemkot Surabaya, Selasa (5/12) mengatakan, hanya dengan menyerahkan nama, tempat tanggal lahir dan orang tua sudah dapat KTP dan KSK Surabaya. "Untuk data cabut bendel dari Dispenduk capil dari Kediri tidak perlu, cukup hanya mengisi data nama, tempat tanggal lahir dan nama orang tua, janjinya seminggu jadi, ternyata sebulan lebih baru jadi. Untuk pembua...