Skip to main content

Sebagai Penyegaran di Korp Adhyaksa, Kejati Jatim Rotasi Sembilan Kajari

SURABAYA (Mediabidik) – Sembilan pejabat jajaran Kejaksaan Tinggi (Kajati) Jatim mengalami rotasi jabatan. Prosesi serah terima jabatan (sertijab) kesembilan Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) ini, dipimpin langsung oleh Kepala Kejati Jatim, M Dofir, Selasa (5/11/2019).

"Pejabat baru tentunya harus mengevaluasi dan mendata kasus-kasus (korupsi) yang telah ada. Sehingga penanganan tetap berjalan," kata M Dhofir.

Dhofir mengaku, jika nantinya kasusnya belum selesai, maka Kajari dan para Kasi harus melakukan gelar. Dalam artian kasus yang sudah ditangani ini harus didalami, baik mengenai hambatannya apa. Sehingga nantinya bisa dilakukan evaluasi untuk penentuan pengembangan kasus itu.

Mantan Kajari Surabaya ini juga berpesan, dalam penanganan perkara tindak pidana korupsi harus ada keseimbangan antara penindakan upaya preventif. Jadi, lanjut Dhofir, penanganan perkara korupsi tidak hanya dilakukan dengan penindakan saja. Melainkan harus ada upaya pencegahan supaya tidak terjadi tindak pidana tersebut.

"Jangan sampai hanya penindakan dan pengembalian keuangan negaranya saja. Tetapi harus memberikan solusi agar mereka tidak melakukan tindak pidananya lagi," tegas Dhofir.

Keseimbangan ini, sambung Dhofir, harus dilakukan antara upaya preventif dan penegakkan hukumnya. Sehingga merubah mindset (pola pikir) seseorang untuk tidak melakukan tindak pidana korupsi. Tentunya dengan sosialisasi mengenai pasal yang dipersangkakan dan ancaman hukuman yang diberikan jika terbukti melakukan tindak pidana korupsi.

"Upaya preventif ini lebih kepada pencegahan agar tidak terjadi tindak pidana korupsi. Hal itulah yang coba kami lakukan beserta Kejari jajaran," ungkapnya.

Sementara terkait sertijab ini, Dhofir menambahkan, sertijab ini sesuai dengan kebutuhan dari pimpinan atas. Dan juga sebagai penyegaran di lingkungan Korps Adhyaksa, yakni di Kejati Jatim beserta jajaran.

"Rotasi jabatan ini tentunya sebagai upaya penyegaran satuan, sekaligus sebagai promosi jabatan," pungkasnya.

Adapun sembilan Kajari jajaran Kejati Jatim yang mengalami rotasi jabatan, diantaranya Kajari Kota Malang yang semula dijabat Amran Lakoni, kini diserahterimakan kepada Andi Darmawangsa.

Kajari Tanjung Perak yang semula dijabat Rahmat Supriady, kini diserahterimakan kepada Wagiyo. Kajari Gresik yang semula dijabat Pandoe Pramoe Kartika, diserahterimakan kepada Heru Winoto.

Tak hanya kesembilan Kajari yang mengalami rotasi jabatan, tapi jabatan Asisten Tindak Pidana Umum (Aspidum) Kejati Jatim dan jabatan Koordinator pada Kejati Jatim turut bergulir.

Jabatan Aspidum Kejati Jatim yang semula dijabat Asep Maryono, diserahterimakan kepada Herry Ahmad Pribadi. Sedangan Koordinator yang semula dijabat Trimo, diserahterimakan kepada Teguh Ananto. (opan)

Foto : Tampak Kepala Kejati Jatim, M Dofir saat memimpin prosesi sertijab sembilan Kepala Kejari pada jajaran Kejati Jatim dikantornya, Selasa (5/11/2019). Henoch Kurniawan

Comments

Popular posts from this blog

Komisi B Minta Pemprov serius sosialisasi dana pinjaman untuk pelaku UMKM

SURABAYA ( Media Bidik) - Jatim sangat apresiasi terhadap Pemprov yang mempunyai program membantu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jatim dengan menggelontorkan dana sebesar 400 Miliar di Bank UMKM guna memberikan bantuan kredit lunak kepada para pelaku UMKM di Jatim. Namun Chusainuddin,S.Sos Anggota Komisi B yang menangani tentang Perekonomian menilai Pemerintah provinsi masih kurang serius memberikan sosialisasi kepada masyarakat terutrama pelaku UMKM yang sebenarnya ada dana pinjaman lunak untuk mereka. " Ketika saya menjalankan Reses di Blitar,Kediri dan Tulungagung , banyak masyarakat sana tak mengetahui ada dana pinjaman lunak di Bank UMKM untuk para pelaku UMKM, karena sebenarnya jika Pemprov serius memberikan sosialisasi sampai ke tingkat desa,maka saya yakin masyarakat sangat senang sekali," ucap pria yang akrab dipanggil Gus Udin tersebut. Apalagi menyambut MEA, seharusnya pelaku UMKM sudah mengerti kalau ada dana pinjaman unt

Tahun Depan, RS BDH Dilengkapi Fasiltas Medician Nuklir

SURABAYA (Mediabidik) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus mematangkan desain dan konsep fasilitas kedokteran nuklir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bhakti Dharma Husada (BDH). Bahkan, pemkot sudah menargetkan tahun 2020 nanti, rumah sakit itu sudah dilengkapi fasilitas tersebut. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan menurut data selama ini, pasien-pasien yang membutuhkan penanganan selalu keluar kota, terutama pasien penyakit kanker. Sebab, di Surabaya hanya ada di RSU Dr Soetomo. Makanya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta Dinkes untuk menyediakan fasilitas kedokteran nuklir ini demi warga Kota Surabaya. "Itu lah mengapa kita buat kedokteran nuklir ini, supaya warga Surabaya tidak perlu keluar kota untuk mendapatkan pelayanan ini," kata kata Feni-sapaan Febria Rachmanita saat jumpa pers di kantor Humas Pemkot Surabaya, Rabu (23/10/2019). Menurut Feni, jumlah pederita penyakit kanker payu darah tahun 2018 mencapai 5.63

40 Saksi Masuk Dalam Daftar Jaksa, Salah Satunya Anak Risma

SURABAYA (Mediabidik) - Sebanyak hampir 40 orang masuk dalam daftar saksi perkara amblesnya jalan Raya Gubeng, Kota Surabaya, Jawa Timur. Salah satu di antaranya ialah putra dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini alias Risma, Fuad Benardi. Jaksa Penuntut Umum tak menyebut dalam kapasitas sebagai apa Fuad insiden Gubeng ambles itu.  Para saksi itu tercantum dalam dua berkas terpisah. Berkas pertama terdiri dari tiga terdakwa dari PT Nusa Konstruksi Enjiniring (NKE) dan berkas kedua juga terdiri dari tiga terdakwa dari pihak pemilik proyek, PT Saputra Karya. "Yang (berkas terdakwa) NKE hampir 40 (saksi)," kata jaksa Rahmat Hari Basuki.  Para saksi itu kebanyakan dari pihak swasta yang digandeng PT Saputra Karya dalam pengerjaan proyek Gubeng Mixed Used Development, gedung pengembangan dari Rumah Sakit Siloam. Ada juga saksi dari pihak Pemerintah Kota Surabaya berkaitan dengan penerbitan Ijin Mendirikan Bangunan atau IMB.  Sayang, Rahmat ogah menyebutkan nama