SURABAYA (Mediabidik) - Saat namanya disebut masuk dalam bursa Pilwali kota Surabaya tahun 2020 mendatang. Dyah Katarina anggota Komisi D DPRD Surabaya tidak mau terbuai dengan isu-isu tersebut.
Politisi perempuan dari partai PDIP ini mengatakan, saya petugas partai dan apa kata partai, tapi menurut saya pribadi masih ada yang lebih senior yang pengalaman dan yang potensial diatasku. Saya yakin partai akan mempertimbangkan hal itu.
"Jadi bukan hanya popularitas saja, tapi elektabiltas dan intergeritas dan itu pertimbangannya banyak. Saya tau mengukur diri, belum levelnya masuk disana." ucap Diah kepada media ini, Kamis (11/7/2019).
Saat ditanya tentang Pilwali Surabaya mendatang, anggota Komisi D DPRD Surabaya ini menegaskan, ya harus dimenangkan PDIP lah, ya harus. Cuma kader kami kan banyak yang lebih senior, potensial, kompeten kan banyak.
"Kalau saya kan masih unyu-unyu. Dan orang kan mengkaitkannya dengan mas Bambang dan aku tidak mau seperti itu karena nanti aku bertanggung jawab sendiri, bukan karena mas Bambang." tegasnya.
Masih menurut istri mantan walikota Surabaya menyampaikan, bayang bayang itu jangan dilekatkan. Memang ditempat lain marak, justru yang mencalonkan istrinya itu suaminya sendiri. Mas Bambang paling terdepan mengkritisi kalau ada kader PDIP mencalonkan istrinya untuk mengantikan dirinya. Jadi kepala daerah dari PDIP.
"Karena dianggap dia nggak berhasil mengkader. Sehingga dia mbulet dikeluarganya sendiri. Kalau misalkan mas Bambang melakukan itu, sama saja jilat ludahnya sendiri." terangnya.
Kalau misalkan suatu saat PDIP mencalonkan dirinya untuk maju Pilwali Surabaya mendatang. Dirinya menjelaskan, mau ngak mau mas Bambang harus manut, karena di DPP dia tidak sendiri karena ada tim.
"Misalkan dia ngak setuju, tapi yang lainnya setuju gimana, ya sudah apa kata nanti DPP." pungkasnya. (pan)
Comments
Post a Comment