Surabaya-Jika
dalam kurun waktu 14 hari sesudah melakukan perjalanan terutama dari kawasan
Timur Tengah, Anda mengalami demam dan gejala sakit di saluran pernapasan
bagian bawah, seperti batuk atau sesak napas, segera periksakan diri ke dokter.
Jangan diabaikan begitu saja.
Bisa saja Anda
terserang virus Corona penyebab Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus
(MERS-CoV). Apalagi saat ini pemberitaan tentang penyakit MERS sangat gencar.
Memang bagi masyarakat awam, dari mana asalnya dan bagaimana penularan penyakit
ini masih asing.
Menurut dr. Indro
Harianto, SpPD dari RS Husada Utama Surabaya, Minggu (11/5/2014), penyakit MERS
pertama kali dilaporkan pada 2012 di Arab Saudi. Meski sumber pertama MERS
masih belum diketahui, tetapi para ilmuwan menduga kuat penyakit ini berasal
dari unta. Penelitian mengonfirmasi unta dan kelelawar di Arab Saudi positif
memiliki virus ini.
Spekulasi lain
yang terdapat di kalangan para peneliti menyebutkan, selain kelelawar, unta
juga diduga kuat berkaitan dengan asal mula dan penyebaran virus Corona, dimana
ditemukan antibodi terhadap virus ini dalam tubuh hewan khas Timur Tengah tersebut.
''Ada dugaan
manusia pertama yang terinfeksi, mungkin pernah secara tidak sengaja menghirup
debu kotoran kering kelelawar yang terinfeksi. Namun mekanisme penyebaran virus
Corona dari hewan ke manusia masih diteliti,''ujar dr Indro, Minggu (11/5/2014).
Ia menjelaskan
para peneliti masih menyelidiki kemungkinan hewan lain yang menjadi mediator
penularan virus Corona guna menangani meluasnya penyebaran penyakit ini,
mengingat jenis virus ini dikatakan lebih mudah menular antar-manusia dengan
dampak yang lebih mematikan dibandingkan SARS.
Infeksi MERS-CoV
yang dialami sebagian besar orang akan berkembang menjadi penyakit saluran
pernapasan berat atau sedang, dengan gejala-gejala demam, batuk dan napas
pendek. Namun sampai saat ini, masih terus dilakukan investigasi mengenai pola
penularannya karena telah ditemukan penularan dari manusia ke manusia yang
kontak dekat dengan penderita.
Menurut dr.Indro,
penularan dari pasien yang terinfeksi kepada petugas kesehatan yang merawat
juga diamati. Selain itu, kluster dari kasus infeksi MERS-CoV di Arab Saudi,
Jordania, Inggris, Prancis, Tunisia dan Italia juga diinvestigasi.
Badan Kesehatan
Dunia (WHO) telah mengeluarkan peringatan untuk mewaspadai ancaman
penyebarannya yang semakin meluas sejak April 2012. Namun masyarakat tetap bisa
melakukan perjalanan atau berkunjung ke negara-negara di kawasan Timur Tengah
dan sekitarnya, karena Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Center for Disease
Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat tidak akan mengeluarkan surat
travel warning tentang kesehatan kepada negara-negara yang terkait dengan
MERS-CoV.
''Tes laboratorium
Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk MERS-CoV tersedia di Kementerian
Kesehatan dan beberapa laboratorium internasional, namun tes ini bukan tes
rutin,''tukasnya.
Penularan MERS
dapat terjadi secara langsung maupun tak langsung. Secara langsung terjadi
melalui percikan dahak (droplet) ketika pasien batu atau bersin. Sedangkan
secara tak langsung melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi virus.
Hingga saat ini
belum ada vaksin yang spesifik dapat mencegah infeksi MERS-CoV dan belum
ditemukan metode pengobatan yang secara spesifik dapat menyembuhkan penyakit
tersebut. Perawatan medis hanya bersifat meringankan gejala.
Pengobatan yang
diberikan hanya difokuskan pada penanganan terhadap komplikasi dari penyakit
ini. Tindakan isolasi dan karantina mungkin dilakukan untuk mencegah penyebaran
penyakit MERS-CoV.
Ada beberapa
langkah sederhana pencegahan MERS yang membantu tubuh kita menjalankan perannya
dalam menangkal serangan virus. Yakni : tutuplah hidung dan mulut dengan tisu
ketika batuk atau bersin, dan segera buang tisu ke tempat sampah; hindari
menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum dicuci; hindari
kontak secara dekat dengan penderita, misalnya bersentuhan atau penggunaan alat
makan minum bersama; bersihkan barang-barang yang sering disentuh dengan
menggunakan desinfektan; terapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS); biasakan
mencuci tangan dengan sabun sebelum melakukan aktivitas dan sesudahnya; perkuat
imunitas dengan asupan bernutrisi serta istirahat cukup. (nos/ beritasurabaya.net )
Teks foto :
dr Indro Harianto,
SpPD.
Foto : Humas RS
Husada Utama.
Comments
Post a Comment