Skip to main content

Media Online Jadi Jawara Industri Media

Masihkah Anda berlangganan koran? Dari beberapa teman saya yang menjawab pertanyaan ini, dapat disimpulkan bahwa koran tampaknya tak lagi menjadi prioritas. Umumnya mereka menghentikan langganan sejak tiga atau empat tahun lalu. Bahkan ada teman saya yang tak lagi mengeluarkan biaya berlangganan koran sejak 10 tahun lalu. Beragam alasan menjadi pendorong mereka berhenti berlangganan.

Namun benang merahnya tetap sama. Dimana faktor biaya ternyata bukan alasan utama. Keputusan menghentikan langganan koran adalah hal yang simple dan realistis. Misalnya, meski tak berlangganan mereka masih bisa membaca koran di kantor. Mereka pun bisa mengalokasikan budget koran untuk media cetak lain seperti majalah atau tabloid yang lebih bersifat timeless atau collectible item yang sesuai dengan gaya hidup, hobi atau menunjang profesi. Lebih dari itu, kebiasaan membaca berita di koran kini sudah mulai tergantikan oleh smartphone dan tablet. Kehadiran berita yang dikemas dalam versi mobile, membuat berita benar-benar dalam genggaman.

Dengan demikian, apakah membaca media cetak kini sudah terasa kuno? Pernyataan itu mungkin terlalu tendensius. Namun jika kita menengok saja riset yang dilakukan Voice of America (VOA) pada 2012 tentang peta persaingan radio, televisi dan media lain di Nusantara sesungguhnya tidak terlalu mengejutkan.

Riset itu menunjukan, sebanyak 87 % penduduk Indonesia masih menggunakan TV untuk mendapatkan berita. Namun kelompok masyarakat yang mulai terbiasa memanfaatkan new media (instant messenger, online news, blog, social media, forum, SMS) jumlahnya sudah mencapai 36%. Sisanya 11% memperoleh informasi dari radio, dan hanya 7% yang masih menggunakan koran atau majalah untuk mengakses berita. Ini menunjukkan, media-media tradisional, khususnya radio dan media cetak kini hanya menjadi pelengkap dari euphoria yang tengah terjadi.

Tak berlebihan jika media online semakin diminati. Faktanya media-media online telah mampu menawarkan tiga unsur utama dalam menyajikan berita. Yakni selain cepat, berita dikemas menarik dan dibarengi dengan kredibilitas yang tinggi. Ketiga faktor ini membuat masyarakat kini semakin meninggalkan media cetak sebagai sumber utama dalam mengkonsumsi berita.

Perubahan kebiasan khususnya dalam mengakses new media juga sejalan dengan populasi pengguna internet di Indonesia yang semakin melonjak. Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengungkapkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia pada 2013 mencapai 63 juta orang atau 24,23 %dari total populasi.  Angka itu diprediksi naik sekitar 30% menjadi 82 juta pengguna dan terus tumbuh menjadi 107 juta pada 2014, dan 139 juta atau 50 persen total populasi pada 2015.

Riset APJII juga menemukan fakta menarik, yakni sebanyak 65% pengguna internet Indonesia lebih sering terkoneksi dengan internet melalui telepon seluler (ponsel). Harga yang terjangkau dan biaya akses yang semakin ekonomis membuat featured phone yang sebelumnya mendominasi, kini telah bergeser ke smartphone dan tablet yang semakin menjadi pilihan konsumen. Hal itu menunjukan, gaya hidup mobile (mobile life style) tak lagi sekedar menjadi jargon.

Jika melongok ke belakang, perkembangan media online sebenarnya telah dimulai sejak era reformasi 1998. Kini pertumbuhan media massa berbasis online yang lebih real time, menemukan momentumnya saat populasi ponsel pintar terus melonjak dan operator menerapkan tarif internet yang semakin terjangkau.

Tak berlebihan jika media online sekarang sudah menjadi jawara industri media massa.  Karenanya, demi memenangkan persaingan, sejak 2005 semakin banyak surat kabar yang juga memiliki juga media online. Tentu saja persaingan membuat industri media online pun semakin dinamis. Selain memperebutkan kue iklan yang terus menanjak, mereka juga terus berusaha memperbesar readers base.

Nah, dengan semakin tingginya minat masyarakat dalam mengakses media digital, menjadi pertanyaan besar akankah media-media cetak di Indonesia akan bernasib sama dengan kompatriot mereka di luar negeri yang sudah bertumbangan. Ada yang memprediksi, masa keemasan media cetak di Indonesia hanya tinggal menunggu waktu. Kira-kira 15 – 20 tahun lagi, katanya. Anda setuju?

Popular posts from this blog

Dalih Partisipasi Masyarakat, SMAN 8 Surabaya Wajibkan Siswa Bayar Uang Iuran Rp 1,5 Juta

Mediabidik.com - Berdalih iuran partisipasi masyarakat (PM), SMAN 8 Surabaya wajibkan siswa bayar uang iuran pembangunan sekolah sebesar Rp 1,5 juta. Jika tidak membayar siswa tidak dapat ikut ujian. Hal itu diungkapkan Mujib paman dari Farida Diah Anggraeni siswa kelas X IPS 3 SMAN 8 Jalan Iskandar Muda Surabaya mengatakan, ada ponakan sekolah di SMAN 8 Surabaya diminta bayar uang perbaikan sekolah Rp.1,5 juta. "Kalau gak bayar, tidak dapat ikut ulangan," ujar Mujib, kepada BIDIK. Jumat (3/1/2020). Mujib menambahkan, akhirnya terpaksa ortu nya pinjam uang tetangga 500 ribu, agar anaknya bisa ikut ujian. "Kasihan dia sudah tidak punya ayah, ibunya saudara saya, kerja sebagai pembantu rumah tangga. Tolong dibantu mas, agar uang bisa kembali,"ungkapnya. Perihal adanya penarikan uang iuran untuk pembangunan gedung sekolah, dibenarkan oleh Atika Fadhilah siswa kelas XI saat diwawancarai. "Benar, bilangnya wajib Rp 1,5 juta dan waktu terakh...

Pj Gubernur Jatim Lepas Atlet Jatim Menuju PON XXI Aceh-Sumut

SURABAYA|Mediabidik.Com - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono optimistis atlet kontingen Jawa Timur (Jatim) dapat membawa pulang gelar Juara Umum dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 di Aceh-Sumut pada 9-20 September mendatang. Hal tersebut disampaikannya saat melepas Kontingen Jawa Timur di Halaman Gedung Negara Grahadi Surabaya, pada Jumat (30/8/2024) sore.  Pelepasan tersebut ditandai dengan pemakaian jaket dan topi secara simbolis kepada perwakilan atlet dan pelatih oleh Pj Gubernur Adhy. Pj Gubernur Adhy mengatakan, optimisme raihan juara umum di PON kali ini sangatlah realistis. Mengingat pada gelaran PON XX di Papua tahun lalu, Jatim dapat menduduki juara ketiga. "Target tentunya yang terbaik lebih dari PON XX kemarin. Cita-cita kita jelas Juara Umum. Kita akan berjuang sekuat tenaga. Insya Allah nanti kami juga akan membersamai mereka bertanding. Kita doakan semoga Jawa Timur akan memperoleh juara umum atau paling tidak lebih daripada PON ke...

Dukung Penyelenggaraan Layanan QRIS Trans Jatim, Bank Jatim Raih Penghargaan

SURABAYA|Mediabidik.Com - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) terus bersinergi dengan program-program Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) demi memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh masyarakat. Salah satu bentuk support Bank Jatim, yaitu memfasilitasi kemudahan pembayaran transportasi bus Trans Jatim.  Berkat pelayanan prima yang diberikan oleh BJTM itu, perseroan berhasil mendapatkan apresiasi berupa piagam penghargaan dari Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur (Dishub Jatim) atas kerja sama penyelenggaraan layanan pembayaran non tunai melalui QRIS pada sistem E-Ticketing Trans Jatim. Piagam penghargaan tersebut diserahkan oleh Kepala Dishub Jatim Dr Nyono dan diterima oleh Direktur Kepatuhan Bank Jatim Umi Rodiyah dalam acara Peresmian Operasional bus Trans Jatim Koridor IV (Gresik - Lamongan) dan Trans Jatim Luxury, di Alun-Alun Lamongan, pada Jumat (9/8/2024). Turut hadir juga dalam kesempatan tersebut, Pj Gubernur Jawa Timur Adhy...