Skip to main content

Pemkot Apresiasi Penggelolaan Sampah Pasar PIOS

SURABAYA (Mediabidik) - Pemerintah Kota Surabaya mengapresiasi pengelolaan sampah yang dilakukan oleh Pasar Induk Osowilangun (PIOS). Sebab, pengelolaan sampah di pasar induk yang resmi itu sudah bisa melakukan pengelolaan sampah secara mandiri dengan bantuan mesin pencacah yang dibantu oleh Pemkot Surabaya.

Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Pemerintah Kota Surabaya Wisnu Wibowo mengatakan saat ini pihaknya bekerjasama dengan 15 pasar di Kota Surabaya untuk melakukan pemilahan sampah supaya lebih berkurang. Sedangkan salah satu pasar yang menjadi percontohan adalah Pasar Induk Osowilangun, Pasar Wonokromo dan Pasar Kapas Krampung.

"PIOS memang menjadi salah satu percontohan, termasuk juga Pasar Wonokromo dan Pasar Kapas Krampung, makanya kami sangat mengapresiasi pengelolaan sampah di PIOS," kata Wisnu ditemui saat acara Sosialisasi peraturan Wali Kota Surabaya nomor 10 tahun 2017 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Pelanggaran Peraturan Daerah Kota Surabaya nomor 5 tahun 2014 tentang Pengelolaan Sampah dan Kebersihan di Kota Surabaya yang digelar di Gedung Wanita Kalibokor Surabaya, Rabu, (26/4/2017).

Bahkan, ia memastikan ada peraturan daerah pasal peralihan yang mewajibkan bahwa pengelola kawasan seperti kawasan pemukiman, kawasan industri, kawasan komersial dan sebagainya wajib membuat pengelolaan sampah, minimal pemilahan. Makanya, di tiga pasar itu sudah ada semua pengelolaan sampahnya itu.

"Jadi, kami harapkan pengembangan perumahan dan mall memiliki pengelohan sampah masing-masing," kata dia.

Selain itu, pengelolaan sampah di PIOS itu juga ada bank sampah yang dikelola sendiri oleh para pedagang. Hasil dari bank sampah itu nantinya dibuat untuk bayar sewa stand pedagang masing-masing, sehingga sampah itu juga bisa menghasilkan uang.

"Yang paling penting di sini adalah para pedagang itu bisa melihat sampah bukan hanya untuk sekadar dibuang, tapi juga bisa diambil manfaatnya," kata dia.

Oleh karena itu, berkali-kali Wisnu mengaku sangat mengapresiasi pengelolaan sampah yang dilakukan oleh PIOS. Bahkan, ia berharap pasar-pasar lainnya bisa melihat kemudian meniru pengelolahan sampah yang dilakukan oleh PIOS.

Sebelumnya, General Manager PIOS, Rahayu Trissila, menjelaskan saat ini sampah organik yang dihasilkan dari 70 pedagang di PIOS sebanyak 6 Ton perhari dari Blok A sampai H. Sampah organik itu pun dicacah, sehingga mereka bisa menekan sampah yang dibuang ke Pembuangan Akhir Sampah di Benowo.

"Perharinya sekitar 2 ton sampah bisa diolah, dengan dipisahkan antara endapan dan air lindihnya yang fungsinya untuk campuran pupuk oleh Dinas Pertamanan dan Terbuka Hijau," ujarnya.

Setelah dicacah dengan mesin pencacah sampah, langsung dipilah endapannya, sedangkan air lindih dari sampah langsung masuk ke tabung air yang telah kita sediakan. Setelah terpilah antara endapan dan air lindih, petugas dari DKP Kota Surabaya mengambilnya untuk dijadikan salah satu bahan pupuk organik.

Dengan ini, pihak PIOS mengaku bisa menghemat biaya pembuangan sampah. Sisanya 4 ton dibuang ke TPA Benowo. Jika perbulan membutuhkan Rp 3,6 juta, setelah melalukan pengolahan sampah organik sebanyak 2 ton bisa melalukan penghematan.

"Dengan asumsi perkubiknya Rp 6 ribu maka kita perbulannya malakukan penghematan sekitar Rp 1,2 juta rupiah perbulan," ujarnya. (pan)

Comments

Popular posts from this blog

Dalih Partisipasi Masyarakat, SMAN 8 Surabaya Wajibkan Siswa Bayar Uang Iuran Rp 1,5 Juta

Mediabidik.com - Berdalih iuran partisipasi masyarakat (PM), SMAN 8 Surabaya wajibkan siswa bayar uang iuran pembangunan sekolah sebesar Rp 1,5 juta. Jika tidak membayar siswa tidak dapat ikut ujian. Hal itu diungkapkan Mujib paman dari Farida Diah Anggraeni siswa kelas X IPS 3 SMAN 8 Jalan Iskandar Muda Surabaya mengatakan, ada ponakan sekolah di SMAN 8 Surabaya diminta bayar uang perbaikan sekolah Rp.1,5 juta. "Kalau gak bayar, tidak dapat ikut ulangan," ujar Mujib, kepada BIDIK. Jumat (3/1/2020). Mujib menambahkan, akhirnya terpaksa ortu nya pinjam uang tetangga 500 ribu, agar anaknya bisa ikut ujian. "Kasihan dia sudah tidak punya ayah, ibunya saudara saya, kerja sebagai pembantu rumah tangga. Tolong dibantu mas, agar uang bisa kembali,"ungkapnya. Perihal adanya penarikan uang iuran untuk pembangunan gedung sekolah, dibenarkan oleh Atika Fadhilah siswa kelas XI saat diwawancarai. "Benar, bilangnya wajib Rp 1,5 juta dan waktu terakh...

Tiga Alasan Kejaksaan Ajukan Kasasi Atas Vonis Bebas Eks Dirut PT DOK

SURABAYA (Mediabidik) – Kepala Seksi Pidana Khusus (Kasipidsus) Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya, Heru Kamarullah, secara tegas menyatakan pihaknya sudah menyatakan secara resmi, untuk mengajukan perlawanan terhadap vonis bebas yang dijatuhkan hakim Pengadilan Tipikor Surabaya terhadap Mantan Direktur Utama (Dirut) PT Dok dan Perkapalan Surabaya (DPS), Riry Syeried Jetta. "Perlawanan dalam bentuk upaya hukum kasasi tersebut sudah resmi kita dinyatakan ke Pengadilan pada Rabu (23/10/2019) lalu," terang Heru, Jumat (25/10/2019) Heru menambahkan, Kasasi atas putusan bebas tersebut dilakukan berdasarkan tiga pertimbangan sebagaimana diatur dalam pasal 253 Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Pertama, terkait peraturan hukum yang tidak diterapkan sebagaimana mestinya. Kedua, untuk menguji kinerja hakim dalam mengadili perkara telah sesuai dengan Undang-Undang apa tidak atau dalam istilah hukum disebut judex facti. Dan yang ketiga, untuk menguji batas kewenangan pe...

Komisi B Minta Pemprov serius sosialisasi dana pinjaman untuk pelaku UMKM

SURABAYA ( Media Bidik) - Jatim sangat apresiasi terhadap Pemprov yang mempunyai program membantu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jatim dengan menggelontorkan dana sebesar 400 Miliar di Bank UMKM guna memberikan bantuan kredit lunak kepada para pelaku UMKM di Jatim. Namun Chusainuddin,S.Sos Anggota Komisi B yang menangani tentang Perekonomian menilai Pemerintah provinsi masih kurang serius memberikan sosialisasi kepada masyarakat terutrama pelaku UMKM yang sebenarnya ada dana pinjaman lunak untuk mereka. " Ketika saya menjalankan Reses di Blitar,Kediri dan Tulungagung , banyak masyarakat sana tak mengetahui ada dana pinjaman lunak di Bank UMKM untuk para pelaku UMKM, karena sebenarnya jika Pemprov serius memberikan sosialisasi sampai ke tingkat desa,maka saya yakin masyarakat sangat senang sekali," ucap pria yang akrab dipanggil Gus Udin tersebut. Apalagi menyambut MEA, seharusnya pelaku UMKM sudah mengerti kalau ada dana pinjaman unt...