Skip to main content

Komisi C Minta Bank Jatim Jangan Bankable Dengan UMKM

SURABAYA (Mediabidik) - Permasalahan klasik hingga kini yang dialami oleh mayoritas pelaku UMKM di Jawa Timur adalah sulitnya mendapatkan pinjaman di Bank Jatim, karena pihak Bank kerap sekali menilai pelaku UMKM tidak mampu memenuhi syarat perbankan atau "Bankable".

Gatot Sutantra Wisnu Murti, SH Anggota Komisi C DPRD Jatim mengatakan bahwa secara prospek banyak UMKM kita memiliki usaha yang layak untuk di berikan akses pinjaman perbankan secara mudah (feasible), namun faktanya tidak semua UMKM mampu mengakses mendapatkan  Kredit Usaha Rakyat (KUR) tersebut.

Politisi asal Fraksi NasDem Hanura menegaskan padahal KUR di peruntukan kepada masyarakat kecil, termasuk para pelaku usaha mikro kecil dan menengah.
Menurutnya saat ini Bank Jatim masih menilai ada potensi besar administrasi dan kredit bermasalah yang dihadapi bila menyalurkan kredit kepada UMKM, padahal pemerintah memiliki Undang - Undang (UU) Nomor 1 tahun 2016 yang mengatur tentang Penjaminan.

" Bank Jatim harus bisa profesional dan  memberikan rekomondasi yang layak untuk UMKM serta yang terpenting harus feasible jangan bankable," terang Gatot Sutantra, Rabu (29/8).

Pria asli Surabaya ini membeberkan selain persoalan suport, pembinaan dalam rangkah mengembangkan usaha harus dilakukan dengan bekerjasama dengan dinas yang terkait seperti dinas perdagangan ataupun dinas lainnya yang bisa memfasilitasi.

" Saya melihat soko guru ekonomi Indonesia bukan hanya koperasi saja, tapi pengusaha kecil pun seperti pedagang kaki lima ataupun sejenisnya bisa disebut juga sebagai soko guru ekonomi," ucapnya.

Pria berawakan garang ini menyampaikan  bahwa kebetulan dirinya sebagai ketua Dewan Penasehat Asosiasi Pedagang Kaki Lima (APKLI) Jawa Timur menginginkan adanya sinergisitas antara Bank Jatim dengan APKLI yang mempunyai komitmen memajukan bersama sama agar bisa menjadi nasabah utama Bank Jatim dan bisa memberikan suport .

" Saya kepingin Bank Jatim menjadi tuan rumah di Jawa Timur bagi pelaku UMKM, bukan malah bank- bank lain yang memberikan suport untuk UMKM kita. Pokoknya yang terpenting bisa saling memberikan suport," tegasnya.

Oleh karena itu komisi yang menangani keuangan ini berharap agar Bank Jatim mempermudah memberikan agunan dan yang paling penting jangan terlalu bankable namun harus feasible.

" Saya yakin pengusaha - pengusaha kecil masih mempunyai moral dan tanggung jawab untuk membayar pinjaman, " pungkas politisi Hanura ini.(RoHa)

Comments

Popular posts from this blog

Komisi B Minta Pemprov serius sosialisasi dana pinjaman untuk pelaku UMKM

SURABAYA ( Media Bidik) - Jatim sangat apresiasi terhadap Pemprov yang mempunyai program membantu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jatim dengan menggelontorkan dana sebesar 400 Miliar di Bank UMKM guna memberikan bantuan kredit lunak kepada para pelaku UMKM di Jatim. Namun Chusainuddin,S.Sos Anggota Komisi B yang menangani tentang Perekonomian menilai Pemerintah provinsi masih kurang serius memberikan sosialisasi kepada masyarakat terutrama pelaku UMKM yang sebenarnya ada dana pinjaman lunak untuk mereka. " Ketika saya menjalankan Reses di Blitar,Kediri dan Tulungagung , banyak masyarakat sana tak mengetahui ada dana pinjaman lunak di Bank UMKM untuk para pelaku UMKM, karena sebenarnya jika Pemprov serius memberikan sosialisasi sampai ke tingkat desa,maka saya yakin masyarakat sangat senang sekali," ucap pria yang akrab dipanggil Gus Udin tersebut. Apalagi menyambut MEA, seharusnya pelaku UMKM sudah mengerti kalau ada dana pinjaman unt

Tahun Depan, RS BDH Dilengkapi Fasiltas Medician Nuklir

SURABAYA (Mediabidik) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus mematangkan desain dan konsep fasilitas kedokteran nuklir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bhakti Dharma Husada (BDH). Bahkan, pemkot sudah menargetkan tahun 2020 nanti, rumah sakit itu sudah dilengkapi fasilitas tersebut. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan menurut data selama ini, pasien-pasien yang membutuhkan penanganan selalu keluar kota, terutama pasien penyakit kanker. Sebab, di Surabaya hanya ada di RSU Dr Soetomo. Makanya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta Dinkes untuk menyediakan fasilitas kedokteran nuklir ini demi warga Kota Surabaya. "Itu lah mengapa kita buat kedokteran nuklir ini, supaya warga Surabaya tidak perlu keluar kota untuk mendapatkan pelayanan ini," kata kata Feni-sapaan Febria Rachmanita saat jumpa pers di kantor Humas Pemkot Surabaya, Rabu (23/10/2019). Menurut Feni, jumlah pederita penyakit kanker payu darah tahun 2018 mencapai 5.63

40 Saksi Masuk Dalam Daftar Jaksa, Salah Satunya Anak Risma

SURABAYA (Mediabidik) - Sebanyak hampir 40 orang masuk dalam daftar saksi perkara amblesnya jalan Raya Gubeng, Kota Surabaya, Jawa Timur. Salah satu di antaranya ialah putra dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini alias Risma, Fuad Benardi. Jaksa Penuntut Umum tak menyebut dalam kapasitas sebagai apa Fuad insiden Gubeng ambles itu.  Para saksi itu tercantum dalam dua berkas terpisah. Berkas pertama terdiri dari tiga terdakwa dari PT Nusa Konstruksi Enjiniring (NKE) dan berkas kedua juga terdiri dari tiga terdakwa dari pihak pemilik proyek, PT Saputra Karya. "Yang (berkas terdakwa) NKE hampir 40 (saksi)," kata jaksa Rahmat Hari Basuki.  Para saksi itu kebanyakan dari pihak swasta yang digandeng PT Saputra Karya dalam pengerjaan proyek Gubeng Mixed Used Development, gedung pengembangan dari Rumah Sakit Siloam. Ada juga saksi dari pihak Pemerintah Kota Surabaya berkaitan dengan penerbitan Ijin Mendirikan Bangunan atau IMB.  Sayang, Rahmat ogah menyebutkan nama