Skip to main content

Antisipasi Teror Bom, Pemkot Akan Terapkan Alat Pendeteksi Dini

SURABAYA (Mediabidik) - Guna mengantisipasi keberadaan warga Surabaya yang berafiliasi dengan ISIS. Pemerintah kota (Pemkot) Surabaya akan menerapkan alat pendeteksi dini yang akan terintergrasi langsung dengan imigrasi. 

Walikota Surabaya Tri Risma Harini mengatakan, kita mempunyai alat sendiri untuk mendeteksi warga Surabaya yang pergi ke luar negeri dan alat ini akan terintergrasi langsung dengan imigrasi. 

"Dan akan kita terapkan sore ini, saya tidak bisa tangani itu, karena bukan kewenanganku. Tapi, bukan berarti saya ngak boleh usaha kan, dan saya percaya kalau kita berusaha pasti bisa. " ucap Risma disela acara jumpa pers dengan media, diruang kerjanya, Selasa (15/5/2018).

Risma menambahkan, sebetulnya tadi pagi saya sudah omongkan, ini mudah sekali untuk mendeteksi.

" Temen-temen masih ingat kapan hari, waktu di media ada 10 warga Surabaya yang ikut ke Suriah. Tapi saya bantah, enggak warga Surabaya ada 8, itu satu jam setelah berita itu muncul, karena saya tau caranya, " terangnya. 

Walikota perempuan ini melanjutkan, dan kita tau bagaimana caranya untuk mentres itu, saya bisa ngomong ini karena saya tau bagaimana caranya.

" Itu sangat mudah sekali, kalau sistemnya jadi nanti akan kita intergrasi. "jelasnya. 

Perlu diketahui, kebijakan Walikota Surabaya ingin menerapkan alat atau sistem tersebut, adalah karena saat ini kota Surabaya lagi diteror serangan bom bunuh diri. (pan) 

Comments

Popular posts from this blog

Dalih Partisipasi Masyarakat, SMAN 8 Surabaya Wajibkan Siswa Bayar Uang Iuran Rp 1,5 Juta

Mediabidik.com - Berdalih iuran partisipasi masyarakat (PM), SMAN 8 Surabaya wajibkan siswa bayar uang iuran pembangunan sekolah sebesar Rp 1,5 juta. Jika tidak membayar siswa tidak dapat ikut ujian. Hal itu diungkapkan Mujib paman dari Farida Diah Anggraeni siswa kelas X IPS 3 SMAN 8 Jalan Iskandar Muda Surabaya mengatakan, ada ponakan sekolah di SMAN 8 Surabaya diminta bayar uang perbaikan sekolah Rp.1,5 juta. "Kalau gak bayar, tidak dapat ikut ulangan," ujar Mujib, kepada BIDIK. Jumat (3/1/2020). Mujib menambahkan, akhirnya terpaksa ortu nya pinjam uang tetangga 500 ribu, agar anaknya bisa ikut ujian. "Kasihan dia sudah tidak punya ayah, ibunya saudara saya, kerja sebagai pembantu rumah tangga. Tolong dibantu mas, agar uang bisa kembali,"ungkapnya. Perihal adanya penarikan uang iuran untuk pembangunan gedung sekolah, dibenarkan oleh Atika Fadhilah siswa kelas XI saat diwawancarai. "Benar, bilangnya wajib Rp 1,5 juta dan waktu terakh...

Komisi B Minta Pemprov serius sosialisasi dana pinjaman untuk pelaku UMKM

SURABAYA ( Media Bidik) - Jatim sangat apresiasi terhadap Pemprov yang mempunyai program membantu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jatim dengan menggelontorkan dana sebesar 400 Miliar di Bank UMKM guna memberikan bantuan kredit lunak kepada para pelaku UMKM di Jatim. Namun Chusainuddin,S.Sos Anggota Komisi B yang menangani tentang Perekonomian menilai Pemerintah provinsi masih kurang serius memberikan sosialisasi kepada masyarakat terutrama pelaku UMKM yang sebenarnya ada dana pinjaman lunak untuk mereka. " Ketika saya menjalankan Reses di Blitar,Kediri dan Tulungagung , banyak masyarakat sana tak mengetahui ada dana pinjaman lunak di Bank UMKM untuk para pelaku UMKM, karena sebenarnya jika Pemprov serius memberikan sosialisasi sampai ke tingkat desa,maka saya yakin masyarakat sangat senang sekali," ucap pria yang akrab dipanggil Gus Udin tersebut. Apalagi menyambut MEA, seharusnya pelaku UMKM sudah mengerti kalau ada dana pinjaman unt...

Oknum Staf Kecamatan Dukuh Pakis Pungli KTP, KK dan Akte Kelahiran Rp 8.2 Juta

SURABAYA (Mediabidik) – Mahalnya biaya untuk pengurusan KTP, KK dan Akte Kelahiran, itulah yang terjadi di kecamatan Dukuh Pakis Surabaya yang dialami oleh Sri Wulansari warga asal Kediri. Hanya ingin pindah tempat menjadi warga Surabaya dia harus mengeluarkan biaya Rp 8.2 juta kepada oknum staf kecamatan Dukuh Pakis yang bernama Sugeng, hanya menulis nama, alamat, tempat tanggal lahir dan nama orang tua di kertas kosong dia sudah mendapatkan KTP dan KSK Surabaya tanpa harus membawa surat pindah tempat dari Dispenduk Capil Kediri. Hal itu disampaikan Andi kerabat dari Sri Wulandari saat ditemui di kantor Humas pemkot Surabaya, Selasa (5/12) mengatakan, hanya dengan menyerahkan nama, tempat tanggal lahir dan orang tua sudah dapat KTP dan KSK Surabaya. "Untuk data cabut bendel dari Dispenduk capil dari Kediri tidak perlu, cukup hanya mengisi data nama, tempat tanggal lahir dan nama orang tua, janjinya seminggu jadi, ternyata sebulan lebih baru jadi. Untuk pembua...