Skip to main content

Pengamat : Fandi Utomo Mencerminkan Visi Presiden dan Gubernur di Surabaya.

Mediabidik.com - Munculnya Fandi Utomo (FU) sebagai kandidat bakal calon wali Kota Surabaya cukup menarik perhatian dari berbagai kalangan. Kiprahnya di dunia politik serta pengalamannya menjadi Anggota DPR RI menjadi salah satu poin plus, tidak hanya itu sosok Fandi Utomo dinilai mampu mencerminkan Presiden Jokowi dan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.

Pengamat Sosiolog Politik UNESA Agus Machfud Fauzi, menyampaikan, untuk Pilwali surabaya Fandi Utomo merupakan sosok yang mampu mencerminkan Presiden Jokowi dan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, dikarenakan pengalamannya dan kepahamannya selama duduk sebagai DPR RI di komisi II DPR RI yang menyangkut pemerintahan, selain itu Fandi Utomo juga terlibat aktif demgan Gubernur Jatim  Khofifah Indar Parawansa saat pilgub lalu. 

"Dari sekian nama yang sudah mencuat di Pilwali surabaya seperti wawali surabaya Whisnu Sakti Buana kiblatnya untuk visi-misi pun sudah sangat jelas pada Presiden jokowi, namun KH Zahrul Azhar atau yang dikenal Gus Hans berorientasi pada Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa,  sedangkan Fandi Utomo mampu berkiblat pada presiden maupun gubernur," ungkap mantan komisioner KPU Jatim ini.

Agus Mahfud juga menegaskan, tidak hanya itu, Fandi Utomo juga mampu menjadi pilihan alternatif jika konflik di internal PDIP belum tuntas dan belum menemukan sosok yang disepakati, maka Fandi Utomo mampu menjadi sosok alternatif.

"Fandi Utomo juga bisa menjadi solusi pilihan di antara dua kubu yang saat ini ada di Pilwali surabaya yakni kubu Walikota Surabaya Tri Rismaharini atau PDIP dan kubu Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, dan Fandi Utomo akan mampu menjadi sosok alternatif dari dua kubu tersebut, apalagi Fandi Utomo sudah banyak dikenal oleh kalangan masyarakat Surabaya," pungkasnya. (pan)

Comments

Popular posts from this blog

Tahun Depan, RS BDH Dilengkapi Fasiltas Medician Nuklir

SURABAYA (Mediabidik) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus mematangkan desain dan konsep fasilitas kedokteran nuklir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bhakti Dharma Husada (BDH). Bahkan, pemkot sudah menargetkan tahun 2020 nanti, rumah sakit itu sudah dilengkapi fasilitas tersebut. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan menurut data selama ini, pasien-pasien yang membutuhkan penanganan selalu keluar kota, terutama pasien penyakit kanker. Sebab, di Surabaya hanya ada di RSU Dr Soetomo. Makanya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta Dinkes untuk menyediakan fasilitas kedokteran nuklir ini demi warga Kota Surabaya. "Itu lah mengapa kita buat kedokteran nuklir ini, supaya warga Surabaya tidak perlu keluar kota untuk mendapatkan pelayanan ini," kata kata Feni-sapaan Febria Rachmanita saat jumpa pers di kantor Humas Pemkot Surabaya, Rabu (23/10/2019). Menurut Feni, jumlah pederita penyakit kanker payu darah tahun 2018 mencapai 5.63

40 Saksi Masuk Dalam Daftar Jaksa, Salah Satunya Anak Risma

SURABAYA (Mediabidik) - Sebanyak hampir 40 orang masuk dalam daftar saksi perkara amblesnya jalan Raya Gubeng, Kota Surabaya, Jawa Timur. Salah satu di antaranya ialah putra dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini alias Risma, Fuad Benardi. Jaksa Penuntut Umum tak menyebut dalam kapasitas sebagai apa Fuad insiden Gubeng ambles itu.  Para saksi itu tercantum dalam dua berkas terpisah. Berkas pertama terdiri dari tiga terdakwa dari PT Nusa Konstruksi Enjiniring (NKE) dan berkas kedua juga terdiri dari tiga terdakwa dari pihak pemilik proyek, PT Saputra Karya. "Yang (berkas terdakwa) NKE hampir 40 (saksi)," kata jaksa Rahmat Hari Basuki.  Para saksi itu kebanyakan dari pihak swasta yang digandeng PT Saputra Karya dalam pengerjaan proyek Gubeng Mixed Used Development, gedung pengembangan dari Rumah Sakit Siloam. Ada juga saksi dari pihak Pemerintah Kota Surabaya berkaitan dengan penerbitan Ijin Mendirikan Bangunan atau IMB.  Sayang, Rahmat ogah menyebutkan nama

Dalih Partisipasi Masyarakat, SMAN 8 Surabaya Wajibkan Siswa Bayar Uang Iuran Rp 1,5 Juta

Mediabidik.com - Berdalih iuran partisipasi masyarakat (PM), SMAN 8 Surabaya wajibkan siswa bayar uang iuran pembangunan sekolah sebesar Rp 1,5 juta. Jika tidak membayar siswa tidak dapat ikut ujian. Hal itu diungkapkan Mujib paman dari Farida Diah Anggraeni siswa kelas X IPS 3 SMAN 8 Jalan Iskandar Muda Surabaya mengatakan, ada ponakan sekolah di SMAN 8 Surabaya diminta bayar uang perbaikan sekolah Rp.1,5 juta. "Kalau gak bayar, tidak dapat ikut ulangan," ujar Mujib, kepada BIDIK. Jumat (3/1/2020). Mujib menambahkan, akhirnya terpaksa ortu nya pinjam uang tetangga 500 ribu, agar anaknya bisa ikut ujian. "Kasihan dia sudah tidak punya ayah, ibunya saudara saya, kerja sebagai pembantu rumah tangga. Tolong dibantu mas, agar uang bisa kembali,"ungkapnya. Perihal adanya penarikan uang iuran untuk pembangunan gedung sekolah, dibenarkan oleh Atika Fadhilah siswa kelas XI saat diwawancarai. "Benar, bilangnya wajib Rp 1,5 juta dan waktu terakh