SURABAYA (Mediabidik)  - Tak hanya fokus di bidang pendidikan, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini juga  memperhatikan sistem transportasi utamanya keselamatan kepada setiap pengendara  R-2 maupun R-4 saat berlalu lintas. Perhatian ini penting dilakukan untuk  menekan angka kecelakaan di jalan raya.
"Saya paling cerewet soal marka karena saya tidak ingin  orang-orang mengalami kecelakaan. Apalagi sampai diamputasi," ujarnya dalam  acara sharing dan diskusi Indonesia Road Safety Award (IRSA) di gedung siola  lantai IV, pada Kamis, (4/10/2018). 
Wali Kota Risma - sapaan akrabnya menyampaikan, kondisi  lalu lintas di Kota Surabaya sudah sangat padat. Kendati demikian, Pemkot  Surabaya masih dapat mengendalikan karena menggunakan sistem cerdas  bernama Surabaya Inteligent Transport System (SITS). "Untuk  mendukung manajemen transportasi dengan pemanfaatan teknologi dan membangun  sistem informasi serta manajemen trasportasi secara otomatis," sambungnya.   
Selain terobosan SITS, Wali Kota perempuan pertama di  Surabaya ini menambahkan bahwa Pemkot Surabaya menyediakan gedung parkir park  and ride di beberapa titik yang sudah tersebar di wilayah Surabaya. Tujuannya,  kata dia, mengurangi kemacetan di jalan raya utamanya di sisi tepi jalan atau  trotoar. "Mengatur lalu lintas itu tidak hanya di jalan, tapi juga perlu  mengatur lahan parkir dan terminal," jelas Wali Kota Risma.
Ke depan, dirinya berencana untuk menambah gedung park  and ride, mengingat lahan yang dimiliki Pemkot Surabaya masih banyak. Hal  ini, lanjutnya, penting dilakukan agar jumlah kendaraan R-2 maupun R-4 dapat  ditampung dengan jumlah yang lebih banyak. "Insyallah tahun depan ada 4 gedung  parkir park and ride dan bertingkat," imbuhnya.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya Irvan Wahyu Drajad  menambahkan, penggunaan Surabaya Inteligent Transport System (SITS)  sudah berjalan dengan baik dan sangat membantu untuk memantau penyebab  kemacetan panjang maupun pendek di setiap ruas jalan.
"Misalnya ada kecelakaan, mobil mogok, parkir liar maka  SITS akan mengeluarkan signal," imbuh Irvan.  
Sementara itu, Chief Executive Officer Adira Insurance  Julian Noor menuturkan alasan dipilihnya Kota Surabaya sebagai tuan rumah dalam  sharing session jelang penghargaan IRSA 2018 karena Kota Pahlawan  menerapkan smart city dalam bidang keselamatan jalan.  "Surabaya bisa dijadikanbenchmark untuk finalis IRSA 2018 dalam  menerapkan program-program tata kelola keselamatan jalan," jelas Julian.
Melalui acara ini, Julian berharap setiap finalis dari  berbagai macam daerah dapat memberikan solusi permasalahan kota dan kabupaten  dalam hal penerapan smart city di wilayahnya masing-masing.  "Dengan adanya penerapan smart city di berbagai wilayah di  Indonesia akan semakin memudahkan masyarakat dalam mendapatkan informasi serta  memperbaiki pelayanan kepada masyarakat," tandasnya.
Acara IRSA tahun 2018 diikuti 137 peserta yang berasal  dari kota dan kabupaten. Dari 137 peserta, terpilih 23 kota dan kabupaten  finalis IRSA. Pemilihan finalis berdasarkan data-data keselamatan jalan seperti  jumlah penduduk, luas wilayah, jumlah kecelakaan, jumlah fatalitas kecelakaan  dan data pendukung lainnya. (pan)
Comments
Post a Comment