SURABAYA (Mediabidik) - Tim Jaksa dari Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jatim dan Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya merumuskan surat dakwaan dugaan kasus ujaran kebencian dengan tersangka Sugi Nur Raharja alias Gus Nur. Perumusan dakwaan ini bertujuan untuk ketelitian dan kecermatan surat dakwaan.
Kepala Seksi Penerangan Hukum (Kasi Penkum) Kejati Jatim, Richard Marpaung membenarkan hal itu. Richard mengatakan, perumusan surat dakwaan ini dilakukan untuk menguatkan uraian kasus yang tertuang dalam dakwaan.
"Lamanya proses perumusan surat dakwaan dikarenakan Jaksa ingin membuktikan perkara ini mulai dari uraian dakwaan. Karena untuk bukti-bukti sudah dinyatakan P21 (lengkap) saat tahap I (pelimpahan berkas)," kata Richard dikonfirmasi, Rabu (20/3/2019).
Adakah batasan dalam pelimpahan berkas (dakwaan) ke Pengadilan, Richard mengaku tidak ada. Namun, pihaknya memastikan secepatnya akan melimpahkan surat dakwaan dugaan kasus ujaran kebencian ini ke Pengadilan.
"Intinya, perumusan surat dakwaan ini dilakukan dengan teliti dan secermat mungkin. Meskipun tidak ada batasan dalam pelimpahan surat dakwaan, namun Jaksa akan secepatnya melimpahkan ke Pengadilan," tegasnya.
Sebelumnya, Kepala Seksi Pidana Umum (Kasi Pidum) Kejari Surabaya, Didik Adyotomo mengatakan bahwa Jaksa masih terus merumuskan berkas dakwaan kasus yang menyeret Gus Nur tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya kesalahan dalam pembuatan berkas surat dakwaan tersebut.
"Yang pasti saat ini kami masih fokus pada pembuatan berkas surat dakwaan saja," kata Didik pada Minggu (17/3).
Tak hanya Jaksa dari Kejari Surabaya saja yang meneliti surat dakwaan tersebut, Didik mengaku, Jaksa dari Kejati Jatim turut merumuskan surat dakwaan kasus ini. "Saat ini Jaksa juga masih teliti berkas dakwaan tersebut, hingga nantinya akan dilimpahkan dan disidangkan," jelasnya.
Saat disinggung belum kelarnya berkas dakwaan lantaran tersangka tidak ditahan, Didik membantah hal tersebut. Dirinya lebih mengedepankan ketelitian dalam surat dakwaan. "Kami tidak ingin salah dalam pembuatan surat dakwaan jadi kami bisa lebih teliti lagi," tegasnya.
Sebelumnya, pada Kamis (13/9/2018), anggota Forum Pembela Kader Muda NU melaporkan Sugi ke Subdit V Siber Ditreskrimsus Polda Jatim dengan dugaan menghina NU dan Banser di dalam video berdurasi satu menit 26 detik yang diunggah di media sosial.
Hingga pada Kamis (22/11/2018), Polda Jatim akhirnya menetapkan sebagai tersangka. Sugi di jerat dengan Pasal 27 ayat 3 Jo Pasal 45 ayat 3 Undang-undang Nomor 19 tahun tahun 2016 tentang informasi dan transaksi elektronik (ITE). (opan)
Foto
Kepala Seksi Penerangan Hukum (Kasi Penkum) Kejati Jatim, Richard Marpaung. Henoch Kurniawan
Mediabidik.com - Berdalih iuran partisipasi masyarakat (PM), SMAN 8 Surabaya wajibkan siswa bayar uang iuran pembangunan sekolah sebesar Rp 1,5 juta. Jika tidak membayar siswa tidak dapat ikut ujian. Hal itu diungkapkan Mujib paman dari Farida Diah Anggraeni siswa kelas X IPS 3 SMAN 8 Jalan Iskandar Muda Surabaya mengatakan, ada ponakan sekolah di SMAN 8 Surabaya diminta bayar uang perbaikan sekolah Rp.1,5 juta. "Kalau gak bayar, tidak dapat ikut ulangan," ujar Mujib, kepada BIDIK. Jumat (3/1/2020). Mujib menambahkan, akhirnya terpaksa ortu nya pinjam uang tetangga 500 ribu, agar anaknya bisa ikut ujian. "Kasihan dia sudah tidak punya ayah, ibunya saudara saya, kerja sebagai pembantu rumah tangga. Tolong dibantu mas, agar uang bisa kembali,"ungkapnya. Perihal adanya penarikan uang iuran untuk pembangunan gedung sekolah, dibenarkan oleh Atika Fadhilah siswa kelas XI saat diwawancarai. "Benar, bilangnya wajib Rp 1,5 juta dan waktu terakh...
Comments
Post a Comment