Skip to main content

Risma Bantah Maju Pilgub Jatim

SURABAYA (Mediabidik) - Banyak kalangan menilai, bahwa kunjungan mantan Presiden RI ke-5 itu, bermaksud meminang Wali kota Surabaya Tri Rismaharini agar bersedia di calonkan dalam pemilihan kepala derah (Pilkada) Jatim 2018 mendatang. Bahkan sejumlah media massa menulis tentang pemberitaan terkait pasangan calon Gubernur (Cagub) dan calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jatim asal PDIP akan di isi oleh pasangan Tri Rismaharini dan Abdullah Azwar Anas Bupati Banyuwangi.

Indikasi ini terlihat pada kunjungan Megawati ke Jawa Timur yang waktunya dilakukan disaat akan berlangsungnya pengumuman Cagub dan Cawagub asal PDIP, sekaligus interaksi putri proklamator ini yang nampak harmonis dengan Tri Rismaharini dan Abdullah Azwar Anas. Menyikapi hal itu, secara tegas Wali kota Tri Rismaharini menyatakan, bahwa kunjungan Ketua Umum Megawati Soekarno Putri, tidak membicarakan soal Pilkada Jatim 2018 mendatang. Apalagi membahas soal dirinya untuk maju pencalonan sebagai Cagub Jatim dari PDIP.

"Sumpah demi Allah tidak ada pembahasan soal Pilkada Jatim. Boleh saya sumpah pocong kalau saya bohong. Kita hanya ngobrol soal pertanian, peternakan dan kesejahteraan masyarakat. Bahkan saya dikenalkan kepala-kepala daerah asal PDIP lainnya yang bisa membantu men-suplai telor bebek untuk di buat telor asin bagi masyarakat," ungkap Risma dihadapan para pimpinan redaksi media massa sekota Surabaya, yang menggelar pertemuan di rumah dinas Walikota, Rabu(13/9/2017) sore.

Ia menambahkan, sejak awal dirinya sudah berkomitmen untuk tetap memimpin Surabaya sampai habis massa tugasnya, meskipun nama saya masuk dalam berbagai bursa penjaringan kepala daerah dan bahkan menteri. Komitmen ini, juga sering dirinya sampaikan berulang-ulang kepada Ketua Umum PDIP. Dalam berbagai survey calon kepala daerah, Lanjut Risma, namanya selalu muncul untuk dicalonkan. Bahkan saat penyusunan struktur Kabinet pemerintah Joko Widodo(Jokowi), namanya juga tersiar diberbagai media massa untuk menempati salah satu posisi menteri.

"Setiap survey kepala daerah sampai penyusunan menteri, nama saya kok selalu muncul. Dulu Gubernur DKI Jakarta, sekarang Gubernur Jatim, nama saya terus muncul. Tapi tetap saya tidak tergiur, ini bukan karena saya mengabaikan keinginan masyarakat Jatim, namun lebih pada kekuatiran saya untuk gagal nanti.  Apa jawaban saya kalau ditanya malaikat," tandas Risma.

Wali kota peraih penghargaan terbanyak dari dalam dan luar negeri ini, juga menjelaskan, menjabat wali kota kemudian menjabat lagi menjadi seorang gubernur dan bahkan menteri hingga Calon Presiden(Capres) pun, dianggapnya bukan suatu kenaikan peringkat prestasi. Bagi Risma, prestasi seorang kepala daerah adalah bisa mengentas kemiskinan.

"Jujur ya, kalau saya mau memilih, maka saya akan memilih mencalonkan Cagub DKI lalu. Disana wilayahnya lebih kecil dan mudah terjangkau sehingga masalahnya bisa dilihat langsung. Kalau Jatim jarakmya jauh-jauh yang tidak mungkin saya kunjungi setiap saat. Belum lagi kompleks permasalahannya yang begitu luas dan rumit serta bermacam-macam. Ini gak sanggup saya, karena bagi saya prestasi itu bukan naik peringkat tapi bisa mengentas kemiskinan," imbuhnya.

Risma memaparkan, persoalan kemiskinan di Jatim hampir setiap daerah berbeda masalahnya yang butuh penangan serius untuk menekannya. "Kalau jaraknya berjauhan dan prilaku masyarakatnya masih belum maju, maka saya kuatir gagal. Sehingga saya memilih memimpin di Surabaya. Tidak ada niatan untuk maju Cagub Jatim, apalagi Capres. Itu jauh dari keinginan saya," pungkas Risma.(pan) 

Comments

Popular posts from this blog

Dalih Partisipasi Masyarakat, SMAN 8 Surabaya Wajibkan Siswa Bayar Uang Iuran Rp 1,5 Juta

Mediabidik.com - Berdalih iuran partisipasi masyarakat (PM), SMAN 8 Surabaya wajibkan siswa bayar uang iuran pembangunan sekolah sebesar Rp 1,5 juta. Jika tidak membayar siswa tidak dapat ikut ujian. Hal itu diungkapkan Mujib paman dari Farida Diah Anggraeni siswa kelas X IPS 3 SMAN 8 Jalan Iskandar Muda Surabaya mengatakan, ada ponakan sekolah di SMAN 8 Surabaya diminta bayar uang perbaikan sekolah Rp.1,5 juta. "Kalau gak bayar, tidak dapat ikut ulangan," ujar Mujib, kepada BIDIK. Jumat (3/1/2020). Mujib menambahkan, akhirnya terpaksa ortu nya pinjam uang tetangga 500 ribu, agar anaknya bisa ikut ujian. "Kasihan dia sudah tidak punya ayah, ibunya saudara saya, kerja sebagai pembantu rumah tangga. Tolong dibantu mas, agar uang bisa kembali,"ungkapnya. Perihal adanya penarikan uang iuran untuk pembangunan gedung sekolah, dibenarkan oleh Atika Fadhilah siswa kelas XI saat diwawancarai. "Benar, bilangnya wajib Rp 1,5 juta dan waktu terakh...

Komisi B Minta Pemprov serius sosialisasi dana pinjaman untuk pelaku UMKM

SURABAYA ( Media Bidik) - Jatim sangat apresiasi terhadap Pemprov yang mempunyai program membantu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jatim dengan menggelontorkan dana sebesar 400 Miliar di Bank UMKM guna memberikan bantuan kredit lunak kepada para pelaku UMKM di Jatim. Namun Chusainuddin,S.Sos Anggota Komisi B yang menangani tentang Perekonomian menilai Pemerintah provinsi masih kurang serius memberikan sosialisasi kepada masyarakat terutrama pelaku UMKM yang sebenarnya ada dana pinjaman lunak untuk mereka. " Ketika saya menjalankan Reses di Blitar,Kediri dan Tulungagung , banyak masyarakat sana tak mengetahui ada dana pinjaman lunak di Bank UMKM untuk para pelaku UMKM, karena sebenarnya jika Pemprov serius memberikan sosialisasi sampai ke tingkat desa,maka saya yakin masyarakat sangat senang sekali," ucap pria yang akrab dipanggil Gus Udin tersebut. Apalagi menyambut MEA, seharusnya pelaku UMKM sudah mengerti kalau ada dana pinjaman unt...

Oknum Staf Kecamatan Dukuh Pakis Pungli KTP, KK dan Akte Kelahiran Rp 8.2 Juta

SURABAYA (Mediabidik) – Mahalnya biaya untuk pengurusan KTP, KK dan Akte Kelahiran, itulah yang terjadi di kecamatan Dukuh Pakis Surabaya yang dialami oleh Sri Wulansari warga asal Kediri. Hanya ingin pindah tempat menjadi warga Surabaya dia harus mengeluarkan biaya Rp 8.2 juta kepada oknum staf kecamatan Dukuh Pakis yang bernama Sugeng, hanya menulis nama, alamat, tempat tanggal lahir dan nama orang tua di kertas kosong dia sudah mendapatkan KTP dan KSK Surabaya tanpa harus membawa surat pindah tempat dari Dispenduk Capil Kediri. Hal itu disampaikan Andi kerabat dari Sri Wulandari saat ditemui di kantor Humas pemkot Surabaya, Selasa (5/12) mengatakan, hanya dengan menyerahkan nama, tempat tanggal lahir dan orang tua sudah dapat KTP dan KSK Surabaya. "Untuk data cabut bendel dari Dispenduk capil dari Kediri tidak perlu, cukup hanya mengisi data nama, tempat tanggal lahir dan nama orang tua, janjinya seminggu jadi, ternyata sebulan lebih baru jadi. Untuk pembua...