Skip to main content

Perlunya IPAL Untuk Mengatasi Pencemaran Kali Wonorejo

SURABAYA (Mediabidik) - Dampak limbah deterjen rumah tangga mencemari Kali Wonerejo saat ini, masuk dalam tahap mengkhawatirkan.  Akibatnya kerap terjadi busa tebal menutup permukaan sungai, terutama ketika rumah pompa di sana dihidupkan.

Seperti yang terjadi pada Sabtu lalu (13/8), ketika rumah pompa  Wonorejo II beroperasi.  Air Kali Wonorejo yang  semula berwarna coklat,   tak lama kemudian sudah tertutupi busa berwarna putih yang tebal.

Ketika pompa dimatikan, air sungai yang berbusa itu mengalir kembali dari arah muara karena air laut sedang pasang. Busa putih itu mulai terpecah dan mirip tumpukan salju di daerah bermusim dingin. Jika tertiup angin, busa itu ikut beterbangan.

Hal itu dikatan Wawan Some selaku pegiat lingkungan hidup di Pamurbaya (pantai timur Surabaya) mengatakan ini terjadi karena  deterjen yang  mengendap di dasar kali Wonorejo ikut teraduk ketika pompa air dinyalakan. Akibatnya, endapan deterjen itu menimbulkan busa yang tebal.

"Perilaku masyarakat yang membuang air limbah rumah tangga ke sungai hingga sekarang masih terus berlangsung. Bayangkan, warga di  Rungkut ini sekitar 300 ribuan, dan mereka membuang limbah rumah tangga ke sungai,  maka akibatnya seperti ini," tegasnya.

Selain itu, keberadaan   usaha pencucian pakaian yang menjamur juga menjadi penyumbang terbesar pencemaran air di sana. Apalagi, deterjen yang dipakai belum ada yang ramah lingkungnan. Bahkan ada kecenderungan masyarakat memakain deterjen yang banyak busa.

"Jika dibiarkan akan banyak ikan yang mati akibat kekurangan oksigen.  Selain itu  muncul gulma dan enceng gondok. Bahkan ikan juga akan mengalami perubahan kelamin," jelasnya.

Untuk menekan pencemaran kali, masih lanjut  Wawan, maka masyarakat harus diet deterjen. Artinya, penggunaan deterjan sesuai dengan kebutuhan.  Jika perlu memakai deterjen ramah lingkungan yang sekarang sudah beredar di pasaran.

Kali Wonorejo sendiri adalah sungai di kawasan Pantai Timur Surabaya. Sungai itu melewati kawasan permukiman dan industri. Di sekitar muara, air sungai melintasi kawasan hutan mangrove dan area tambak. Di dekat Rumah Pompa Wonorejo II juga terdapat obyek wisata Mangrove Wonorejo yang menjadi kawasan konservasi.

Sedangkan Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Surabaya Musdiq Ali Suhudi menegaskan, munculnya busa itu akibat limbah domestik atau limbah dari rumah tangga. Kandungan deterjen di sungai mengendap di dasar sungai. Ketika air sungai teraduk, kandungan detergen bereaksi membentuk gumpalan busa.

Ia menambahkan limbah domestik sebagian besar mengandung deterjen dari pencucian perabot dapur, kendaraan, atau air sabun dari kamar mandi.  "Masyarakat tidak boleh membuang limbah rumah tangga ke sungai. Untuk itu perlu dibuat IPAL (instalasi pengolahan air limbah) terpusat. Jadi air limbah itu ditampung di IPAL terpusat   untuk diolah setelah dibuang ke sungai," katanya. (pan)

 

Comments

Popular posts from this blog

Tahun Depan, RS BDH Dilengkapi Fasiltas Medician Nuklir

SURABAYA (Mediabidik) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus mematangkan desain dan konsep fasilitas kedokteran nuklir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bhakti Dharma Husada (BDH). Bahkan, pemkot sudah menargetkan tahun 2020 nanti, rumah sakit itu sudah dilengkapi fasilitas tersebut. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan menurut data selama ini, pasien-pasien yang membutuhkan penanganan selalu keluar kota, terutama pasien penyakit kanker. Sebab, di Surabaya hanya ada di RSU Dr Soetomo. Makanya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta Dinkes untuk menyediakan fasilitas kedokteran nuklir ini demi warga Kota Surabaya. "Itu lah mengapa kita buat kedokteran nuklir ini, supaya warga Surabaya tidak perlu keluar kota untuk mendapatkan pelayanan ini," kata kata Feni-sapaan Febria Rachmanita saat jumpa pers di kantor Humas Pemkot Surabaya, Rabu (23/10/2019). Menurut Feni, jumlah pederita penyakit kanker payu darah tahun 2018 mencapai 5.63

Dalih Partisipasi Masyarakat, SMAN 8 Surabaya Wajibkan Siswa Bayar Uang Iuran Rp 1,5 Juta

Mediabidik.com - Berdalih iuran partisipasi masyarakat (PM), SMAN 8 Surabaya wajibkan siswa bayar uang iuran pembangunan sekolah sebesar Rp 1,5 juta. Jika tidak membayar siswa tidak dapat ikut ujian. Hal itu diungkapkan Mujib paman dari Farida Diah Anggraeni siswa kelas X IPS 3 SMAN 8 Jalan Iskandar Muda Surabaya mengatakan, ada ponakan sekolah di SMAN 8 Surabaya diminta bayar uang perbaikan sekolah Rp.1,5 juta. "Kalau gak bayar, tidak dapat ikut ulangan," ujar Mujib, kepada BIDIK. Jumat (3/1/2020). Mujib menambahkan, akhirnya terpaksa ortu nya pinjam uang tetangga 500 ribu, agar anaknya bisa ikut ujian. "Kasihan dia sudah tidak punya ayah, ibunya saudara saya, kerja sebagai pembantu rumah tangga. Tolong dibantu mas, agar uang bisa kembali,"ungkapnya. Perihal adanya penarikan uang iuran untuk pembangunan gedung sekolah, dibenarkan oleh Atika Fadhilah siswa kelas XI saat diwawancarai. "Benar, bilangnya wajib Rp 1,5 juta dan waktu terakh

Dampak Cuaca Ekstrem, Dewan Desak Pemkot Monitoring Seluruh Papan Reklame

Mediabidik.com - Anggota Komisi A DPRD Surabaya Arif Fathoni meminta kepada tim reklame pemkot Surabaya, supaya melakukan monitoring dan evaluasi terhadap keberadaan seluruh papan reklame di Surabaya. Monitoring dan evaluasi itu penting dilakukan untuk mengantisipasi papan reklame yang roboh akibat cuaca ekstrem. "Monitoring itu untuk mengetahui papan reklame yang tidak berijin atau masa berlaku ijinnya sudah habis" jelasnya disela acara pertemuan Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Surabaya di gedung baru DPRD Surabaya, Selasa (07/01/2020). Thoni menegaskan Satpol PP harus tegas melakukan penertiban terhadap papan reklame yang ilegal itu. "Kami mendesak Satpol PP potong reklame ilegal. Kami banyak menerima informasi masyarakat akan keberadaan papan reklame yang tidak berijin" tegasnya. Pria yang juga menjabat Ketua Fraksi Partai Golkar ini menekankan, kalau penertiban itu perlu dilakukan, pasca peristiwa pohon tumbang yang mengakibatkan 2 korban meni