Skip to main content

Bank Jatim Dorong PT Kampung Coklat Blitar Jajaki Pasar Ekspor

Mediabidik.Com- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) semakin agresif untuk terus mendorong berbagai macam perusahaan agar bisa ekspor. Salah satunya, PT Kampung Coklat Blitar. Sebab, sentra daerah penghasil kakao terbesar itu sudah terbukti memiliki kualitas coklat yang tak perlu diragukan lagi. Destinasi wisatanya pun juga tak pernah sepi dari pengunjung.

Direktur Keuangan, Treasury,
dan Global Services Bank Jatim Edi Masrianto menjelaskan, value Kampung Coklat bisa semakin meningkat lagi, apabila perusahaan tersebut dapat melakukan ekspor sendiri dan membuka pasar-pasar baru di berbagai belahan dunia. "Bank Jatim bisa memfasilitasi ekspor dengan cara Letter of Credit (L/C). Manfaatnya banyak. Salah satunya, penjual terhindar dari importir yang nggak jadi bayar,"jelasnya, pada Minggu (28/5/2023). 

Edi menekankan, pada intinya Bank Jatim berkomitmen akan memberikan pendampingan kepada bisnis-bisnis yang berpotensi dan ingin sekali menjajaki pasar global." Kami saat ini sedang gencar memberikan edukasi kepada pengusaha-pengusaha sampai mereka paham tentang ekspor dan bisa melakukan pengiriman keluar negeri sendiri,"paparnya.

Sebab menurut Edi, apabila sebuah perusahaan sudah mampu untuk ekspor secara mandiri, manfaatnya akan sangat banyak. Antara lain keuntungan meningkat, memiliki nilai jual yang tinggi, dan jangkauan pasarnya akan semakin luas. "Dengan jangkauan pasar yang luas, para pelaku bisnis tentunya akan menghasilkan jumlah produk yang lebih besar lagi. Sehingga skala produknya pun akan semakin besar daripada menjualnya secara domestik saja," terangnya.

Menanggapi hal tersebut, Owner PT Kampung Coklat Blitar Kholid Mustofa menjelaskan, selama ini pihaknya memang belum melakukan ekspor secara mandiri. "Jadi kami masih ngesub saja, tak ikut mengekspor secara langsung. Ada salah satu gudang di Surabaya yang mengemas dan mengeksporkan barang kami," urainya. 

Tapi, Kholid sangat bersyukur bahwa Bank Jatim terus mendampingi bisnisnya selama ini. Terlebih lagi, sudah diberi masukan yang sangat banyak tentang ekspor impor. "Kami punya dua produk, yaitu coklat biji dan coklat olahan. Kalau biji memang diekspor. Kita bawa ke gudang yang ada di Romokalisari, lalu dikemas oleh mereka. Nah, kalau yang olahan, kita pasarkan di galeri sini dan juga online. Untuk yang online, ada buyer kami cukup besar dari Taiwan beli coklat ke kami tiap bulannya 6 kwintal," cerita Kholid. 

Adapun saat ini Kampung Coklat Blitar telah menjadi salah satu destinasi andalan para wisatawan jika hendak berkunjung ke Blitar. Di tempat ini, pengunjung bisa melihat perkebunan coklat seluas 6,5 hektare. 

"Kami memulai bertani coklat ini dari lahan seluas 720 meter persegi dan Alhamdulillah sampai bisa seperti sekarang. Harapan saya semoga ke depannya Bank Jatim bisa terus mensupport kami tak hanya dari finasial saja, tetapi juga memberikan berbagai macam arahan demi pengembangan bisnis,"tutupnya. (rinto)

Caption: Direktur Keuangan, Treasury,
dan Global Services Bank Jatim Edi Masrianto di Kampung Coklat Blitar. 

Comments

Popular posts from this blog

Tahun Depan, RS BDH Dilengkapi Fasiltas Medician Nuklir

SURABAYA (Mediabidik) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus mematangkan desain dan konsep fasilitas kedokteran nuklir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bhakti Dharma Husada (BDH). Bahkan, pemkot sudah menargetkan tahun 2020 nanti, rumah sakit itu sudah dilengkapi fasilitas tersebut. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan menurut data selama ini, pasien-pasien yang membutuhkan penanganan selalu keluar kota, terutama pasien penyakit kanker. Sebab, di Surabaya hanya ada di RSU Dr Soetomo. Makanya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta Dinkes untuk menyediakan fasilitas kedokteran nuklir ini demi warga Kota Surabaya. "Itu lah mengapa kita buat kedokteran nuklir ini, supaya warga Surabaya tidak perlu keluar kota untuk mendapatkan pelayanan ini," kata kata Feni-sapaan Febria Rachmanita saat jumpa pers di kantor Humas Pemkot Surabaya, Rabu (23/10/2019). Menurut Feni, jumlah pederita penyakit kanker payu darah tahun 2018 mencapai 5.63

40 Saksi Masuk Dalam Daftar Jaksa, Salah Satunya Anak Risma

SURABAYA (Mediabidik) - Sebanyak hampir 40 orang masuk dalam daftar saksi perkara amblesnya jalan Raya Gubeng, Kota Surabaya, Jawa Timur. Salah satu di antaranya ialah putra dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini alias Risma, Fuad Benardi. Jaksa Penuntut Umum tak menyebut dalam kapasitas sebagai apa Fuad insiden Gubeng ambles itu.  Para saksi itu tercantum dalam dua berkas terpisah. Berkas pertama terdiri dari tiga terdakwa dari PT Nusa Konstruksi Enjiniring (NKE) dan berkas kedua juga terdiri dari tiga terdakwa dari pihak pemilik proyek, PT Saputra Karya. "Yang (berkas terdakwa) NKE hampir 40 (saksi)," kata jaksa Rahmat Hari Basuki.  Para saksi itu kebanyakan dari pihak swasta yang digandeng PT Saputra Karya dalam pengerjaan proyek Gubeng Mixed Used Development, gedung pengembangan dari Rumah Sakit Siloam. Ada juga saksi dari pihak Pemerintah Kota Surabaya berkaitan dengan penerbitan Ijin Mendirikan Bangunan atau IMB.  Sayang, Rahmat ogah menyebutkan nama

Dalih Partisipasi Masyarakat, SMAN 8 Surabaya Wajibkan Siswa Bayar Uang Iuran Rp 1,5 Juta

Mediabidik.com - Berdalih iuran partisipasi masyarakat (PM), SMAN 8 Surabaya wajibkan siswa bayar uang iuran pembangunan sekolah sebesar Rp 1,5 juta. Jika tidak membayar siswa tidak dapat ikut ujian. Hal itu diungkapkan Mujib paman dari Farida Diah Anggraeni siswa kelas X IPS 3 SMAN 8 Jalan Iskandar Muda Surabaya mengatakan, ada ponakan sekolah di SMAN 8 Surabaya diminta bayar uang perbaikan sekolah Rp.1,5 juta. "Kalau gak bayar, tidak dapat ikut ulangan," ujar Mujib, kepada BIDIK. Jumat (3/1/2020). Mujib menambahkan, akhirnya terpaksa ortu nya pinjam uang tetangga 500 ribu, agar anaknya bisa ikut ujian. "Kasihan dia sudah tidak punya ayah, ibunya saudara saya, kerja sebagai pembantu rumah tangga. Tolong dibantu mas, agar uang bisa kembali,"ungkapnya. Perihal adanya penarikan uang iuran untuk pembangunan gedung sekolah, dibenarkan oleh Atika Fadhilah siswa kelas XI saat diwawancarai. "Benar, bilangnya wajib Rp 1,5 juta dan waktu terakh