Mediabidik.Com–Anggaran Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya tahun 2023 khusus proyek penanganan banjir mencapai Rp704,7 miliar, atau setengah triliun lebih.
"Itu total anggaran DSDABM di 2023, dengan nilai tersebut Komisi C meminta dinas tersebut segera action mengerjakan proyek infrastruktur banjir," ujar Ketua Komisi C DPRD Surabaya, Baktiono di Surabaya, Jumat (24/02/23).
Komisi C, tambah Baktiono, tidak menampik bahwa kinerja DSDABM Surabaya tahun 2022 cukup baik. Indikatornya adalah pengerjaan pembangunan baik jalan, drainase, saluran mulai hulu hingga hilir sampai akhir November tuntas.
"Tahun ini Komisi C menyarankan ke DSDABM Surabaya, pengerjaan proyek utamanya proyek skala besar dengan nilai anggaran besar dikerjakan 24 jam. Mengapa, agar cepat selesai,"tegas anggota dewan dari PDIP Surabaya empat periode ini.
Dirinya menambahkan, jika proyek cepat selesai maka pembayarannya di kontraktor juga cepat selesai, selain itu pengerjaan proyek dapat menyerap tenaga kerja.
"Oleh karena itu, kami minta DSDABM Surabaya segera action melakukan pekerjaannya, mumpung ini masih di awal triwulan pertama,"tegas Baktiono.
Ia menerangkan, triwulan pertama Januari-Maret 2023 memang anggaran pendapatan Surabaya belum masuk maksimal itu kita maklumi.
Tapi, jelas Baktiono, sebaiknya untuk pembangunan segera dilaksanakan dahulu dengan optimisme bahwa APBD Surabaya tahun ini bisa tercapai sesuai target yaitu Rp11,3 triliun di 2023.
"Artinya, proyek dikerjakan dulu dari awal tahun dan selesai terus dilakukan evaluasi, maka dicairkan anggarannya. Bukan malah tunggu duit terkumpul baru mulai dikerjakan, sehingga proyek tidak sesuai target dari rancangan yang sudah disepakati dalam setiap pembahasan APBD," terang Baktiono.
Ia kembali mengatakan, selama ini yang dilakukan dinas PU saat ini DSDABM Surabaya, ada uang baru proyek dikerjakan, tidak seperti itu. Mulai sekarang dibangun dan nanti kekurangannya kan dapat di evaluasi dan dapat diselesaikan tahun 2023 ini.
"Actionnya yang prioritas proyek penanganan banjir, jalan yang belum di paving segera di paving, pembangunan crossing saluran,"tuturnya Baktiono.
Dirinya mencontohkan, crossing saluran air yang di hilir atau jalan kecil itu belum maksimal dibangun sehingga salurannya kurang besar dan ini riskan terhadap genangan air saat curah hujan tinggi.
"Untuk itu jangan hanya bangun 6 rumah pompa air skala besar, tapi skala sedang maupun kecil juga harus dibangun, agar mudah menyedotnya dan membuangnya ke sungai sehingga minim terjadi genangan air,"pungkasnya. (red)
Comments
Post a Comment