Skip to main content

Pemkot Gelar Pelatihan Wirausaha Bagi Warga Terdampak



SURABAYA (Media Bidik) - Keberhasilan alihprofesi warga di kawasan lokalisasi menjadi concern utama Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya pascapenutupan lokalisasi Dolly dan Jarak. Karena itu, Pemkot Surabaya terus berupaya untuk mendorong kemandirian warga terdampak penutupan lokalisasi. Salah satunya dengan intensif mengadakan pelatihan berwirausaha bagi warga terdampak.
 Mulai Rabu (10/9), Pemkot Surabaya dengan difasilitasi PT Terminal Petikemas Surabaya dan PT Wangta Agung, menggelar pelatihan kewirausahaan bagi warga terdampak penutupan gang Dolly dan Jarak di kantor Kecamatan Sawahan. Pelatihan yang melibatkan 80 warga di ring I (di kawasan lokalisasi) dan ring II (di sekitar lokalisasi) ini akan digelar selama 15 hari. Mayoritas pesertanya adalah ibu-ibu.

Hadir dalam pelatihan tersebut, Asisten IV Sekkota Surabaya (membidangi kesejahteraan rakyat), Eko Hariyanto, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) KB Surabaya, Nanis Chaerani dan Kepala Badan Arsip dan Perpustakaan Surabaya, Arini Pakistyaningsih, serta Camat Sawahan, Muslich Hariadi.

Eko Hariyanto ketika membuka pelatihan tersebut mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk intervensi dari Pemkot Surabaya untuk memberdayakan warga Surabaya.  Apalagi, tahun depan, era Masyarakat Ekonomi ASEAN sudah akan dimulai di mana pengusaha-pengusaha di negara ASEAN, bisa membuka usaha di Surabaya.  

"Ini adalah bentuk komitmen ibu walikota untuk menyejahterakan warganya. Bu wali berharap agar ibu-ibu mandiri dan bisa bersaing dengan warga negara-negara ASEAN sehingga tidak menjadi penonton di kota sendiri," tegas Eko Hariyanto.

Eko berharap, para peserta pelatihan wirausaha tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Apalagi, pelatihan ini digelar cukup singkat. "Saya salut dengan ibu-ibu yang memiliki motivasi untuk membantu keluarganya mendapatkan penghasilan. Pesan saya, tolong ikut pelatihan sampai selesai tahapan-tahapannya. Pemkot juga akan terus memberikan pendampingan," sambung Eko Hariyanto.
Selain ibu-ibu, Eko menegaskan bahwa Pemkot juga membuka pintu bagi warga terdampak untuk bisa bekerja sebagai tenaga kerja harian di Pemkot Surabaya. Mereka akan bekerja di berbagai dinas seperti Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematuan, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, Satpol PP dan Bakesbanglinmas. "Ada 168 remaja dan bapak –bapak di kelurahan Putat Jaya yang kita undang jadi tenaga kerja harian. Ini sudah jalan-Nya, keikhlasan panjenengan telah membuka jalan," sambung Eko.

Asisten Manajer CSR PT Petikemas Surabaya, Djudjuk Darmanto mengatakan, pihaknya selama ini memiliki komitmen untuk menggunakan corporate social responsibility (CSR) melalui kegiatan social. "Dan kami ikut peduli dengan warga terdampak penutupan Dolly da Jarak. Kita bantu ibu-ibu untuk berwirausaha agar nantinya bisa mendapatkan penghasilan untuk kehidupan sehari-hari," ujar Djudjuk.

Camat Sawahan, Muslich Hariadi mengatakan, pelatihan akan digelar dari pagi hingga siang. Muslich meyakini, ibu-ibu yang akan antusias mengikuti pelatihan. Sebab, pelatihan yang diberikan akan sangat menarik. Diantaranya pelatihan pembuatan kulit pangsit, pembuatan bakso, pembuatan nugget dan juga pembuatan roti. "Setelah pelatihan ini, ibu-ibu akan terus mendapatkan pendampingan dari Pemkot," jelas Muslich.

Erni (42 tahun), warga RT 5 Kelurahan Putat Jayamengaku sangat tertarik untuk mengikuti pelatihan ini. Ibu tiga orang anak ini berharap bisa mendapatkan ilmu wirausahan kemudian bisa berusaha sendiri. "Acara ini bagus untuk membuat kami bisa mandiri. Saya tertarik dengan pelatihan pembuatan nugget. Semoga setelah pelatihan ini, saya bisa membuat usaha sendiri," ujar perempuan berjilbab ini.

Dalam seremoni pembukaan pelatihan tersebut, ikut hadir Purwanto, warga Sawahan yang telah sukses menjadi pengusaha kulit pangsit. Pria berusia 48 tahun ini dihadirkan untuk memberikan testimoni guna mendorong semangat ibu-ibu tersebut. Purwanto mengisahkan, sekitar 15 tahun lalu, awalnya dirinya bekerja ikut orang. Karena merasa membuat sendiri, dia lantas memulai usaha sendiri. Awalnya, sehari dirinya hanya menghabiskan lima (5) kilogram tepung dan hasilnya dijual keliling di pasar-pasar di Surabaya. Lambat laun, usaha pembuatan kulit pangsitnya ternyata sukses besar. Kini, dia sudah menjadi bos dengan memiliki 15 orang karyawan. "Produksi sehari rata-rata mencapai 1,5 ton dengan menghabiskan 80 sak. Omset sehari bisa mencapai 12 juta," ujarnya.(Topan)

Popular posts from this blog

Tahun Depan, RS BDH Dilengkapi Fasiltas Medician Nuklir

SURABAYA (Mediabidik) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus mematangkan desain dan konsep fasilitas kedokteran nuklir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bhakti Dharma Husada (BDH). Bahkan, pemkot sudah menargetkan tahun 2020 nanti, rumah sakit itu sudah dilengkapi fasilitas tersebut. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan menurut data selama ini, pasien-pasien yang membutuhkan penanganan selalu keluar kota, terutama pasien penyakit kanker. Sebab, di Surabaya hanya ada di RSU Dr Soetomo. Makanya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta Dinkes untuk menyediakan fasilitas kedokteran nuklir ini demi warga Kota Surabaya. "Itu lah mengapa kita buat kedokteran nuklir ini, supaya warga Surabaya tidak perlu keluar kota untuk mendapatkan pelayanan ini," kata kata Feni-sapaan Febria Rachmanita saat jumpa pers di kantor Humas Pemkot Surabaya, Rabu (23/10/2019). Menurut Feni, jumlah pederita penyakit kanker payu darah tahun 2018 mencapai 5.63

Dalih Partisipasi Masyarakat, SMAN 8 Surabaya Wajibkan Siswa Bayar Uang Iuran Rp 1,5 Juta

Mediabidik.com - Berdalih iuran partisipasi masyarakat (PM), SMAN 8 Surabaya wajibkan siswa bayar uang iuran pembangunan sekolah sebesar Rp 1,5 juta. Jika tidak membayar siswa tidak dapat ikut ujian. Hal itu diungkapkan Mujib paman dari Farida Diah Anggraeni siswa kelas X IPS 3 SMAN 8 Jalan Iskandar Muda Surabaya mengatakan, ada ponakan sekolah di SMAN 8 Surabaya diminta bayar uang perbaikan sekolah Rp.1,5 juta. "Kalau gak bayar, tidak dapat ikut ulangan," ujar Mujib, kepada BIDIK. Jumat (3/1/2020). Mujib menambahkan, akhirnya terpaksa ortu nya pinjam uang tetangga 500 ribu, agar anaknya bisa ikut ujian. "Kasihan dia sudah tidak punya ayah, ibunya saudara saya, kerja sebagai pembantu rumah tangga. Tolong dibantu mas, agar uang bisa kembali,"ungkapnya. Perihal adanya penarikan uang iuran untuk pembangunan gedung sekolah, dibenarkan oleh Atika Fadhilah siswa kelas XI saat diwawancarai. "Benar, bilangnya wajib Rp 1,5 juta dan waktu terakh

Dampak Cuaca Ekstrem, Dewan Desak Pemkot Monitoring Seluruh Papan Reklame

Mediabidik.com - Anggota Komisi A DPRD Surabaya Arif Fathoni meminta kepada tim reklame pemkot Surabaya, supaya melakukan monitoring dan evaluasi terhadap keberadaan seluruh papan reklame di Surabaya. Monitoring dan evaluasi itu penting dilakukan untuk mengantisipasi papan reklame yang roboh akibat cuaca ekstrem. "Monitoring itu untuk mengetahui papan reklame yang tidak berijin atau masa berlaku ijinnya sudah habis" jelasnya disela acara pertemuan Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Surabaya di gedung baru DPRD Surabaya, Selasa (07/01/2020). Thoni menegaskan Satpol PP harus tegas melakukan penertiban terhadap papan reklame yang ilegal itu. "Kami mendesak Satpol PP potong reklame ilegal. Kami banyak menerima informasi masyarakat akan keberadaan papan reklame yang tidak berijin" tegasnya. Pria yang juga menjabat Ketua Fraksi Partai Golkar ini menekankan, kalau penertiban itu perlu dilakukan, pasca peristiwa pohon tumbang yang mengakibatkan 2 korban meni