SURABAYA(Media Bidik) – Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini tidak ambil pusing dengan pernyataan Wakil Ketua DPD PDIP Jawa Timur (Jatim) Bambang Dwi Hartono yang tidak akan mengusungnya sebagai calon wali kota dalam Pemilihan Wali (Pilwali) Kota Surabaya tahun depan. Orang nomor satu di Surabaya itu berdalih, selama ini dia tidak pernah mengejar jabatan.
Alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ini mengatakan, menduduki kursi wali kota seperti saat ini tidak pernah dia impikan. Menurut dia, jabatan yang dia emban saat ini merupakan jalan dari Tuhan. Sehingga, tidak menjadi masalah ketika PDIP yang sudah mengantarkannya menjadi wali kota, tidak mengusungnya lagi untuk periode ke dua. Namun begitu, hingga saat ini dirinya masih tetap menjadi komunikasi dengan partai berlambang kepala banteng moncong putih ini. Komunikasi biasanya dilakukan langsung dengan sang ketua umum, yakni Megawati Soekarnoputri. "Saya sudah bertemu dengan bu Mega. Dan bu Mega bilang dia sayang sama aku," ucap Risma.
Alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ini mengatakan, menduduki kursi wali kota seperti saat ini tidak pernah dia impikan. Menurut dia, jabatan yang dia emban saat ini merupakan jalan dari Tuhan. Sehingga, tidak menjadi masalah ketika PDIP yang sudah mengantarkannya menjadi wali kota, tidak mengusungnya lagi untuk periode ke dua. Namun begitu, hingga saat ini dirinya masih tetap menjadi komunikasi dengan partai berlambang kepala banteng moncong putih ini. Komunikasi biasanya dilakukan langsung dengan sang ketua umum, yakni Megawati Soekarnoputri. "Saya sudah bertemu dengan bu Mega. Dan bu Mega bilang dia sayang sama aku," ucap Risma.
Meski Megawati menyatakan hal tersebut, Risma menampik bahwa itu bentuk pernyataan kesiapan PDIP untuk mengusungnya di Pilwali. Apalagi Pilwali sendiri masih belum jelas, apakah nanti akan dipilih rakyat secara langsung atau dipilih oleh DPRD. Namun, jika dirinya disuruh memilih, dirinya lebih setuju jika kepala daerah dipilih langsung oleh rakyat. Sebab, nanti pertanggungjawabannya akan pada rakyat secara langsung. Memang dari segi biaya itu sangat besar, namun itu sangat baik dalam alam demokrasi. "Suara rakyat itukan suara Tuhan. Kalau dipilih rakyat, yang terpilih itu mengemban amanah dari rakyat," katanya.
Sementara itu, meski Pilwali Kota Surabaya masih tahun depan, dan proses teknis pencalonan partai belum diumumkan namun saat ini sudah beredar spanduk dukungan untuk Risma. Berdasar pantauan Koran Sindo,saat ini terpasang sejumlah spanduk dukungan terhadap mantan kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya itu untuk maju lagi memimpin Kota Surabaya periode 2015-2020. Seperti yang terlihat di Jalan Adityawarman, tampak spanduk berukuran sekitar 1,5 meter x 4 meter yang bergambar wajah Tri Rismaharini. Spanduk yang mengatasnamakan komunitas Arek Independen tersebut berisikan dukungan terhadap Risma untuk dapat melanjutkan kepemimpinannya di Kota Surabaya.
Terpisah, Wakil Ketua DPD PAN Surabaya Sudirdjo mengaku tertarik mengusung Risma jika PDIP serius tidak mengusung perempuan asal Kediri tersebut untuk maju dalam Piwali. Namun, untuk mengusung Risma, partainya harus berkoalisi dengan partai lain lantaran perolehan suara PAN dalam pemilu legislatif (pileg) lalu tidak begitu signifikan. "Kalau melihat kinerja bu Risma selama memimpin Surabaya, dia sangat layak untuk dicalonkan lagi. Tentunya Risma memiliki elektabilitas yang tinggi. Semua masih banyak kemungkinan dan mungkin terjadi (PAN mengusung Risma)," terangnya. (Topan)