Skip to main content

Adi Sutarwijono Ajak Ibu-Ibu Kader dan PAUD Doakan Korban Laka Tol Sumo_

Mediabidik.com - Ketua DPRD Kota Surabaya, Adi Sutarwijono, mengajak ibu-ibu kader kesehatan dan para bunda PAUD mendoakan para korban meninggal dunia dan luka-luka dalam kecelakaan di ruas jalan tol Mojokerto-Surabaya, Senin (16/5/2022) pagi.

Doa bersama itu dilakukan di sela-sela kegiatan reses atau penjaringan aspirasi masyarakat, Selasa (17/5/2022), di Kelurahan Gununganyar. Dalam reses itu, Adi Sutarwijono didampingi Reksa Ningsih, Ketua PAC PDI Perjuangan Gununganyar dan kader-kader partai berlambang banteng moncong putih itu.

"Semoga semua korban meninggal dunia mendapat tempat mulia di sisi Tuhan YME. Dianugerahkan tempat istirahat yang damai kekal. Dan, bagi korban-korban luka-luka, semoga Tuhan mencurahkan kekuatan, kesembuhan dan kesehatan bagi mereka," kata Adi.

"Semoga Tuhan memberikan kesabaran, keikhlasan dan kekuatan, bagi semua keluarga korban atas kejadian tragedi kecelakaan itu," lanjut Adi, yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya. 

Doa bersama dipandu Ibu Komsiah, salah satu bunda PAUD serta penggerak kegiatan perempuan dan anak. Dibacakan Alfatihah semua korban meninggal dunia dan luka-luka, serta semua keluarganya.

Dalam reses, Adi Sutarwijono mendengarkan curhat dari ibu-ibu kader kesehatan dan bunda PAUD. Mulai insentif yang dibayarkan tidak tepat waktu, kebutuhan rompi dan beban kerja yang berat. Serta pelaporan yang rumit.

"Kalau bisa disederhanakan pelaporan, dan diperingan beban kerja bagi para kader," ujar Via.

Adi Sutarwijono berjanji menindaklanjuti keluhan-keluhan para kader kesehatan. "DPRD Kota Surabaya, dan kawan-kawan Fraksi PDI Perjuangan, terus mendorong Pemkot untuk menyederhanakan aplikasi pelaporan serta mengurangi load kerja para kader," katanya. (red) 

Comments

Popular posts from this blog

Dalih Partisipasi Masyarakat, SMAN 8 Surabaya Wajibkan Siswa Bayar Uang Iuran Rp 1,5 Juta

Mediabidik.com - Berdalih iuran partisipasi masyarakat (PM), SMAN 8 Surabaya wajibkan siswa bayar uang iuran pembangunan sekolah sebesar Rp 1,5 juta. Jika tidak membayar siswa tidak dapat ikut ujian. Hal itu diungkapkan Mujib paman dari Farida Diah Anggraeni siswa kelas X IPS 3 SMAN 8 Jalan Iskandar Muda Surabaya mengatakan, ada ponakan sekolah di SMAN 8 Surabaya diminta bayar uang perbaikan sekolah Rp.1,5 juta. "Kalau gak bayar, tidak dapat ikut ulangan," ujar Mujib, kepada BIDIK. Jumat (3/1/2020). Mujib menambahkan, akhirnya terpaksa ortu nya pinjam uang tetangga 500 ribu, agar anaknya bisa ikut ujian. "Kasihan dia sudah tidak punya ayah, ibunya saudara saya, kerja sebagai pembantu rumah tangga. Tolong dibantu mas, agar uang bisa kembali,"ungkapnya. Perihal adanya penarikan uang iuran untuk pembangunan gedung sekolah, dibenarkan oleh Atika Fadhilah siswa kelas XI saat diwawancarai. "Benar, bilangnya wajib Rp 1,5 juta dan waktu terakh...

Komisi B Minta Pemprov serius sosialisasi dana pinjaman untuk pelaku UMKM

SURABAYA ( Media Bidik) - Jatim sangat apresiasi terhadap Pemprov yang mempunyai program membantu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jatim dengan menggelontorkan dana sebesar 400 Miliar di Bank UMKM guna memberikan bantuan kredit lunak kepada para pelaku UMKM di Jatim. Namun Chusainuddin,S.Sos Anggota Komisi B yang menangani tentang Perekonomian menilai Pemerintah provinsi masih kurang serius memberikan sosialisasi kepada masyarakat terutrama pelaku UMKM yang sebenarnya ada dana pinjaman lunak untuk mereka. " Ketika saya menjalankan Reses di Blitar,Kediri dan Tulungagung , banyak masyarakat sana tak mengetahui ada dana pinjaman lunak di Bank UMKM untuk para pelaku UMKM, karena sebenarnya jika Pemprov serius memberikan sosialisasi sampai ke tingkat desa,maka saya yakin masyarakat sangat senang sekali," ucap pria yang akrab dipanggil Gus Udin tersebut. Apalagi menyambut MEA, seharusnya pelaku UMKM sudah mengerti kalau ada dana pinjaman unt...

Oknum Staf Kecamatan Dukuh Pakis Pungli KTP, KK dan Akte Kelahiran Rp 8.2 Juta

SURABAYA (Mediabidik) – Mahalnya biaya untuk pengurusan KTP, KK dan Akte Kelahiran, itulah yang terjadi di kecamatan Dukuh Pakis Surabaya yang dialami oleh Sri Wulansari warga asal Kediri. Hanya ingin pindah tempat menjadi warga Surabaya dia harus mengeluarkan biaya Rp 8.2 juta kepada oknum staf kecamatan Dukuh Pakis yang bernama Sugeng, hanya menulis nama, alamat, tempat tanggal lahir dan nama orang tua di kertas kosong dia sudah mendapatkan KTP dan KSK Surabaya tanpa harus membawa surat pindah tempat dari Dispenduk Capil Kediri. Hal itu disampaikan Andi kerabat dari Sri Wulandari saat ditemui di kantor Humas pemkot Surabaya, Selasa (5/12) mengatakan, hanya dengan menyerahkan nama, tempat tanggal lahir dan orang tua sudah dapat KTP dan KSK Surabaya. "Untuk data cabut bendel dari Dispenduk capil dari Kediri tidak perlu, cukup hanya mengisi data nama, tempat tanggal lahir dan nama orang tua, janjinya seminggu jadi, ternyata sebulan lebih baru jadi. Untuk pembua...