Skip to main content

Meskipun Kasus COVID-19 di Surabaya Melandai, Dinkes dan BPBD Rutin Lakukan Asesmen di Tempat Wisata

Mediabidik.Com - Menurunnya angka kasus Covid-19 maupun varian Covid-19 yang ada di Surabaya, sebulan lalu sempat mengalami kenaikan di angka 600 kasus perhari, saat ini mulai melandai. Berdasarkan data dari surabayalawan covid-19.go.id, Rabu (28/12/2022) ada 99 kasus. 

Meski melandai namun masyarakat diminta untuk tetap waspada dan tidak boleh lengah. Apalagi saat libur tahun baru, aktivitas masyarakat juga mulai normal. Obyek wisata juga padat dikunjungi masyarakat saat ini.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya, Nanik Sukristina mengatakan kasus Covid-19 mulai menurun drastis, jika dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 600 per hari. Bahkan pihaknya selalu update laporan kasus setiap hari baik dari rumah sakit maupun dari laboratorium yang terdapat pemeriksaan swab antingen maupun PCR. 

"Alhamdulillah sudah melandai, kalau bulan sebelumnya sehari bisa 600 kasus. Kini sudah mulai berkurang hanya puluhan setiap hari," kata Nanik. Rabu (28/12/2022). 

Grafik penurunan kasus tersebut juga membuat Surabaya berada di PPKM level 1 dimana seluruh aktivitas atau kegiatan warga berjalan normal dan tidak ada batasan jumlah pengunjung. Namun pihaknya tetap meminta warga Surabaya untuk menjaga protokol kesehatan (prokes). "Prokes harus tetap dijaga tidak boleh lengah. Tetap gunakan masker, selalu cuci tangan dan menjaga jarak,"himbaunya.

Pihaknya juga menggeber vaksinasi di setiap wilayah melalui puskesmas. Hingga kini, menurutnya masyarakat juga terus melakukan vaksin untuk kelengkapan vaksin booster Untuk warga Surabaya (ber-KTP Surabaya) vaksin lengkap dosis hingga booster mencapai 1.048.015. Sedangkan warga Surabaya non KTP Surabaya vaksin booster mencapai 428.637. "Alhamdulillah pasokan vaksin aman. Dan banyak warga Surabaya yang melengkapi vaksinasi Covid-19,"terang Nanik.

Terkait dengan rencana pencabutan PPKM yang akan diberlakukan oleh pemerintah pusat paska Nataru, Nanik menyebut Surabaya siap. Karena secara trend kasus di Surabaya sampai saat ini cukup melandai. "Yang jelas nunggu pusat saja, misalnya aturan dari pusat ada perubahan. Surabaya siap untuk menjalankan,"ujarnya.

Tak hanya itu, pihaknya bersama BPBD Surabaya juga rutin melakukan pengawasan maupun asesmen kepada tempat-tempat yang selalu dikunjungi banyak orang. Seperti obyek wisata. Apalagi saat libur Nataru ini. "Kita selalu monitor, tempat wisata tetep asessmen. Bahkan setiap kegiatan acara yang mengundang banyak orang kami selalu lakukan monitoring,"terangnya.

Sementara itu selama libur Nataru obyek wisata di Surabaya juga sudah dilakukan asessmen oleh Pemkot Surabaya. Salah satunya Kebun Binatang Surabaya (KBS). Menurut Humas PDTS KBS, Agus Supangat asesmen tersebut dilakukan 23 Desember lalu. Dari hasil asesmen KBS masih layak untuk dikunjungi dengan kapasitas 100 persen pengunjung. "Ya, kemarin diassemen sama Pemkot dan hasilnya baik kami masih diperbolehkan untuk pengunjung kapasitas 100 persen," kata Agus.

Meski demikian pihaknya tetap menerjunkan petugas di beberapa titik di sekitar KBS. Tujuannya untuk mengingatkan pengunjung ketika tidak terlibat prokes. "Apalagi saat Minggu kemarin 23 ribu orang mengunjungi KBS. Kami tetap ingatkan mereka untuk menggunakan masker," kata Agus (red) 

Teks foto : Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya, Nanik Sukristina. 

Comments

Popular posts from this blog

Tahun Depan, RS BDH Dilengkapi Fasiltas Medician Nuklir

SURABAYA (Mediabidik) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus mematangkan desain dan konsep fasilitas kedokteran nuklir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bhakti Dharma Husada (BDH). Bahkan, pemkot sudah menargetkan tahun 2020 nanti, rumah sakit itu sudah dilengkapi fasilitas tersebut. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan menurut data selama ini, pasien-pasien yang membutuhkan penanganan selalu keluar kota, terutama pasien penyakit kanker. Sebab, di Surabaya hanya ada di RSU Dr Soetomo. Makanya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta Dinkes untuk menyediakan fasilitas kedokteran nuklir ini demi warga Kota Surabaya. "Itu lah mengapa kita buat kedokteran nuklir ini, supaya warga Surabaya tidak perlu keluar kota untuk mendapatkan pelayanan ini," kata kata Feni-sapaan Febria Rachmanita saat jumpa pers di kantor Humas Pemkot Surabaya, Rabu (23/10/2019). Menurut Feni, jumlah pederita penyakit kanker payu darah tahun 2018 mencapai 5.63

40 Saksi Masuk Dalam Daftar Jaksa, Salah Satunya Anak Risma

SURABAYA (Mediabidik) - Sebanyak hampir 40 orang masuk dalam daftar saksi perkara amblesnya jalan Raya Gubeng, Kota Surabaya, Jawa Timur. Salah satu di antaranya ialah putra dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini alias Risma, Fuad Benardi. Jaksa Penuntut Umum tak menyebut dalam kapasitas sebagai apa Fuad insiden Gubeng ambles itu.  Para saksi itu tercantum dalam dua berkas terpisah. Berkas pertama terdiri dari tiga terdakwa dari PT Nusa Konstruksi Enjiniring (NKE) dan berkas kedua juga terdiri dari tiga terdakwa dari pihak pemilik proyek, PT Saputra Karya. "Yang (berkas terdakwa) NKE hampir 40 (saksi)," kata jaksa Rahmat Hari Basuki.  Para saksi itu kebanyakan dari pihak swasta yang digandeng PT Saputra Karya dalam pengerjaan proyek Gubeng Mixed Used Development, gedung pengembangan dari Rumah Sakit Siloam. Ada juga saksi dari pihak Pemerintah Kota Surabaya berkaitan dengan penerbitan Ijin Mendirikan Bangunan atau IMB.  Sayang, Rahmat ogah menyebutkan nama

Dalih Partisipasi Masyarakat, SMAN 8 Surabaya Wajibkan Siswa Bayar Uang Iuran Rp 1,5 Juta

Mediabidik.com - Berdalih iuran partisipasi masyarakat (PM), SMAN 8 Surabaya wajibkan siswa bayar uang iuran pembangunan sekolah sebesar Rp 1,5 juta. Jika tidak membayar siswa tidak dapat ikut ujian. Hal itu diungkapkan Mujib paman dari Farida Diah Anggraeni siswa kelas X IPS 3 SMAN 8 Jalan Iskandar Muda Surabaya mengatakan, ada ponakan sekolah di SMAN 8 Surabaya diminta bayar uang perbaikan sekolah Rp.1,5 juta. "Kalau gak bayar, tidak dapat ikut ulangan," ujar Mujib, kepada BIDIK. Jumat (3/1/2020). Mujib menambahkan, akhirnya terpaksa ortu nya pinjam uang tetangga 500 ribu, agar anaknya bisa ikut ujian. "Kasihan dia sudah tidak punya ayah, ibunya saudara saya, kerja sebagai pembantu rumah tangga. Tolong dibantu mas, agar uang bisa kembali,"ungkapnya. Perihal adanya penarikan uang iuran untuk pembangunan gedung sekolah, dibenarkan oleh Atika Fadhilah siswa kelas XI saat diwawancarai. "Benar, bilangnya wajib Rp 1,5 juta dan waktu terakh