SURABAYA(Media Bidik) - Pengumuman walikota terbaik dunia
2014 membawa kebanggaan tersendiri bagi publik Kota Pahlawan. Pasalnya,
Walikota Tri Rismaharini menduduki peringkat ketiga atau second runner-up dalam daftar sepuluh teratas walikota paling
berprestasi versi World Mayor Prize (WMP).
Ajang penghargaan yang digelar dua
tahun sekali ini diselenggarakan oleh City Mayor yang merupakan yayasan
non-komersial bertaraf dunia. Adapun fokus yayasan yang didirikan pada 2003
tersebut yakni mendukung, mendorong, serta memfasilitasi pemerintah daerah di
seluruh dunia dalam penerapan sistem pemerintahan yang baik.
Sebagaimana dilansir website www.worldmayor.com, nama Tri Rismaharini
hanya berada di bawah Naheed Nenshi (Walikota Calgary – Kanada) yang berada di
urutan pertama dan Daniel Termont (Walikota Ghent – Belgia) pada posisi kedua.
Berdasar daftar tersebut, Risma
-sapaan Tri Rismaharini- mengungguli sederet kepala daerah negara lain, yakni
Carloz Oscariz (Walikota Sucre – Venezuela); Jed Patrick Mabilog (Walikota
Iloilo City – Filipina); Albrecht Schroter (Walikota Jena – Jerman); dan Annise
Parker (Walikota Houston – AS). Di samping itu juga Yiannis Boutaris (Walikota
Thessaloniki – Yunani); Giusy Nicolini (Walikota Lampedusa – Italia) serta Aziz
Kocaoglu (Walikota Izmir – Turki).
WMP dalam situs resminya mengatakan,
Risma dikenal sebagai figur enerjik yang antusias mempromosikan kebijakan
sosial, ekonomi dan lingkungan secara nasional maupun internasional. Walikota
perempuan pertama di Surabaya ini juga dinilai berhasil memanfaatkan lahan tak
terawat dan “menyulapnya” menjadi taman kota yang asri.
Saat ini terdapat sebelas taman kota
berskala besar dengan berbagai tema. Serta puluhan taman lainnya yang tiap hari
dimanfaatkan sebagai sarana rekreasi warga. Taman-taman tersebut dilengkapi
dengan fasilitas wi-fi, taman baca, dan area bermain.
Perhatian Risma akan kesehatan dan
pendidikan juga diapresiasi WMP. Penyelenggaraan kesehatan gratis serta
peningkatan kualitas puskesmas menjadi salah satu indikatornya. Di sektor
edukasi, pada 2014 Pemkot Surabaya mengalokasikan 35 persen dari APBD-nya untuk
pendidikan.
Dalam website resminya, WMP juga
memuat testimoni publik yang ditujukan kepada masing-masing walikota. “Risma
menyadari bahwa posisinya sebagai walikota adalah mandat dari Tuhan yang harus
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,” tulis Ahmad M pada kolom typical tribute.
“Pendidikan dan kesehatan gratis bagi
warga Surabaya. Saya yakin, Risma bisa menjadi inspirasi bagi para pemimpin di
Indonesia, bahkan dunia,” imbuhnya.
Sementara Ghinadhia P A asal
Balikpapan memberi apresiasi tentang keberanian mantan Kepala Bappeko Surabaya
tersebut menutup lokalisasi. “Alasan saya merasa dia (Tri Rismaharini) harus
menang World Mayor 2014 yakni karena beliau cukup berani menutup lokalisasi
terbesar di Asia Tenggara, Dolly,” terangnya.
Kabag Kerjasama Pemkot Surabaya Ifron
Hady Susanto, menyambut baik prestasi yang diraih Walikota Tri Rismaharini.
Menurut dia, kabar baik ini akan semakin meningkatkan reputasi Kota Surabaya di
kancal global. Apalagi, reputasi menjadi hal yang teramat penting bagi suatu
kota dalam era masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) yang mulai berlaku 2015 ini.
“Momen ini bisa juga memacu rasa
percaya diri warga Surabaya bahwa kita sejatinya juga bisa bersaing dengan
kota-kota lain di dunia,” kata Ifron, Selasa (3/2).
Hal senada disampaikan Kabag Humas M.
Fikser. Dia berharap masyarakat, tidak hanya di Surabaya tapi juga seluruh
Indonesia, merasa turut menikmati capaian prestasi ini. “Penghargaan yang
diberikan harus memunculkan rasa kebanggaan bahwa ini kemenangan bersama. Ini
prestasi yang juga harus bisa dimiliki atau dinikmati oleh seluruh masyarakat,”
ujarnya. (Topan)