Pasuruan - Empat orang buruh PT. Karya Guna Eka Tama (PT.Kaget), Wonokoyo-Beji Kabupaten Pasuruan, mendatangi rumah dinas Bupati Pasuruan di pendopo setempat. Kedatangan para buruh itu untuk curhat kepada Bupati, terkait nasib mereka yang sampai saat ini masih belum dibayarkan pesangonnya, oleh pihak perusahaan tempat mereka bekerja, Kamis (12/6/2014).
Kedatangan para buruh ke pendopo itu didampingi oleh sejumlah penggurus DPC Sarbumusi Kabupaten Pasuruan. Di pendopo mereka ditemui langsung Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf.
Di hadapan Bupati, Malikah salah seorang buruh mengutarakan, bahwa dirinya dan 159 temannya telah mendapat perlakuan sewenang-wenang dari pihak perusahaan, dengan mendadak menskorsing mereka tanpa sebab yang jelas.
"Kami sudah hampir 17 tahun bekerja. Namun, pada bulan Oktober 2013 kami diskorsing tanpa ada alasan yang jelas dari pihak perusahaan," curhat Malikah di hadapan Bupati setempat.
Ia mengatakan, bahwa berdasarkan surat yang ia terima dari pihak perusahaan menyebutkan, kalau ia dan teman-temannya itu diskorsing lantaran tidak disiplin dan sering absen. "Padahal selama ini saya sudah bekerja secara disiplin dan tak pernah absen," imbuhnya.
Dijelaskannya, selama 9 bulan ini mereka sudah tak lagi bekerja, padahal kebutuhan hidup mereka tambah semakin banyak. Namun, ironisnya, di saat 160 karyawan itu diskorsing dan belum diberi pesangon. Pihak perusahaan malah memasukkan karyawan baru. "Kami seakan-akan di-PHK secara halus oleh pihak perusahaan," ujar keempat buruh itu dengan nada lirih.
Sementara itu, Irsyad Yusuf yang mendengar curhatan para buruh itu mengaku sangat prihatin. Ia berjanji akan memperjuangkan hak-hak para buruh tersebut.
"Selama itu hak sampean dan kewajiban perusahaan. Sampean akan saya bela mati-matian," ujar pria yang juga adik kandung Wakil Gubernur Jawa Timur, Syaifullah Yusuf (Bejat)
Kedatangan para buruh ke pendopo itu didampingi oleh sejumlah penggurus DPC Sarbumusi Kabupaten Pasuruan. Di pendopo mereka ditemui langsung Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf.
Di hadapan Bupati, Malikah salah seorang buruh mengutarakan, bahwa dirinya dan 159 temannya telah mendapat perlakuan sewenang-wenang dari pihak perusahaan, dengan mendadak menskorsing mereka tanpa sebab yang jelas.
"Kami sudah hampir 17 tahun bekerja. Namun, pada bulan Oktober 2013 kami diskorsing tanpa ada alasan yang jelas dari pihak perusahaan," curhat Malikah di hadapan Bupati setempat.
Ia mengatakan, bahwa berdasarkan surat yang ia terima dari pihak perusahaan menyebutkan, kalau ia dan teman-temannya itu diskorsing lantaran tidak disiplin dan sering absen. "Padahal selama ini saya sudah bekerja secara disiplin dan tak pernah absen," imbuhnya.
Dijelaskannya, selama 9 bulan ini mereka sudah tak lagi bekerja, padahal kebutuhan hidup mereka tambah semakin banyak. Namun, ironisnya, di saat 160 karyawan itu diskorsing dan belum diberi pesangon. Pihak perusahaan malah memasukkan karyawan baru. "Kami seakan-akan di-PHK secara halus oleh pihak perusahaan," ujar keempat buruh itu dengan nada lirih.
Sementara itu, Irsyad Yusuf yang mendengar curhatan para buruh itu mengaku sangat prihatin. Ia berjanji akan memperjuangkan hak-hak para buruh tersebut.
"Selama itu hak sampean dan kewajiban perusahaan. Sampean akan saya bela mati-matian," ujar pria yang juga adik kandung Wakil Gubernur Jawa Timur, Syaifullah Yusuf (Bejat)