Skip to main content

Bertempat Dyandra Convention Hall, Debat Publik ke 2 Perketat Prokes


Mediabidik.com
- Pelaksanaan debat publik sesi kedua bakal menerapkan protokol kesehatan secara lebih ketat lagi. Hal tersebut disampaikan Nur Syamsi Ketua Komisi Pemilihan Umun (KPU) Surabaya bahwa, debat publik sesi kedua peserta Pilkada Surabaya 2020 yang bakal membahas tema " Peningkatan Pelayanan dan Kesejahteraan Masyarakat Kota Surabaya " bakal menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.

Rencananya Debat publik digelar di Dyandra Convention Center Jalan Basuki Rahmat, Rabu (18/11). Nur Syamsi menyebut, dalam rapat koordinasi dengan bawaslu, kepolisian, dan Satgas Covid-19, dia mengusulkan agar sejak 50 meter dari Dyandra sudah dilakukan blocking atau penyekatan untuk mencegah potensi para pendukung masuk ke lokasi.

"Di dalam rakor sudah saya sampaikan, sebaiknya diblocking sejak 50 meter dari Dyandra. Biar tidak berpotensi kerumunan di sekitar lokasi debat," ujarnya, Selasa (17/11).

Dia berharap pada semua pasangan calon agar tidak mengerahkan massa yg berpotensi menimbulkan kerumunan. Dia mengatakan, lokasi di Dyandra ini lebih bisa mengontrol kerumunan potensi pendukung itu daripada di lokasi debat sebelumnya yang digelar di Hotel JW Marriot.

"Dyandra tempatnya mudah dijangkau dan pintu masuknya hanya satu sehingga pencegahan pendukung untuk masuk lokasi relatif lebih mudah," katanya.

Nur Syamsi mengatakan, teknis debat publik kedua ini tidak jauh beda dengan debat pertama. KPU Surabaya telah menunjuk lima penelis dari perguruan tinggi yakni 1 orang dari Unesa, 1 orang dari UINSA, 2 orang dari Unair dan 1 orang dari ITS. Debat dimulai pukul 19.00 WIB disiarkan di tiga stasiun TV dan dimoderatori Chaterin Elissen. 

"Satu jam sebelum debat dimulai, semua paslon sudah harus hadir di lokasi debat," katanya.

Sementara itu, AKBP Hartoyo Wakapolrestabes Surabaya menegaskan, tidak akan memberikan toleransi bagi pendukung semua pasangan calon. Kalau ada pendukung berkerumun di area Dyandra maka langsung dibubarkan.

"Kami sudah memberi imbauan jangan ada pendukung. Kalau ada pendukung akan kami bubarkan.Di hotel kemarin kan (pendukung) tetap kita usir, tidak ada toleransi," ujarnya. (pan)

Comments

  1. Halo,
    Nama saya ANITA LANSAM (lansamanita@gmail.com) dari Tambun, Indonesia Saya mengucapkan terima kasih kepada ALLAH yang telah mengakhiri penderitaan saya melalui Avants Loans yang telah memberikan pinjaman kepada saya sejumlah Rp280.000.000,00. Bagi yang sedang mencari pinjaman harus sangat berhati-hati karena banyak sekali lender palsu dimana-mana, hanya sedikit yang asli. Saya mengatakan ini karena saya ditipu hampir Rp40jt. Hanya PINJAMAN AVANTS yang nyata dan tepercaya karena mereka mentransfer pinjaman saya ke akun saya tanpa menghabiskan banyak waktu. Mereka yang mencari pinjaman online asli dan sah harus menghubungi AVANTS LOAN melalui
    Email: (avantloanson@gmail.com)
    Whatsapp: (+6281334785906)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tahun Depan, RS BDH Dilengkapi Fasiltas Medician Nuklir

SURABAYA (Mediabidik) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus mematangkan desain dan konsep fasilitas kedokteran nuklir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bhakti Dharma Husada (BDH). Bahkan, pemkot sudah menargetkan tahun 2020 nanti, rumah sakit itu sudah dilengkapi fasilitas tersebut. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan menurut data selama ini, pasien-pasien yang membutuhkan penanganan selalu keluar kota, terutama pasien penyakit kanker. Sebab, di Surabaya hanya ada di RSU Dr Soetomo. Makanya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta Dinkes untuk menyediakan fasilitas kedokteran nuklir ini demi warga Kota Surabaya. "Itu lah mengapa kita buat kedokteran nuklir ini, supaya warga Surabaya tidak perlu keluar kota untuk mendapatkan pelayanan ini," kata kata Feni-sapaan Febria Rachmanita saat jumpa pers di kantor Humas Pemkot Surabaya, Rabu (23/10/2019). Menurut Feni, jumlah pederita penyakit kanker payu darah tahun 2018 mencapai 5.63

Dalih Partisipasi Masyarakat, SMAN 8 Surabaya Wajibkan Siswa Bayar Uang Iuran Rp 1,5 Juta

Mediabidik.com - Berdalih iuran partisipasi masyarakat (PM), SMAN 8 Surabaya wajibkan siswa bayar uang iuran pembangunan sekolah sebesar Rp 1,5 juta. Jika tidak membayar siswa tidak dapat ikut ujian. Hal itu diungkapkan Mujib paman dari Farida Diah Anggraeni siswa kelas X IPS 3 SMAN 8 Jalan Iskandar Muda Surabaya mengatakan, ada ponakan sekolah di SMAN 8 Surabaya diminta bayar uang perbaikan sekolah Rp.1,5 juta. "Kalau gak bayar, tidak dapat ikut ulangan," ujar Mujib, kepada BIDIK. Jumat (3/1/2020). Mujib menambahkan, akhirnya terpaksa ortu nya pinjam uang tetangga 500 ribu, agar anaknya bisa ikut ujian. "Kasihan dia sudah tidak punya ayah, ibunya saudara saya, kerja sebagai pembantu rumah tangga. Tolong dibantu mas, agar uang bisa kembali,"ungkapnya. Perihal adanya penarikan uang iuran untuk pembangunan gedung sekolah, dibenarkan oleh Atika Fadhilah siswa kelas XI saat diwawancarai. "Benar, bilangnya wajib Rp 1,5 juta dan waktu terakh

Dampak Cuaca Ekstrem, Dewan Desak Pemkot Monitoring Seluruh Papan Reklame

Mediabidik.com - Anggota Komisi A DPRD Surabaya Arif Fathoni meminta kepada tim reklame pemkot Surabaya, supaya melakukan monitoring dan evaluasi terhadap keberadaan seluruh papan reklame di Surabaya. Monitoring dan evaluasi itu penting dilakukan untuk mengantisipasi papan reklame yang roboh akibat cuaca ekstrem. "Monitoring itu untuk mengetahui papan reklame yang tidak berijin atau masa berlaku ijinnya sudah habis" jelasnya disela acara pertemuan Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Surabaya di gedung baru DPRD Surabaya, Selasa (07/01/2020). Thoni menegaskan Satpol PP harus tegas melakukan penertiban terhadap papan reklame yang ilegal itu. "Kami mendesak Satpol PP potong reklame ilegal. Kami banyak menerima informasi masyarakat akan keberadaan papan reklame yang tidak berijin" tegasnya. Pria yang juga menjabat Ketua Fraksi Partai Golkar ini menekankan, kalau penertiban itu perlu dilakukan, pasca peristiwa pohon tumbang yang mengakibatkan 2 korban meni