Skip to main content

Kesulitan Biaya Berobat Untuk Anaknya, Ibu Balita Azkiya Wadul Dewan

SURABAYA (Mediabidik) - Kesulitan biaya berobat ke RS Jantung Harapan Kita Jakarta, orang tua balita Azkiya Nur Annisa (22 bulan) mengadu ke DPRD Kota Surabaya. Balita Azkiya, didiagnosa menderita TOF Post Pecutaneous Transcatheter Ballon Valvuloplasty (PTBV) + Ps Berat. Pihak orang tua sudah membawa balita Azkiya ke RSUD dr M Soewandhie, namun karena keterbatasan peralatan, balita tersebut di rujuk ke RSU Dr Soetomo dan untuk penanganan lebih lanjut dirujuk Jakarta.

Diceritakan Tri Setyarini (34), ibu kandung balita Azkiya, awal penyakit anaknya diketahui saat berumur dua bulan. Saat itu jari-jari Azkiya terlihat membiru, lalu dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan awal. Hingga akhirnya balita Azkiya menjalani perawatan di RSU Dr Soetomo karena diagnosa kelainan jantung. Bahkan setelah menjalani CT-Scan, ditemukan pula kelainan lain pada pembuluh darahnya. 

Selama hampir dua tahun menjalani perawatan di Dr Soetomo, untuk mencari perbandingan diagnosa, pihak Dr Soetomo menyarankan balita Azkiya dirujuk ke RS Jantung Harapan Kita Jakarta. Hal inilah yang membuat berat pasangan tersebut, sebab mereka butuh biaya hidup selama berobat di Jakarta. 

Rini, sapaan akrab Tri Setyarini, sehari-hari hanya sebagai pekerja di percetakan Titanium, Jl Kali Rungkut. Sementara suaminya Achmad Rusli (36) hanya sebagai ojek online. Tentu saja kehidupan warga yang ber-KTP di Jalan Ngagel Rejo 1/14 dan tinggal di kawasan Jl Tambak Wedi Baru XVI Surabaya ini sangat kekurangan. Apalagi Rini hanya digaji jika dia masuk bekerja, sementara dia juga tak bisa berlama-lama berada di Jakarta.

"Saya sudah pernah ke Jakarta ke RS Jantung Harapan Kita, tapi hanya tiga hari saja. Padahal kata dokter di sana, saya diharuskan untuk tinggal lebih lama. Mau ginama lagi, wong biaya yang kami miliki hanya mampu sampai tiga hari saja," ujar Rini didampingi suaminya, Kamis (11/4/2019).

Lebih lanjut dia menjelaskan, selama di Jakarta, dokter setempat juga mendiagnosa anaknya terserang cerebral palsy. Hal itu berdasarkan kondisi balita Azkiya yang terlihat terhambat tumbuh kembangnya.
Untuk itulah, berdasarkan kondisi keluarga yang selama ini berobat menggunakan BPJS Kesehatan, meminta bantuan semua pihak. 

"Kami minta bantuan Wali Kota Surabaya, Gubernur Jatim, Kepala BPJS Kesehatan KCU Surabaya, wartawan dan donatur di Surabaya yang bisa meringankan beban keluarga kami untuk berobat di Jakarta. Kami benar-benar tak mampu, kami hanya butuh biaya untuk berobat di Jakarta," ungkap Rini yang tak mau pengobatan anaknya terhenti.

Di DPRD Surabaya, setelah bertemu dengan anggota dewan, Vincensius Awey, pihak Dr Soetomo melalui dr Joni Wahyuhadi menegaskan jika pihaknya masih mampu menangani hal tersebut. Bahkan dr Joni menegaskan, untuk ke RS Jantung Harapan Kita adalah keinginan orang tua balita Azkiya sebagai second opinion.

"Terkait penanganan balita Azkiya, dr Joni menyarankan pada Senin (15/4/2019) agar orang tua balita untuk meneruskan pengobatannya di Dr Soetomo. Bahkan Rini diminta untuk menggunakan SKTM agar seluruh biaya pengobatannya tercover pemerintah," jelas Awey.  (pan)  


foto: Rini dan balita Azkiya saat ditemui anggota Komisi C  DPRD Visensius Awey

Comments

Popular posts from this blog

Dalih Partisipasi Masyarakat, SMAN 8 Surabaya Wajibkan Siswa Bayar Uang Iuran Rp 1,5 Juta

Mediabidik.com - Berdalih iuran partisipasi masyarakat (PM), SMAN 8 Surabaya wajibkan siswa bayar uang iuran pembangunan sekolah sebesar Rp 1,5 juta. Jika tidak membayar siswa tidak dapat ikut ujian. Hal itu diungkapkan Mujib paman dari Farida Diah Anggraeni siswa kelas X IPS 3 SMAN 8 Jalan Iskandar Muda Surabaya mengatakan, ada ponakan sekolah di SMAN 8 Surabaya diminta bayar uang perbaikan sekolah Rp.1,5 juta. "Kalau gak bayar, tidak dapat ikut ulangan," ujar Mujib, kepada BIDIK. Jumat (3/1/2020). Mujib menambahkan, akhirnya terpaksa ortu nya pinjam uang tetangga 500 ribu, agar anaknya bisa ikut ujian. "Kasihan dia sudah tidak punya ayah, ibunya saudara saya, kerja sebagai pembantu rumah tangga. Tolong dibantu mas, agar uang bisa kembali,"ungkapnya. Perihal adanya penarikan uang iuran untuk pembangunan gedung sekolah, dibenarkan oleh Atika Fadhilah siswa kelas XI saat diwawancarai. "Benar, bilangnya wajib Rp 1,5 juta dan waktu terakh...

PWI Malang dan PWI Surabaya Gelar Silaturahmi Melalui Fun Football

SURABAYAIMediiabidik.Com - PWI Malang Raya dan PWI Seksi Surabaya menggelar silaturahmi dalam pertandingan Fun Football di area lapangan sekitar Stadion Gajayana, Kota Malang, Jum'at (27/9). Pertandingan digelar di lapangan mini soccer yang melibatkan delapan orang pemain termasuk kiper. Meskipun lapangan basah karena baru diguyur hujan tapi tak menyurutkan semangat para wartawan untuk menjalin silaturahmi di lapangan hijau. Bermain tiga babak dalam satu babak yang dibatasi waktu 15 menit pertandingan berjalan dengan hangat. Awalnya tim tuan rumah kebobolan terlebih dahulu, namun kemudian mampu disamakan dan dibalas unggul. Tim PWI Malang Raya mampu mencetak tiga gol. Sementara tim tamu PWI Surabaya hanya mencetak sebiji gol. Sehingga skor kemenangan 3-1 untuk tim tuan rumah. Ketua PWI Malang Raya, Cahyono mengapresiasi acara silaturahmi antar rekan wartawan di Jatim ini. Dengan demikian wartawan bisa saling kenal satu sama lain. Selain itu dia menuturkan pertandingan ...

Komisi B Minta Pemprov serius sosialisasi dana pinjaman untuk pelaku UMKM

SURABAYA ( Media Bidik) - Jatim sangat apresiasi terhadap Pemprov yang mempunyai program membantu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jatim dengan menggelontorkan dana sebesar 400 Miliar di Bank UMKM guna memberikan bantuan kredit lunak kepada para pelaku UMKM di Jatim. Namun Chusainuddin,S.Sos Anggota Komisi B yang menangani tentang Perekonomian menilai Pemerintah provinsi masih kurang serius memberikan sosialisasi kepada masyarakat terutrama pelaku UMKM yang sebenarnya ada dana pinjaman lunak untuk mereka. " Ketika saya menjalankan Reses di Blitar,Kediri dan Tulungagung , banyak masyarakat sana tak mengetahui ada dana pinjaman lunak di Bank UMKM untuk para pelaku UMKM, karena sebenarnya jika Pemprov serius memberikan sosialisasi sampai ke tingkat desa,maka saya yakin masyarakat sangat senang sekali," ucap pria yang akrab dipanggil Gus Udin tersebut. Apalagi menyambut MEA, seharusnya pelaku UMKM sudah mengerti kalau ada dana pinjaman unt...