SURABAYAIMediabidik.Com - Menyikapi perilaku politik eri cahyadi dan Armuji yang jauh dari adab dan moralitas sebagai kandidat ataupun figur yang masih aktif memimpin kota Surabaya.
Pasangam Eri Armuji sudah mendaftar sebagai calon yang akan di usung oleh PDI Perjuangan kota Surabaya tetapi mereka ini masih berkeliling melamar atau mendaftar untuk mendapatkan tiket di partai partai lain yang ada di kota Surabaya.
Hal ini menurut saya, mereka tidak miliki etika berpolitik dikarenakan hal tersebut sama juga merendahkan marwah dan martabat PDI Perjuangan Kota Surabaya. Terlepas dengan alasan apapun, mau gotong royong atau apalah itu tugas partai yang melakukan.
"Saya juga risih melihat baliho baliho yang belum waktunya di pasang, malah relawan Eri Cahyadi memberikan contoh yang tidak baik menurut saya, itu jauh dari tradisi kami para kader PDI Perjuangan apalagi disaat Eri Cahyadi dan Armuji masih memimpin sebagai walikota dan wakil walikota Surabaya." terang Agus Patminto.
Pertanyaannya apa baliho ini sesuai aturan atau mendatangkan pajak. Kalau tidak ada pajak ya silahkan satpol pp menertibkan alat peraga kampanye eri cahyadi. Ini kan tidak memberikan contoh yang baik, kesannya memanfaatkan kewenangan sebagai pemimpin.
Contoh perilaku politik buruk tersebut harus disudahi . Cukup itu terjadi dan hanya dilakukan oleh seorang Jokowi saja, model yang tidak beretika seperti ini jangan ditiru. Sesuatu yang buruk jika tidak ada yang menegur akan jadi sebuah kebiasaan. "Hanya bertujuan untuk memenuhi syahwat kemenangan semata, Jauh dari harapan masyarakat." tegas Agus.
Untuk itu saya menghimbau dan mendesak pada eri Cahyadi dan armuji yang notabene kader PDI Perjuangan untuk tidak melakukan nilai nilai kontestasi yang menciderai nilai demokrasi itu sendiri. Berpolitik yang cerdas. Santun beretika. menjunjung moralitas dalam pilkada serentak 27 Nopember 2024 yang akan datang.
Jangan mengambil alih tugas dan wewenang struktural partai ( DPC PDI Perjuangan ) Kota Surabaya untuk mempersiapkan strategi dan pemenangan di pilwali kota Surabaya. Termasuk membangun komunikasi politik dengan partai lain."Itu bukan tugas kandidat apalagi kandidat melamar. Itu sama saja menjatuhkan marwah partai. Kecuali PDI- Perjuangan tidak cukup ticketnya untuk mengusung." papar Agus.
Mendesak struktur partai DPC PDI Perjuangan kota Surabaya khususnya Ketua DPC Adi Sutarwijono untuk berperan aktif dalam hal mempersiapkan kemenangan dan loby politik ke partai lain.
PDI Perjuangan Kota Surabaya harus memberi contoh system demokrasi yang baik dan benar dalam kontestasi pilwali kota Surabaya saat ini. Bukan menghalalkan segala cara, hal itu cukup Jokowi saja yg melakukan, kader PDI Perjuangan murni jangan meniru atau melakukan itu. Cara-cara yg tidak beretika jauh dari adab dan moralitas jangan di jadikan kebiasaan atau sebuah kewajaran apalagi di tiru,
"Terlepas elit sudah memberikan contoh ngak baik seperti itu, tapi sekali lagi itu tidak layak untuk di tiru. PDI Perjuangan harus meraih kemenangan dengan cara yang terhormat dan kalahpun dengan terhormat." pungkasnya. (red)
Comments
Post a Comment