Skip to main content

SDN Alun-alun Contong Saksi Sejarah Ayahanda Soekarno Mengajar Disitu

Mediabidik.com – Sekolah Dasar Negeri (SDN) Alun-Alun Contong, di belakang Kantor Gubernur Jawa Timur, menjadi saksi sejarah bahwa ayahanda Presiden pertama RI Ir. Soekarno, yakni Soekemi Sosrodihardjo pernah mengajar di sekolah dasar pribumi tersebut pada 1901.

Soekemi yang semula menjadi guru sekolah dasar pribumi di Singaraja, Bali, menerima surat pindah tugas ke Surabaya dari pemerintah kolonial Belanda. Di Surabaya, Soekemi mengajar di sekolah dasar pribumi yang lokasinya di Jalan Sulung Sekolahan No 1 tersebut.

Dia bersama istrinya, Ida Ayu Nyoman Rai, tinggal di rumah kecil Pandean Gang IV No. 40. Jaraknya sekitar 2 kilometer dengan SDN Alun-Alun Contong.

Pada 6 Juni 1901, di rumah itu, Ida Ayu Nyoman Rai melahirkan bayi laki-laki ketika fajar matahari merekah.

Jabang bayi itu diberi nama Koesno, lalu berganti nama Soekarno. Di kemudian hari, Soekarno menjadi Proklamator Kemerdekaan Indonesia, juga terkenal dengan sebutan "Putra Sang Fajar".

Beberapa waktu lalu, Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono berkunjung ke SDN Alun-Alun Contong. Dia disambut Plt. Kepala Sekolah Eddy Santoso, serta para guru.

"Selamat datang di sekolah kami," kata Eddy Santoso, didampingi pengawas sekolah Tri Wahyuningsih dan para guru.

Dalam kunjungannya itu, Adi ditemani Sekretaris Komisi A DPRD Kota Surabaya, Budi Leksono. Lantas, Eddy serta para guru menceritakan hal ikhwal sekolah itu, yang menjadi bagian penting dari rekonstruksi sejarah dan napak tilas Bung Karno dengan Kota Pahlawan ini.

"Pak Soekemi, ayahanda Bapak Soekarno, sempat mengajar di sekolah ini tahun 1901. Kemudian berpindah tugas mengajar ke daerah lain," beber Eddy.

Menurut Dian Nur'ani, guru kelas 4, SDN Alun-Alun Contong dulunya di zaman pemerintahan Belanda bernama Inslandzhe School Soeloeng atau sekolah khusus pribumi di Sulung.

Inslandzhe School Soeloeng diresmikan 20 Desember 1900 dan dibuka oleh Asisten Residern Kontroler. "Itu menurut catatan arsip Belanda," kata Dian.

"Kemudian berubah nama menjadi HIS (Hollandsch Islandsche School) No. 1 Pollackstraat (Soeloeng) pada tahun 1914," terang Dian bersama guru Dwi Asmara.

Dian menjelaskan, dalam buku Roslan Abdulgani yang juga dilahirkan di Peneleh, pun menyebutkan Soekemi Sosrodihardjo mengajar di sekolah itu, sebelum dan setelah Soekarno lahir.

"Di buku Pak Roeslan juga diceritakan Pak Soekemi pernah mengajar di sekolah kami," kata Dian.

Roeslan Abdulgani atau akrab dipanggil Cak Roes adalah politisi dan pejuang Surabaya. Di era Presiden Soekarno memimpin, almarhum tercatat menjabat menteri luar negeri 1956-1957, lalu menteri penerangan 1963-1964.

Beberapa waktu lalu, Wali Kota Surabaya 2002-2010, Bambang DH menceritakan bahwa Roeslan Abdulgani menegaskan fakta, Bung Karno lahir di Surabaya. "Bukan di Blitar," kata Bambang DH.

Roeslan memang dikenal salah satu sahabat Bung Karno. Sebagai arek Peneleh, Roeslan Abdulgani juga punya kenangan dengan SDN Alun-Alun Contong. Dia tercatat menjadi siswa di sekolah itu, 1921-1928, sewaktu bernama HIS Soeloeng.

Eddy Santoso menunjukkan prasasti di dinding, tertanggal 21 Desember 1997, ditandatangani Roeslan Abdulgani. Di situ dituliskan pengakuan Roeslan, yang pernah belajar di sekolah itu.

Sekarang, SDN Alun-Alun Contong sudah ditetapkan bangunan cagar budaya sesuai SK Walikota No. 188.45/242/436.1.2/2014 tertanggal 28 April tahun 2014.

Sekolah itu merawat dengan baik artefak-artefak sejarah, yang disimpan dan dipajang dalam satu ruang kelas. Seperti foto-foto masa lalu, papan tulis lipat, buku-buku zaman Belanda hingga piala-piala tempo dulu.

Pihak sekolah juga menyulap tembok dengan lukisan-lukisan perjuangan bangsa seperti pertempuran 10 Nopember 1945 yang dihadapi arek-arek Suroboyo dengan gagah berani. Pada beberapa bangunan kelas, masih diperkuat ornamen kayunya masih asli.

"Kami mengembangkan kurikulum lokal sejarah. Agar anak-anak paham dengan sejarah bangsanya. Terutama tokoh-tokoh pahlawan dari Surabaya. Bung Karno kan lahir di Surabaya," kata Dian.

"Ke depannya, kami ingin ruangan ini sebagai llaboratorium sejarah dan bisa sebagai destinasi wisata sejarah. Karena sekolah kami memiliki ciri khas. Sekolah tempat Bapak Soekemi, ayahanda Bapak Soekarno, mengajar di Surabaya," ujarnya.

"Dan, alumni sekolah kami di antaranya Bapak Roeslan Abdulghani, yang pernah menjabat menteri luar negeri di era Presiden Soekarno," timpal Dwi Asmara.

Terpampang foto ketika Roslan Abdulgani kecil dan angkatannya belajar di sekolah itu. Ada juga foto-foto Presiden Soekarno, foto Bung Karno dengan Pak Soekemi.

Juga foto kunjungan Megawati Soekarnoputri, Presiden RI ke-5, bersama Roeslan Abdulgani ke SDN Alun-Alun Contong.

Adi Sutarwijono terkagum-kagum dengan upaya-upaya para guru dan Kepala SDN Alun-Alun Contong dalam merawat artefak-artefak sejarah.

"Ini cara kreatif untuk memasukkan kurikulum lokal pada pengajaran sejarah bagi para siswa. Dengan tampilan semua ini, para siswa bisa dibantu untuk cepat memahami sejarah," kata Adi, yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya tersebut, kepada media ini, Minggu (12/6/2022) . (red) 

Comments

Popular posts from this blog

Tahun Depan, RS BDH Dilengkapi Fasiltas Medician Nuklir

SURABAYA (Mediabidik) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus mematangkan desain dan konsep fasilitas kedokteran nuklir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bhakti Dharma Husada (BDH). Bahkan, pemkot sudah menargetkan tahun 2020 nanti, rumah sakit itu sudah dilengkapi fasilitas tersebut. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan menurut data selama ini, pasien-pasien yang membutuhkan penanganan selalu keluar kota, terutama pasien penyakit kanker. Sebab, di Surabaya hanya ada di RSU Dr Soetomo. Makanya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta Dinkes untuk menyediakan fasilitas kedokteran nuklir ini demi warga Kota Surabaya. "Itu lah mengapa kita buat kedokteran nuklir ini, supaya warga Surabaya tidak perlu keluar kota untuk mendapatkan pelayanan ini," kata kata Feni-sapaan Febria Rachmanita saat jumpa pers di kantor Humas Pemkot Surabaya, Rabu (23/10/2019). Menurut Feni, jumlah pederita penyakit kanker payu darah tahun 2018 mencapai 5.63

Dalih Partisipasi Masyarakat, SMAN 8 Surabaya Wajibkan Siswa Bayar Uang Iuran Rp 1,5 Juta

Mediabidik.com - Berdalih iuran partisipasi masyarakat (PM), SMAN 8 Surabaya wajibkan siswa bayar uang iuran pembangunan sekolah sebesar Rp 1,5 juta. Jika tidak membayar siswa tidak dapat ikut ujian. Hal itu diungkapkan Mujib paman dari Farida Diah Anggraeni siswa kelas X IPS 3 SMAN 8 Jalan Iskandar Muda Surabaya mengatakan, ada ponakan sekolah di SMAN 8 Surabaya diminta bayar uang perbaikan sekolah Rp.1,5 juta. "Kalau gak bayar, tidak dapat ikut ulangan," ujar Mujib, kepada BIDIK. Jumat (3/1/2020). Mujib menambahkan, akhirnya terpaksa ortu nya pinjam uang tetangga 500 ribu, agar anaknya bisa ikut ujian. "Kasihan dia sudah tidak punya ayah, ibunya saudara saya, kerja sebagai pembantu rumah tangga. Tolong dibantu mas, agar uang bisa kembali,"ungkapnya. Perihal adanya penarikan uang iuran untuk pembangunan gedung sekolah, dibenarkan oleh Atika Fadhilah siswa kelas XI saat diwawancarai. "Benar, bilangnya wajib Rp 1,5 juta dan waktu terakh

Dampak Cuaca Ekstrem, Dewan Desak Pemkot Monitoring Seluruh Papan Reklame

Mediabidik.com - Anggota Komisi A DPRD Surabaya Arif Fathoni meminta kepada tim reklame pemkot Surabaya, supaya melakukan monitoring dan evaluasi terhadap keberadaan seluruh papan reklame di Surabaya. Monitoring dan evaluasi itu penting dilakukan untuk mengantisipasi papan reklame yang roboh akibat cuaca ekstrem. "Monitoring itu untuk mengetahui papan reklame yang tidak berijin atau masa berlaku ijinnya sudah habis" jelasnya disela acara pertemuan Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Surabaya di gedung baru DPRD Surabaya, Selasa (07/01/2020). Thoni menegaskan Satpol PP harus tegas melakukan penertiban terhadap papan reklame yang ilegal itu. "Kami mendesak Satpol PP potong reklame ilegal. Kami banyak menerima informasi masyarakat akan keberadaan papan reklame yang tidak berijin" tegasnya. Pria yang juga menjabat Ketua Fraksi Partai Golkar ini menekankan, kalau penertiban itu perlu dilakukan, pasca peristiwa pohon tumbang yang mengakibatkan 2 korban meni