Skip to main content

Pansus DPRD Surabaya Pertanyakan Surat Edaran yang Dikeluarkan DPRKPP

SURABAYAIMediabidik.Com - Ketua Pansus Raperda Hunian Layak DPRD Surabaya, Muhammad Saifuddin, menyayangkan langkah Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) Kota Surabaya yang mengeluarkan surat edaran terkait survei calon penghuni program rumah susun milik (rusunami).

Menurut Saifuddin, surat bernomor keluar 16 September 2025 itu terkesan tergesa-gesa dan tidak melibatkan pansus yang saat ini masih membahas Raperda Hunian Layak.

"Ya, jadi pertama terkait surat permohonan pemberitahuan survei yang ditujukan kepada lurah yang beredar pada tanggal 16 September ini. Saya sebagai Ketua Pansus bersama teman-teman tidak pernah diberitahu terkait redaksi atau surat yang kemudian disebarkan kepada masyarakat, khususnya permohonan kepada lurah," kata Saifuddin, kepada media ini, Kamis (18/9/2025).

Ia menegaskan, sampai saat ini Pansus Hunian Layak masih membahas kriteria penghuni rusunami. 

Raperda ini, kata Saifuddin, penggodokannya baru mencapai  80 persen. 

"Kami di pansus tidak pernah diajak ngomong, tidak pernah diajak ngobrol terkait persoalan ini. Itu yang pertama," katanya.

Lebih lanjut, Saifuddin menyoroti poin dalam surat edaran yang mencantumkan syarat penghasilan Rp8 juta bagi lajang dan Rp10 juta bagi yang sudah berkeluarga. 

Menurutnya, hal itu tidak masuk akal jika dibandingkan dengan upah minimum di Surabaya.

"Sedangkan UMR itu hanya di kisaran 4 juta. Tetapi warga yang mau menghuni rusunami itu dipaksa punya penghasilan 8 juta kalau bujang, 10 juta kalau berkeluarga. Ini logika yang dibangun dari mana? Pemerintah mau membantu rakyat atau mencekik rakyat?" tegasnya.

Selain itu, Saifuddin juga menilai isi surat edaran tersebut belum jelas dan tidak komprehensif, khususnya soal syarat detail, besaran uang muka, hingga skema cicilan. 

"Angsuran 2,1 juta itu sudah kita perdebatkan di dalam rapat pansus. Kami minta maksimal 1,4 juta, bahkan kalau bisa 1,1 juta dengan tenor 15 sampai 25 tahun," jelasnya.

Ia menambahkan, pansus masih terus mendiskusikan skema pembiayaan yang realistis bagi masyarakat. 

Maka dari itu, keberadaan surat edaran DPRKPP dinilainya prematur dan berpotensi menimbulkan polemik di lapangan.

"Sehingga kemudian tiba-tiba muncul surat edaran ini, yang tidak ada koordinasi dengan kami sebagai pansus yang membahas rumah hunian layak. Itu yang harus digarisbawahi," demikian Muhammad Saifuddin. (red)

Comments

Popular posts from this blog

Dalih Partisipasi Masyarakat, SMAN 8 Surabaya Wajibkan Siswa Bayar Uang Iuran Rp 1,5 Juta

Mediabidik.com - Berdalih iuran partisipasi masyarakat (PM), SMAN 8 Surabaya wajibkan siswa bayar uang iuran pembangunan sekolah sebesar Rp 1,5 juta. Jika tidak membayar siswa tidak dapat ikut ujian. Hal itu diungkapkan Mujib paman dari Farida Diah Anggraeni siswa kelas X IPS 3 SMAN 8 Jalan Iskandar Muda Surabaya mengatakan, ada ponakan sekolah di SMAN 8 Surabaya diminta bayar uang perbaikan sekolah Rp.1,5 juta. "Kalau gak bayar, tidak dapat ikut ulangan," ujar Mujib, kepada BIDIK. Jumat (3/1/2020). Mujib menambahkan, akhirnya terpaksa ortu nya pinjam uang tetangga 500 ribu, agar anaknya bisa ikut ujian. "Kasihan dia sudah tidak punya ayah, ibunya saudara saya, kerja sebagai pembantu rumah tangga. Tolong dibantu mas, agar uang bisa kembali,"ungkapnya. Perihal adanya penarikan uang iuran untuk pembangunan gedung sekolah, dibenarkan oleh Atika Fadhilah siswa kelas XI saat diwawancarai. "Benar, bilangnya wajib Rp 1,5 juta dan waktu terakh...

Komisi B Minta Pemprov serius sosialisasi dana pinjaman untuk pelaku UMKM

SURABAYA ( Media Bidik) - Jatim sangat apresiasi terhadap Pemprov yang mempunyai program membantu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jatim dengan menggelontorkan dana sebesar 400 Miliar di Bank UMKM guna memberikan bantuan kredit lunak kepada para pelaku UMKM di Jatim. Namun Chusainuddin,S.Sos Anggota Komisi B yang menangani tentang Perekonomian menilai Pemerintah provinsi masih kurang serius memberikan sosialisasi kepada masyarakat terutrama pelaku UMKM yang sebenarnya ada dana pinjaman lunak untuk mereka. " Ketika saya menjalankan Reses di Blitar,Kediri dan Tulungagung , banyak masyarakat sana tak mengetahui ada dana pinjaman lunak di Bank UMKM untuk para pelaku UMKM, karena sebenarnya jika Pemprov serius memberikan sosialisasi sampai ke tingkat desa,maka saya yakin masyarakat sangat senang sekali," ucap pria yang akrab dipanggil Gus Udin tersebut. Apalagi menyambut MEA, seharusnya pelaku UMKM sudah mengerti kalau ada dana pinjaman unt...

Dampak Cuaca Ekstrem, Dewan Desak Pemkot Monitoring Seluruh Papan Reklame

Mediabidik.com - Anggota Komisi A DPRD Surabaya Arif Fathoni meminta kepada tim reklame pemkot Surabaya, supaya melakukan monitoring dan evaluasi terhadap keberadaan seluruh papan reklame di Surabaya. Monitoring dan evaluasi itu penting dilakukan untuk mengantisipasi papan reklame yang roboh akibat cuaca ekstrem. "Monitoring itu untuk mengetahui papan reklame yang tidak berijin atau masa berlaku ijinnya sudah habis" jelasnya disela acara pertemuan Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Surabaya di gedung baru DPRD Surabaya, Selasa (07/01/2020). Thoni menegaskan Satpol PP harus tegas melakukan penertiban terhadap papan reklame yang ilegal itu. "Kami mendesak Satpol PP potong reklame ilegal. Kami banyak menerima informasi masyarakat akan keberadaan papan reklame yang tidak berijin" tegasnya. Pria yang juga menjabat Ketua Fraksi Partai Golkar ini menekankan, kalau penertiban itu perlu dilakukan, pasca peristiwa pohon tumbang yang mengakibatkan 2 korban meni...