KUPANG|Mediabidik.Com - Gelaran Misi Dagang dan Investasi yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur di Kupang, Nusa Tenggara Timur, telah sukses diselenggarakan pada Kamis (6/11/2025).
Sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) terbesar di Jawa Timur, tentu PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) terus mendukung penuh program Misi Dagang tersebut.
Hal ini diwujudkan dengan mengikutsertakan beberapa Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Binaan Bank Jatim dan sekaligus melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama dengan PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) sebagai tindak lanjut dari Kelompok Usaha Bank (KUB).
Kegiatan yang berlangsung di Aston Kupang Hotel & Convention Center tersebut, dihadiri oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Wakil Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Johni mewakili Gubernur NTT, Direktur Utama Bank Jatim Winardi Legowo, Plt Direktur Utama Bank NTT Yohanes Pandu Praing, serta Wakil Direktur Utama Bank Jatim R Arief Wicaksono, dan juga Direktur Keuangan, Treasury & Global Services Bank Jatim RM Wahyukusumo Wisnubroto.
Winardi menjelaskan, misi dagang merupakan wadah untuk mempertemukan pelaku UMKM antar daerah atau provinsi dengan pembeli. Selain pertemuan pelaku usaha, gelaran ini juga menjadi gerbang pertukaran sosial budaya antar daerah. "Kami saat ini memang terus berupaya untuk membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh pelaku UMKM. Mulai dari akses pemasaran, pembiayaan, hingga pendampingan. Bank Jatim sangat mendukung UMKM dalam mengembangkan usahanya. Nah, salah satu misi Bank Jatim pada kegiatan ini adalah membantu UMKM Binaan untuk memperluas jaringan pasar dan mendukung pemerintah dalam memperkuat jalinan perdagangan antara Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Nusa Tenggara Timur," paparnya.
Terdapat tiga UMKM Binaan Bank Jatim yang diikutsertakan pada gelaran tersebut. Antara lain produk Kue Kering dari UMKM Rumah Kue Obby, produk Kerupuk Rambak dari UMKM Rambak Pak Djarwo, dan produk Batik dari UMKM Capem Asembagus. Produk - produk unggulan UMKM Binaan Bank Jatim ini, diharapkan mampu memberikan manfaat sesuai kebutuhan masyarakat di daerah NTT.
Selain itu, sebagai tindak lanjut dari KUB, dalam kesempatan tersebut Bank Jatim juga melakukan tiga penandatanganan kerja sama sekaligus dengan Bank NTT. Pertama, nota kesepahaman tentang pemanfaatan bersama produk, layanan, channel, dan kapabilitas. Kedua, perjanjian kerja sama tentang layanan prioritas. Ketiga, perjanjian tentang penggunaan jasa kustodian. "Melalui jalinan kerja sama yang strategis ini, kami yakin dapat semakin memperkuat ketahanan ekonomi, memperluas jangkauan layanan keuangan, serta membangun fondasi ekonomi yang lebih tangguh di kawasan timur Indonesia," tuturnya.
Winardi memaparkan, salah satu ruang lingkup perjanjian kerja sama tentang layanan prioritas, yaitu Bank Jatim memberikan bantuan kepada Bank NTT untuk mengembangkan layanan prioritas. Seperti tata cara pengurusan kartu ATM Prioritas ke Bank Indonesia, pendekatan ke merchant prioritas, hingga pemenuhan dokumen pelaporan ke regulator. Kemudian terkait perjanjian tentang penggunaan jasa kustodian, dalam hal ini Bank Jatim bertindak sebagai kustodian dan Bank NTT bertindak sebagai nasabah. Ruang lingkup dari perjanjian tersebut, yaitu nasabah dengan ini menunjuk kustodian untuk memberikan jasa kustodian, termasuk pengadministrasian harta nasabah dengan memelihara rekening efek atas nama nasabah.
Menurut Winardi, kerja sama KUB bukan hanya memperluas jaringan bisnis, tetapi juga untuk meningkatkan kapasitas pembiayaan pembangunan dan mendorong pemerataan ekonomi. "KUB antara Bank Jatim dengan Bank NTT ini merupakan suatu upaya penguatan struktur, ketahanan, dan daya saing industri perbankan yang nantinya dapat mencapai level yang lebih efisien menuju skala ekonomi yang lebih tinggi. Sehingga ke depannya kedua belah pihak bisa menjadi Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang kompetitif di lingkup regional dan mampu memajukan pembangunan serta perekonomian di daerah masing-masing maupun skala nasional. Kerja sama seperti ini, menjadi bukti bahwa antar bank daerah bisa saling memperkuat. Dengan KUB, daya saing meningkat tanpa kehilangan identitas lokal," tegasnya.
Melihat aksi korporasi tersebut, Khofifah juga menegaskan, bahwa kemitraan antara Bank Jatim dan Bank NTT bukan sekadar kerja sama administratif, melainkan wujud nyata sinergi kelembagaan antar Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang telah melalui pengawasan dan regulasi ketat dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Langkah ini merupakan bagian dari komitmen besar Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam memperkuat ekosistem ekonomi regional melalui kolaborasi antar bank daerah," ungkapnya.
Adapun gelaran misi dagang ini kembali sukses mencatatkan hasil yang membanggakan. Dalam satu hari pertemuan, pelaku usaha dari kedua daerah berhasil menorehkan nilai transaksi hingga Rp 1,882 triliun. Capaian ini menjadi yang tertinggi dari total 46 kali pelaksanaan misi dagang Jawa Timur di berbagai provinsi. "Kekuatan hubungan ekonomi ini, tak lepas dari harmonisasi sosial, kedekatan budaya, dan tingginya aktivitas pelaku usaha Jawa Timur di NTT. Artinya, kekuatan ekonomi antara Jawa Timur dan NTT ini luar biasa. Banyak pelaku usaha dari Lamongan, Madura, hingga Banyuwangi yang aktif di sini, terutama di sektor kuliner. Ini bukti simbiosis antara penjual dan pembeli," kata Khofifah.
Menurutnya, keberhasilan misi dagang di NTT ini, menjadi bukti kuatnya konektivitas ekonomi antar wilayah. Misi dagang ini bukan sekadar ajang transaksi dagang, melainkan ruang memperkuat sinergi dan jejaring lintas daerah. Ragam komoditas yang diperdagangkan mencakup sektor pangan, peternakan, perikanan, pertanian, logistik, hingga peralatan industri dan material konstruksi. (rinto)
Caption: Direktur Utama Bank Jatim Winardi Legowo dan Plt Direktur Utama Bank NTT Yohanes Pandu Praing menandatangani dokumen perjanjian kerja sama.
Comments
Post a Comment