Skip to main content

Tambah Ragam Bahasa Asing, Siap Hadapi MEA 2015



SURABAYA (Media Bidik) - Empat remaja asik bercengkrama dalam posisi duduk melingkar pada meja bundar. Seorang wanita yang tampak lebih dewasa memperhatikan topik pembicaraan sambil sesekali ikut nimbrung. Sekilas, tidak ada yang spesial dari peristiwa tersebut. Namun, bila diperhatikan, ternyata mereka tidak bertutur dengan Bahasa Indonesia, melainkan bahasa Mandarin.
Pemandangan semacam itu memang lazim dijumpai di Rumah Bahasa. Suatu kondisi dimana setiap individu berkomunikasi satu sama lain dengan bahasa asing. Bukan bermaksud tidak nasionalis, karena menggunakan bahasa non-Indonesia. Namun, lebih kepada semangat ingin belajar dan maju. Mengingat semakin dekatnya era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015 mendatang, maka penguasaan bahasa asing dipandang sangat penting. Sebab, jika tidak ada kesadaran untuk meng-upgrade diri, bukan tidak mungkin bangsa ini akan semakin tertinggal. Apalagi, saat MEA resmi diberlakukan, batasan antar negara akan semakin tipis. Peningkatan arus orang, barang dan uang lintas negara diprediksi tak terhindarkan.
Menyadari hal tersebut, Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya berinisiatif mendirikan Rumah Bahasa sebagai wadah bagi siapa saja yang berminat belajar bahasa asing. Dengan konsep belajar bahasa praktis minim teori, Rumah Bahasa dinilai sebagai solusi tepat mengatasi problem keterbatasan bahasa asing yang masih dihadapi sebagian besar warga metropolis. Konsep yang simple dan gratis plus letaknya yang strategis, yakni di Balai Budaya (kompleks Balai Pemuda) membuat tempat tersebut semakin ramai.
Berdasar data yang dihimpun dari Bagian Kerjasama Pemkot Surabaya, rata-rata ada 1.900 peserta tiap bulan. Hingga saat ini, sarana belajar bahasa cuma-cuma itu telah dimanfaatkan oleh 13.853 peserta. Kabag Kerjasama Ifron Hady Susanto tak menampik bahwa animo masyarakat sangat tinggi. Untuk mengakomodir antusiasme warga belajar bahasa asing, Rumah Bahasa menambah ragam bahasa. Saat pertama kali diresmikan oleh Walikota Tri Rismaharini pada Februari 2014, Rumah Bahasa hanya melayani bahasa Inggris dan Mandarin. Namun, seiring berjalannya waktu, sekarang warga juga bisa memperdalam bahasa Jerman, Prancis, Jepang, Korea, India dan Thailand. "Total ada delapan bahasa asing yang bisa dilatih di sini (Rumah Bahasa)," terang Ifron.
Dari delapan bahasa asing itu, kata Ifron, Bahasa Inggris, Mandarin, Prancis dan Jepang masih menjadi "primadona" para peserta. Indikatornya, kelas selalu penuh untuk bahasa-bahasa tersebut. Bahkan, petugas Rumah Bahasa sampai kewalahan mencari ruangan untuk menampung membludaknya peserta. "Tapi, Alhamdulillah sekarang sudah ada ruang tambahan yang kapasitasnya lumayan besar," ungkapnya.
Sedangkan dari segi segmentasi, Rumah Bahasa lebih banyak dimanfaatkan mereka yang bekerja di sektor jasa yang dikelola swasta. Beberapa mal dan hotel sudah mengirimkan karyawan yang bertugas di pos-pos tertentu, misalnya satpam, tim parkir, petugas kebersihan dan petugas informasi. Asosiasi perawat juga tak mau ketinggalan. Sebanyak 80 perawat perwakilan dari rumah sakit-rumah sakit se-Surabaya kini rutin mengunjungi Rumah Bahasa.
Masih kata Ifron, urutan kedua segmentasi peserta Rumah Bahasa ditempati oleh kalangan pelajar dan mahasiswa. Menurut dia, hal itu sangat menggembirakan karena kompetitif tidaknya kota atau negara ini berada di tangan para pelajar dan mahasiswa. Jadi, kesempatan di usia belajar ini hendaknya dimaksimalkan untuk mengejar ketertinggalan dalam bidang penguasaan bahasa asing.
Sementara, para pelaku usaha UKM sejauh ini masih belum terlalu menonjol. Padahal, segmen tersebut justru menjadi sasaran utama program peningkatan ilmu berbahasa asing. Harapannya, produk-produk lokal yang dihasilkan bisa bersaing atau bahkan menembus pasar internasional. "Para ibu-ibu pelaku UKM biasanya datang ke Rumah Bahasa membawa anak-anaknya. Namun, dalam beberapa kesempatan mungkin mereka terkendala waktu dan kesibukan sehingga tidak bisa intensif," katanya.(Topan)

Popular posts from this blog

Tahun Depan, RS BDH Dilengkapi Fasiltas Medician Nuklir

SURABAYA (Mediabidik) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus mematangkan desain dan konsep fasilitas kedokteran nuklir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bhakti Dharma Husada (BDH). Bahkan, pemkot sudah menargetkan tahun 2020 nanti, rumah sakit itu sudah dilengkapi fasilitas tersebut. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan menurut data selama ini, pasien-pasien yang membutuhkan penanganan selalu keluar kota, terutama pasien penyakit kanker. Sebab, di Surabaya hanya ada di RSU Dr Soetomo. Makanya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta Dinkes untuk menyediakan fasilitas kedokteran nuklir ini demi warga Kota Surabaya. "Itu lah mengapa kita buat kedokteran nuklir ini, supaya warga Surabaya tidak perlu keluar kota untuk mendapatkan pelayanan ini," kata kata Feni-sapaan Febria Rachmanita saat jumpa pers di kantor Humas Pemkot Surabaya, Rabu (23/10/2019). Menurut Feni, jumlah pederita penyakit kanker payu darah tahun 2018 mencapai 5.63

Dalih Partisipasi Masyarakat, SMAN 8 Surabaya Wajibkan Siswa Bayar Uang Iuran Rp 1,5 Juta

Mediabidik.com - Berdalih iuran partisipasi masyarakat (PM), SMAN 8 Surabaya wajibkan siswa bayar uang iuran pembangunan sekolah sebesar Rp 1,5 juta. Jika tidak membayar siswa tidak dapat ikut ujian. Hal itu diungkapkan Mujib paman dari Farida Diah Anggraeni siswa kelas X IPS 3 SMAN 8 Jalan Iskandar Muda Surabaya mengatakan, ada ponakan sekolah di SMAN 8 Surabaya diminta bayar uang perbaikan sekolah Rp.1,5 juta. "Kalau gak bayar, tidak dapat ikut ulangan," ujar Mujib, kepada BIDIK. Jumat (3/1/2020). Mujib menambahkan, akhirnya terpaksa ortu nya pinjam uang tetangga 500 ribu, agar anaknya bisa ikut ujian. "Kasihan dia sudah tidak punya ayah, ibunya saudara saya, kerja sebagai pembantu rumah tangga. Tolong dibantu mas, agar uang bisa kembali,"ungkapnya. Perihal adanya penarikan uang iuran untuk pembangunan gedung sekolah, dibenarkan oleh Atika Fadhilah siswa kelas XI saat diwawancarai. "Benar, bilangnya wajib Rp 1,5 juta dan waktu terakh

Dampak Cuaca Ekstrem, Dewan Desak Pemkot Monitoring Seluruh Papan Reklame

Mediabidik.com - Anggota Komisi A DPRD Surabaya Arif Fathoni meminta kepada tim reklame pemkot Surabaya, supaya melakukan monitoring dan evaluasi terhadap keberadaan seluruh papan reklame di Surabaya. Monitoring dan evaluasi itu penting dilakukan untuk mengantisipasi papan reklame yang roboh akibat cuaca ekstrem. "Monitoring itu untuk mengetahui papan reklame yang tidak berijin atau masa berlaku ijinnya sudah habis" jelasnya disela acara pertemuan Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Surabaya di gedung baru DPRD Surabaya, Selasa (07/01/2020). Thoni menegaskan Satpol PP harus tegas melakukan penertiban terhadap papan reklame yang ilegal itu. "Kami mendesak Satpol PP potong reklame ilegal. Kami banyak menerima informasi masyarakat akan keberadaan papan reklame yang tidak berijin" tegasnya. Pria yang juga menjabat Ketua Fraksi Partai Golkar ini menekankan, kalau penertiban itu perlu dilakukan, pasca peristiwa pohon tumbang yang mengakibatkan 2 korban meni