SURABAYA(Media Bidik) – Setelah beredar di Rumah Sakit wilayah Jakarta, Bogor, Tanggerang, Bekasi (Jabotabek) kini Alkes Impor ilegal Vp Shunt asal Jepang beredar luas di rumah sakit Pemerintah dan Swasta yang ada di Jawa Timur, modus peredaran alkes impor ilegal dibeberapa Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta yang ada di Jawa Timur dengan mengunakan jasa dokter spesialis bedah syaraf, dengan cara menjual Alkes Vp Shunt ilegal kepada pasien Hidrofalus(Kepala Membesar), untuk mengurangi kelebihan cairan dalam otak pasien.
Peredaran Vp Shunt impor ilegal produk Fuji Set Jepang di Jawa Timur di sinyalir melalui salah satu dokter spesialis bedah saraf yang bertugas di RSUD Dr Soetomo Surabaya sekaligus pemilik Brain Clinic Surabaya, yang dibantu salah oknum PNS bernama Retno yang bertugas dibagian sekertariat bedah saraf RSUD Dr Soetomo. Inilah nama – nama rumah sakit pemerintah maupun swasta yang ada di Jawa Timur yang mengunakan alat Vp Shunt Fuji Set Impor ilegal adalah, RSUD Ibnu Sina Mbunder Gresik, Rumah Sakit PHC Perak, Rumah Sakit Adi Husada, Rumah Sakit Husada Utama, RSUD Dr Soetomo, Rumah Sakit Bedah Manyar dan Brain Clinic Surabaya.
Seperti yang diungkapkan sumber media ini mengatakan,"Peredaran Vp Shunt impor ilegal yang ada di Jatim melalui salah satu dokter spesialis bedah saraf yang bertugas di RSUD Dr Soetomo, sekaligus pemilik Brain Clinic Surabaya, karena seluruh dokter bedah saraf yang ada di Jawa Timur apabila membutuhkan alat tersebut, semua beli ke dia, dan pemesanan dan pembayaran ke PT Nitra dia dibantu oleh salah satu PNS yang bernama Retno yang bekerja disekertariat bedah saraf RSUD Dr Soetomo, "ungkapnya
Lanjut sumber,"Walaupun sudah tau kalau barang tersebut ilegal, karena belum memiliki IPAK dan ijin edar dari Departemen Kesehasan RI, tetapi masih saja dilanggar, karena dari hasil penjualan alat tersebut mereka mengambil untung dua kali lipat dari karena harga pokok, karena harga pokok Vp Shunt per set dari PT Nitra sebesar dua juta lima ratus ribu, mereka jual ke pasien dengan harga Rp 5 Juta per setnya "tandasnya
Saat media ini konfirmasi masalah tersebut ke Jarmasjah Joesof selaku owner dan juga Direktur PT Nitra Farmasi, Selasa (3/3) melalui ponselnya mengatakan,"Saya tidak bisa komentar mas, karena semua sudah saya serahkan ke Efendi Ajis selaku penanggung jawab dan harus satu pintu,"terangnya
Diwaktu bersamaan saat media ini korfirmasi ke Retno yang diduga sebagai saksi kunci terkait peredaran alkes impor ilegal di Jawa Timur membantah,"Saya kurang tau terkait masalah tersebut, iyakan itu bukan saya, ya sampean tanyakan saja ke yang memberi informasi, saya kurang tau itu, dan hanya sekertariat bedah saraf saja,"bantahnya, sembari mengahkiri pembicaraan.
Sementara itu saat media ini konfirmasi ke Dodo Anondo selaku Direktur RSUD Dr Soetomo sekaligus wakil dari IDI(Ikatan Dokter Indonesia) Jatim terkait masalah tersebut melalui ponselnya, yang bersangkutan tidak pernah menjawab. (Topan)