SURABAYA – Ketertarikan para
Investor untuk berlomba-lomba menginvestasikan seluruh modalnya ke kota
Surabaya dalam bentuk pengembangan bisnis property yang semakin tahun semakin
berkembang pesat, Pasalnya Surabaya merupakan kota metropolitan kedua di
Indonesia yang bisa memberikan keamanan dan kenyamanan bagi para investor asing maupun swasta yang bergerak dibidang
industry property untuk berlomba-lomba menanamkan investasinya di kota Pahlawan
ini.
Apalagi Surabaya saat dipimpin
oleh Tri Risma Harini yang merupakan walikota perempuan pertama yang memiliki
segudang prestasi baik dari tingkat nasional maupun tingkat luar negeri.
Sehingga semakin banyak para Investor tidak kuatir lagi untuk menanamkan investasinya
untuk mendukung Surabaya menjadi kota Sustainable City atau kota berkelanjutan
serta menjadikan Surabaya menjadi kota yang ramah pada warganya dan kota yang
ramah bagi penghuninya.
Konsep Green Building sudah
berkembang sejak tahun 1970-an. Wacana ini dibahas sebagai bentuk menyikapi atas krisis energi
dan keprihatinan masyarakat akan kondisi lingkungan. Sejak saat itu, kebutuhan untuk
menghemat energi serta mengurangi masalah lingkungan terus dikampanyekan hingga
saat ini. Sebab itulah pemkot Surabaya mengajak seluruh elemen masyarakat dari
tingkat RT sampai Kecamatan agar ikut berpartisipasi dalam mensukseskan program
Green Building baik melalui penghematan energi, penghijauan dan pengelolahan
sampah dimasing-masing RT dan RW, dan untuk pengusaha angkutan dan industri
pemkot Surabaya melakukan uji emisi dua kali dalam satu bulan serta memasang Alat Ukur Ambien Air Monitoring ditiap-tiap jalan protokol yang berguna sebagai alat pemantau kualitas udara.
Untuk menarik kesadaran para
Investor maupun pengembang property untuk mewujudkan pembangunan gedung yang ramah
lingkungan atau Green Building, Saat ini ada 59 bangunan yang terdiri atas
Komersial, Pusat Perbelanjaan dan Perkantoran yang dinominasikan bisa menyabet
penghargaan Green Building Awareness Award (GBAA) 2014 dari Pemkot Surabaya,
jumlah tersebut darii hasil seleksi ratusan bangunan yang ada. Setidaknya ada
ada empat aspek utama dalam membangun Green Building diantaranya material,
energi, air dan kesehatan. Bagaimana para pengembang dalam menerapkan empat
konsep tersebut untuk menjadikan bangunan atau gedung milik mereka menjadi
bangunan yang ramah lingkungan, merupakan bangunan yang aspek perencanaan,
pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaannya memperhatikan dan menerapkan
aspek-aspek perlindungan, penghematan dan pengurangan sumber daya alam, selain
itu bangunan yang ramah lingkungan senantiasa menjaga mutu baik bangunan maupun
mutu kualitas udara dalam ruangan.
Salah satunya hotel Garden Palace yang berada di jalan
Yos Sudarso Surabaya, hotel yang sudah berdiri pada tahun 1983 sudah menerapkan
konsep Green Building sejak tahun 2012, selain mepunyai hutan kota hotel Garden
Palace juga mempunyai dua konsep save energi diantaranya Recovery Water Treatmen dan Recovery
Heat Exchanger. Recovery Water Treatment berfungsi sebagai pegelolahan limbah
IPAL hotel di kelolah dimasukan air rator kemudian di treatmen sampai menjadi
air yang layak untuk mencuci dan mandi, sedangkan Recovery Heat Exchanger
berguna sebagai pegelolahan limbah panas yang berasal ribuan meter kubik gas yang
berasal dari celler AC central dikelolah menjadi air panas.
Hal tersebut diungkapkann oleh Sarin selaku Chief
Engenering Garden Palace saat memberi keterangan pada BIDIK tanggal (6/11)
Kamis mengatakan,” Gedung ini sebetulnya sudah lama menerapkan konsep Green
Building sejak tahun 2012, karena Green Building sendiri bukan hanya sekedar
penghijauan tetapi masuk hemat energi atau hemat listrik saja, dan dari kami
sudah terkonsep dan bukan hanya cek list maupun panduannya saja dan sudah
termasuk hutan lindung, di surabaya sendiri juga ada beberapa hotel yang
mempunyai tanaman seperti Garden diantaranya Equator dan Novotel tapi tak
sebanyak seperti Garden. Selain hutan lindung kita juga mempunyai tanaman yang
produktif diantaranya Mangga, Nangka dan Kelapa, prioritas utama disini adalah
saving energi, Karena kita tau sekarang saving energi sendiri naik setiap
bulannya mengikuti kurs harga dollar,”ungkapnya
Masih menurut Sakir,”Hemat energi diantaranya kita
sebelumnya mengunakan lampu pijar dan sekarang diganti lampu hemat energi atau
LED, selain hemat energi listrik kita juga ada water saving adalah air yang
kita pakai dari limbah hotel, kita kelolah lagi dimasukan air rator kemudian
kita treatmen sampai menjadi air bersih yang bisa gunakan untuk mandi, mencuci
dan siram tanaman, karena untuk konsumsi kita masih pakai air PDAM dan untuk
minum kita pakai water RO(reverse osmosis), selain itu kita juga punya recovery
heat excahnger adalah celler untuk AC central sama seperti knalpot mobil yang
panas kemudian dicelupkan kedalam air hingga air tersebut menjadi panas, sama
seperti kita punya celler panas dan celler itu butuh pendinginan seperti
radiator disatu pihak memerlukan panas untuk air panas dan kita pergunakan untuk
mandi para tamu,”tandasnya (Topan)