SURABAYA (Media Bidik) – Dalam penggelolaan sampah daur ulang serta pembenahan lingkungan hidup kota Surabaya perlu belajar lebih banyak ke pemerintah Kitakyushu Jepang, kota yang berada disebelah selatan Jepang. Pada tahun 1960 sebelumnya terkenal dengan tingkat pencemaran lingkungan yang memprihatikan karena polusi udara serta limbah industry di yang disebabkan oleh limbah industry berat dipelabuhan Dokai Bay yang terkenal dengan sebutan ' Sea of Death' sekarang berubah total menjadi kota yang ramah lingkungan (Eco Town) yang mampu mengurangi pencemaran udara dan limbah industry sampai nol persen (zero emisi) dan menjadi kota ramah lingkungan pertama di Asia tenggara.
Keseriusan pemerintah Kitakyushu dalam menangani pencemaran lingkungan, pemerintah Kitakyushu memiliki strategi yang jelas untuk mengembangkan kota melalui promosi pergeseran structural, dari industry berat untuk industry lingkungan. Kebutuhan efisiensi sumber daya dan penggelolaan limbah yang tepat dan meningkat karena kelangkaan bahan baku dan daerah TPA(tempat pembuangan ahkir). Dengan demikian pemerintah Jepang menganjurkan dan mempromosikan kegiatan yang berhubungan dengan daur ulang berbasis masyarakat.
Proyek Eco Town meliputi seluruh bagian timur wilayah Hibiki TPA di Jepang, pertama kali disetujui oleh Menteri Perdagangan Industri dan Industri (MITI) kemudian menjadi Kementerian Ekonomi Perdagangan dan Industri (METI) tahun 2001, METI mempromosikan proyek ini kepada pemerintah daerah dan menyediakan subsidi untuk membangun fasilitas daur ulang sampah berteknologi tinggi dan utuk upaya pemasaran diindustri lingkungan.
Seperti yang diungkapkan Ogata Humas Project Eco Town Center kepada 30 rombongan Jurnalis dari Surabaya,"Proyek Eco Town dilaksanakan pada tahun sejak tahun 2007 dengan nilai investasi sebesar 70.4 million Yen, dengan rincian 68% dana pemerintah dan 32 % Swasta, diantaranya 25 proyek industry dan 10 tempat penelitian dengan mengunakan kebijakan 3 R dari Reduce, Reuse dan Recycle, tujuan dari Kitakyusu Eco Town adalah mempromosikan nol emisi melalui reutilizing limbah dari satu industry sebagai bahan industry lain, serta memgembangkan dan mempromosikan lingkungan atau industry daur ulang,"jelasnya.
Masih menurut Ogata," Dalam mengembangkan Eco Town pemerintah Jepang mengunakan tiga strategi diantaranya melibatkan 3 pilar Akademisi, Manufacturing serta Comercial. Akademisi melalui Pendidikan dan Dasar Penelitian yang bertujuan untuk pengelolaan sampah dan teknologi pengendalian pencemaran dengan kerjasama industry, Akademisi dan pemerintah, Manufacturing melalui Praktik dan Teknologi dengan mengubah arah bisnis mereka dari industry berat untuk industry yang komplek untuk memecahkan masalah tanah yang tidak terpakai dan kapasitas produksi yang berlebihan dan Komersial melibatkan seluruh warga karena Eco Town Centre Kitakyushu adalah satu-satunya fasilitas umum dan tempat untuk berinteraksi dengan tidak hanya warga local tapi juga pengunjung daerah dan wisatawan luar luar negeri. Tujuannya adalah agar masyarakat memiliki lebih baik pemahaman tentang Eco Town,"sambungnya. (pan)
Comments
Post a Comment