Skip to main content

"Perubahan Berkelanjutan", Profil Utuh Capaian Gus Ipul

SURABAYA (Mediabidik) - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) meluncurkan buku berjudul "Perubahan Berkelanjutan, Gotong Royong Memakmurkan Jawa Timur", di Aula Adi Sukadana, Gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Rabu 20 Desember 2017.

Peluncuran buku kali ini diikuti ratusan mahasiswa serta civitas akademika Fisip Unair Surabaya, dan beberapa undangan. Tiga narasumber dihadirkan yakni Dr Falih Suaedi Dekan Fisip Unair; kemudian Dr Ahmad Rubaidi Dosen Ilmu Politik UINSA; serta Prof Dr Luthfiyah Nurlaela pengajar di Universitas Negeri Surabaya.

"Tidak ada bahasa panggung (politik) di buku ini. Saya melihat buku ini juga bukan sarana politik karena bahasannya lugas dan enak disertai data yang cukup lengkap," kata Falih Suaedi.

Dalam buku ini, Gus Ipul menunjukkan capaiannya selama 10 tahun bersama Gubernur Soekarwo membangun Jawa Timur. Beberapa kelemahan serta solusinya juga dipaparkan dengan runut dan jelas.

"Ini profil utuh capaian Gus Ipul. Yang saya suka dari Gus Ipul, dia ini mau belajar selama 10 tahun mendampingi Soekarwo tanpa ada sedikitpun konflik," kata Falih.

Gus Ipul menunjukkan birokrasi yang selama ini diterapkan adalah pamong praja yakni melayani dan bukan pangreh praja atau dilayani seperti yang banyak dilakukan para pejabat.

Pengajar ilmu politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, Dr Ahmad Rubaidi mengatakan buku setebal 165 halaman ini berisi refleksi nyata serta progres report Gus Ipul selama dua periode menjadi Wakil Gubernur Jawa Timur.

"Gus Ipul menyadari posisinya wakil tidak memiliki power yang kuat. Tapi di sini diulas gamblang capainnya dan ditulis tidak meledak-ledak. Data juga lengkap jadi ini sangat menarik," kata dia.

Dari sisi performa, Gus Ipul dinilai merupakan salah satu pejabat yang cenderung menampilkan kesederhanaan dan apa adanya. Jika mayoritas pejabat berbeda antara latar dan belakang panggung, namun tidak begitu dengan Gus Ipul.

"Di Buku ini, saya melihat Gus Ipul ini sederhana. Buku ini empirik, bahkan di kehidupan sehari-hari kalau kita lihat dia (Gus Ipul) ini kesukaannya memakai baju putih. Artinya baju putih kan tidak ada yang mahal," ujarnya.

Dari sisi pembangunan, buku ini juga mencoba membedah disparitas yang selama ini selalu terjadi di belahan dunia manapun, yakni disparitas parsial, disparitas pendapatan dan disparitas lintas sektoral.

Tidak hanya dibedah, buku ini juga menawarkan solusi jangka pendek, menengah dan panjang tentang upaya mengurangi disparitas yang saat ini masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah Jawa Timur.

Sementara itu Gus Ipul mengatakan bahwa buku yang diterbitkan Airlangga University Press ini berisi catatannya selama mendampingi Soekarwo. Buku tersebut berisi catatan yang kemudian ditulis dan disempurnakan untuk kemudian dibukukan.

"Buku ini ingin melihat mengaris bawahi pembangunan yang berlangsung. Ke depan pengen perubahan tapi berangkat dari prestasi yang diperoleh pemerintah sebelumnya. Maka perubahan yang akan datang bermodal dari kondisi hari ini," kata Gus Ipul.

Dalam buku ini, Gus Ipul ingin menunjukkan bahwa pembangunan di Jawa Timur harus ada perubahan. Apa yang sudah baik akan dilanjutkan dan yang kurang baik segera disempurnakan.

"Peruebahan itu harus dilakukan. Masyarakat saat ini sudah sangat cepat berubah, maka pemerintah dalam melayani masyarakat juga harus berubah lebih cepat. Dalam rangka melayani masyarakat inilah, maka pemerintah harus berubah, baik cara berfikir maupun teknologinya," ujarnya. (rofik)

Comments

Popular posts from this blog

Dalih Partisipasi Masyarakat, SMAN 8 Surabaya Wajibkan Siswa Bayar Uang Iuran Rp 1,5 Juta

Mediabidik.com - Berdalih iuran partisipasi masyarakat (PM), SMAN 8 Surabaya wajibkan siswa bayar uang iuran pembangunan sekolah sebesar Rp 1,5 juta. Jika tidak membayar siswa tidak dapat ikut ujian. Hal itu diungkapkan Mujib paman dari Farida Diah Anggraeni siswa kelas X IPS 3 SMAN 8 Jalan Iskandar Muda Surabaya mengatakan, ada ponakan sekolah di SMAN 8 Surabaya diminta bayar uang perbaikan sekolah Rp.1,5 juta. "Kalau gak bayar, tidak dapat ikut ulangan," ujar Mujib, kepada BIDIK. Jumat (3/1/2020). Mujib menambahkan, akhirnya terpaksa ortu nya pinjam uang tetangga 500 ribu, agar anaknya bisa ikut ujian. "Kasihan dia sudah tidak punya ayah, ibunya saudara saya, kerja sebagai pembantu rumah tangga. Tolong dibantu mas, agar uang bisa kembali,"ungkapnya. Perihal adanya penarikan uang iuran untuk pembangunan gedung sekolah, dibenarkan oleh Atika Fadhilah siswa kelas XI saat diwawancarai. "Benar, bilangnya wajib Rp 1,5 juta dan waktu terakh...

Tiga Alasan Kejaksaan Ajukan Kasasi Atas Vonis Bebas Eks Dirut PT DOK

SURABAYA (Mediabidik) – Kepala Seksi Pidana Khusus (Kasipidsus) Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya, Heru Kamarullah, secara tegas menyatakan pihaknya sudah menyatakan secara resmi, untuk mengajukan perlawanan terhadap vonis bebas yang dijatuhkan hakim Pengadilan Tipikor Surabaya terhadap Mantan Direktur Utama (Dirut) PT Dok dan Perkapalan Surabaya (DPS), Riry Syeried Jetta. "Perlawanan dalam bentuk upaya hukum kasasi tersebut sudah resmi kita dinyatakan ke Pengadilan pada Rabu (23/10/2019) lalu," terang Heru, Jumat (25/10/2019) Heru menambahkan, Kasasi atas putusan bebas tersebut dilakukan berdasarkan tiga pertimbangan sebagaimana diatur dalam pasal 253 Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Pertama, terkait peraturan hukum yang tidak diterapkan sebagaimana mestinya. Kedua, untuk menguji kinerja hakim dalam mengadili perkara telah sesuai dengan Undang-Undang apa tidak atau dalam istilah hukum disebut judex facti. Dan yang ketiga, untuk menguji batas kewenangan pe...

Komisi B Minta Pemprov serius sosialisasi dana pinjaman untuk pelaku UMKM

SURABAYA ( Media Bidik) - Jatim sangat apresiasi terhadap Pemprov yang mempunyai program membantu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jatim dengan menggelontorkan dana sebesar 400 Miliar di Bank UMKM guna memberikan bantuan kredit lunak kepada para pelaku UMKM di Jatim. Namun Chusainuddin,S.Sos Anggota Komisi B yang menangani tentang Perekonomian menilai Pemerintah provinsi masih kurang serius memberikan sosialisasi kepada masyarakat terutrama pelaku UMKM yang sebenarnya ada dana pinjaman lunak untuk mereka. " Ketika saya menjalankan Reses di Blitar,Kediri dan Tulungagung , banyak masyarakat sana tak mengetahui ada dana pinjaman lunak di Bank UMKM untuk para pelaku UMKM, karena sebenarnya jika Pemprov serius memberikan sosialisasi sampai ke tingkat desa,maka saya yakin masyarakat sangat senang sekali," ucap pria yang akrab dipanggil Gus Udin tersebut. Apalagi menyambut MEA, seharusnya pelaku UMKM sudah mengerti kalau ada dana pinjaman unt...